Tuan Sihubil adalah seorang tokoh dalam margaBatak Toba. Nama Tuan Sihubil tidak dipergunakan sebagai marga oleh keturunannya, tetapi sebagai nama persatuan marga. Keturunan Tuan Sihubil berasal dari daerah Balige, Toba.
Etimologi
Nama Tuan Sihubil dalam Bahasa Batak Toba secara harfiah merujuk kepada kata tuan, si, dan hubil yang memiliki arti sebagai seorang yang menguliti. Hal tersebut mengacu kepada:
Kata tuan dalam bahasa Batak Toba memiliki arti sebagai gelar nama,
Kata si dalam Bahasa Batak Toba merupakan prefiks yang dipakai sebagai penunjuk nama,
Kata hubil dalam Bahasa Batak Toba memiliki arti menguliti atau melepaskan kulit luar.
Menurut silsilah garis keturunan Suku Batak (tarombo), Tuan Sihubil adalah generasi keenam dari Siraja Batak dan anak pertama (sulung) dari Sibagot ni Pohan.
Keturunan Tuan Sihubil memiliki hubungan erat dengan memegang teguh ikatan persaudaraan untuk tidak menikah antar satu dengan yang lain.
Tuan Sihubil menikah dengan br. Borbor, oleh sebab itu Hulahula (mataniari binsar) dari seluruh marga keturunan Tuan Sihubil adalah marga Borbor.
Anak Angkat Raja Bungabunga / Raja Parmahan Silalahi
Menurut kisah yang diceritakan turun-temurun (turiturian) dari keturunan Tuan Sihubil dan Marga Silalahi yang bermukim di Balige terjadi suatu kisah yang menyebabkan Tuan Sihubil memiliki anak angkat yaitu Raja Bungabunga / Raja Parmahan Silalahi. Adapun kisah tersebut adalah ketika ayah Tuan Sihubil, Sibagot ni Pohan masih hidup, musim kemarau yang sangat dahsyat menghampiri kampung halamannya di Balige, segala upaya telah dilakukan oleh Sibagot ni Pohan untuk mendatangkan hujan namun tidak ada yang berhasil. Setelah mencari petuah kepada seorang yang sakti, Sibagot ni Pohan mengetahui alasan bahwa petaka tersebut akibat kesedihan ketiga adiknya (Sipaettua, Siraja Oloan, dan Silahisabungan) yang sakit hati terhadap sikap Sibagot ni Pohan sehingga menyebabkan mereka pergi dari Balige dan membuka kampung halaman yang baru. Oleh sebab itu satu-satunya syarat agar hujan kembali membasahi Balige adalah mendatangkan ketiga adik Sibagot ni Pohan kembali ke Balige.
Dalam upaya mendatangkan kembali ketiga saudaranya kembali ke Balige, Keempat anak Sibagot ni Pohan berhasil membujuk Sipaettua dari Laguboti dan Siraja Oloan dari Bakkara. Namun Silahisabungan enggan meninggalkan kampung barunya di SIlalahi Nabolak oleh karena dia telah membuat sumpah tidak akan kembali ke Balige dan bertemu dengan SIbagot ni Pohan oleh karena sakit hatinya. Setelah berbagai upaya membujuk Silahisabungan tidak berhasil, Tuan Sihubil akhirnya mengambil inisiatif untuk mencuri tiga cucu Silahisabungan (Togu Raja, Lonsing Raja, dan Raja Bungabunga) dan membawanya ke Balige sebagai perwakilan dari Silahisabungan Sendiri. Namun di perjalanan Togu Raja dan Lonsing Raja berhasil menyelamatkan diri sehingga hanya Raja Bungabunga yang berhasil dibawa ke Balige. Kehadiran Raja Bungabunga ke Balige berhasil menurunkan hujan di daerah itu, di mana Silahisabungan menyusul kesana untuk menyelamatkan cucunya. Pada akhirnya Sibagot ni Pohan dan Silahisabungan saling meminta maaf dan kembali berdamai, dan sebagai janji (padan), Silahisabungan memperkenankan Raja Bungabunga diangkat sebagai anak Angkat Tuan Sihubil dan tinggal di Balige sebagai peringatan perdamaian tersebut. Raja Bungabunga kemudian diberikan gelar Raja Parmahan oleh Tuan Sihubil dan mengusahakan sebagian tanah di Balige; kelak keturunan Raja Bungabunga/Raja Parmahan memakai marga Silalahi, hal inilah yang menyebabkan mengapa ada tanah ulayat marga ulayat marga Silalahi di kawasan Toba Holbung, tepatnya Balige.