Sekretaris Jenderal PBB adalah ketua SekretariatPBB, yang menjalankan fungsi administratif dari PBB. Menurut Piagam PBB, Sekretaris Jenderal diangkat oleh Sidang Umum berdasarkan rekomendasi Dewan Keamanan. Kualifikasi, proses, dan masa jabatannya tidak ditetapkan dan berlangsung berdasarkan tradisi yang berlangsung saja.[1] Sekjen PBB saat ini adalah António Guterres yang diangkat pada 1 Januari2017.
Pemilihan dan masa jabatan
Sekretaris Jenderal diangkat oleh Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan. Karena rekomendasi harus datang dari Dewan Keamanan, salah satu dari lima anggota tetap dewan dapat memveto nominasi. Kebanyakan sekretaris jenderal adalah kandidat kompromi dari kekuatan menengah dan memiliki sedikit ketenaran sebelumnya.
Kualifikasi atas jabatan ini hanya ditetapkan melalui preseden atas seleksi-seleksi sebelumnya, kualifikasi paling umum adalah bukan Warga Negara dari 5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB.[2] Melalui Resolusi Majelis Umum 51/241 tahun 1997, penunjukkan kandidat perlu memperhatikan rotasi region asal negara dan kesetaraan gender,[3] meski belum ada perempuan yang menjadi Sekretaris Jenderal. Semua orang yang ditunjuk sampai saat ini adalah diplomat karir.[4]
Durasi masa jabatan tidak ditentukan, tetapi semua sekretaris jenderal sejak tahun 1971 telah ditunjuk untuk masa jabatan lima tahun. Setiap sekretaris jenderal sejak tahun 1961 telah dipilih kembali untuk masa jabatan kedua, kecuali Boutros Boutros-Ghali, yang diveto oleh Amerika Serikat dalam pemilihan tahun 1996 untuk masa keduanya. Ada batas masa jabatan dua periode penuh, yang ditetapkan ketika China, dalam pemilihan 1981, membuat rekor 16 veto terhadap masa jabatan ketiga untuk Kurt Waldheim, sejak itu tidak ada sekretaris jenderal yang berusaha maju untuk masa jabatan ketiga.
Proses seleksi tidak jelas dan sering dibandingkan dengan konklaf kepausan.[5] Sejak 1981, Dewan Keamanan melakukan pemungutan suara secara rahasia dalam serangkaian jajak pendapat; kemudian mengajukan calon pemenang ke Majelis Umum untuk diratifikasi. Tidak ada calon yang pernah ditolak oleh Majelis Umum, dan hanya sekali, pada tahun 1950, seorang calon dipilih meskipun ada hak veto DK PBB.
Pada 2016, Majelis Umum dan Dewan Keamanan mencari nominasi dan melakukan debat publik untuk pertama kalinya. Namun, Dewan Keamanan memberikan suara secara tertutup dan mengikuti proses yang sama seperti pemilihan sebelumnya, membuat Majelis Umum merasa bahwa hal tersebut "tidak memenuhi harapan anggota dan standar baru keterbukaan dan transparansi".
Tugas dan kewenangan
"I am a cheerleader, I am a promoter, I am a salesman, I am a debt collector, I am a father confessor and there are other aspects I still have to discover" kata Kofi Annan ketika memulai jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal.
Peran sekretaris jenderal digambarkan sebagai perpaduan fungsi dan tanggung jawab advokat, diplomat, pegawai negeri, dan CEO.[6]Piagam PBB menunjuk sekretaris jenderal sebagai "Kepala Administrasi" PBB dan memungkinkan mereka untuk melakukan "fungsi lain seperti yang dipercayakan" oleh organ-organ PBB lainnya.
Piagam juga memberi wewenang kepada sekretaris jenderal untuk menginformasikan Dewan Keamanan tentang "setiap masalah yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional". Ketentuan ini telah ditafsirkan sebagai pemberikan kelonggaran yang luas bagi pemegang jabatan untuk menjalankan berbagai peran yang sesuai dengan preferensi, keahlian, atau keadaan mereka.
Tugas rutin sekretaris jenderal diantaranya:
mengawasi kegiatan dan pekerjaan sekretariat;
menghadiri sesi dengan organ-organ PBB;
berkonsultasi dengan para pemimpin dunia, pejabat pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya; dan
berkeliling dunia untuk terlibat dalam memberikan perhatian pada isu-isu internasional tertentu.
Sekretaris Jenderal menerbitkan laporan tahunan tentang pekerjaan PBB, yang mencakup penilaian kegiatannya dan garis besar prioritas masa depan. Sekjen juga merupakan ketua dari United Nations System Chief Executives Board for Coordination (CEB), sebuah badan yang terdiri dari kepala semua dana, program dan badan khusus PBB, yang bertemu dua kali setahun untuk membahas masalah substantif dan manajemen yang dihadapi Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa
Sekretaris Jenderal PBB yang paling dikenal publik Indonesia adalah Kofi Annan dari Ghana yang memulai jabatannya pada 1 Januari1997 dan untuk masa bakti keduanya pada 1 Januari2002. Ia adalah orang kulit hitam pertama yang menjadi Sekjen PBB, dan orang Afrika kedua setelah Boutros Boutros-Ghali dari Mesir.
Pengganti Annan adalah Ban Ki-moon, mantan Mentri Luar Negeri Korea Selatan, yang memulai jabatan pada 1 Januari 2007 dan periode keduanya pada 1 Januari 2012. Beliau adalah orang Asia Timur pertama yang menjabat Sekjen PBB dan orang Asia kedua setelah U Thant dari Myanmar. Mantan Sekjen Javier Pérez de Cuéllar dari Peru adalah satu-satunya Sekjen dari Amerika yang pernah menjabat. Dari 9 Sekjen PBB, 4 berasal dari Eropa Barat.