Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (bahasa Inggris: United Nations Environment Programme, UNEP) berperan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas alam sekitar Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan membantu negara-negara berkembang melaksanakan kebijakan mengenai alam dan menggalakkan sustainable development di dunia. Organisasi ini didirikan setelah United Nations Conference on the Human Environment pada Juni 1972 dan bermarkas di Nairobi, Kenya. UNEP juga memiliki enam kantor regional. Misi UNEP adalah “melengkapi kepemimpinan dan mendorong hubungankerjasama dalam kepedulian terhadap lingkungan melalui pembentukan inspirasi, pemberian informasi yang memungkinkan rakyat dan bangsa untuk memperbaiki kualitas hidup mereka tanpa membahayakan generasi penerus bangsa”. UNEP terdiri dari beberapa divisi, termasuk Divisi Teknologi, Industri danEkonomi (DTIE). SejarahPada tahun 1970-an, kebutuhan akan tata kelola lingkungan pada tingkat global tidak diterima secara universal, terutama oleh negara-negara berkembang. Beberapa berpendapat bahwa masalah lingkungan bukanlah prioritas bagi negara-negara miskin. Kepemimpinan diplomat Kanada Maurice Strong meyakinkan banyak pemerintah negara berkembang bahwa mereka perlu memprioritaskan masalah ini. Dalam kata-kata Adebayo Adedeji, seorang profesor asal Nigeria: "Mr. Strong, melalui ketulusan advokasinya, segera memperjelas bahwa kita semua, terlepas dari tahap perkembangan kita, memiliki kepentingan besar dalam masalah ini."[1] Setelah mengembangkan organisasi seperti Organisasi Perburuhan Internasional, Organisasi Pangan dan Pertanian dan Organisasi Kesehatan Dunia, Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972 (Konferensi Stockholm ) diselenggarakan. Dalam konferensi ini dibahas berbagai topik seperti polusi, kehidupan laut, perlindungan sumber daya, perubahan lingkungan, dan bencana yang berkaitan dengan perubahan alam dan biologis. Konferensi ini menghasilkan Deklarasi tentang Lingkungan Manusia (Deklarasi Stockholm) dan pembentukan badan pengelola lingkungan yang kemudian diberi nama United Nations Environment Programme (UNEP). UNEP didirikan berdasarkan Majelis Umum Resolusi 2997.[2] Kantor pusat didirikan di Nairobi, Kenya, dengan memperkerjakan 300 staf, termasuk 100 profesional di berbagai bidang, dan dengan dana lima tahun lebih dari US$100 juta. Pada saat itu, US$40 juta dijanjikan oleh Amerika Serikat dan sisanya oleh 50 negara lain. The 'Voluntary Indicative Scale of Contribution' yang dibentuk pada tahun 2002 berperan untuk meningkatkan pendukung UNEP.[3] Keuangan yang terkait dengan semua program UNEP disumbangkan secara sukarela oleh Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dana Lingkungan, yang diinvestasikan oleh semua negara UNEP, adalah sumber utama program UNEP. Antara tahun 1974 dan 1986 UNEP menghasilkan lebih dari 200 pedoman teknis atau manual tentang lingkungan termasuk pengelolaan hutan dan air, pengendalian hama, pemantauan polusi, hubungan antara penggunaan bahan kimia dan kesehatan, dan pengelolaan industri.[4] Tata KelolaDirektur eksekutifPada bulan Desember 1972, Majelis Umum PBB dengan suara bulat memilih Maurice Strong sebagai kepala pertama Lingkungan PBB. Ia juga menjadi sekretaris jenderal Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972 dan KTT Bumi (1992). Posisi tersebut kemudian dipegang selama 17 tahun (1975–1992) oleh Mostafa Kamal Tolba, yang berperan penting dalam membawa pertimbangan lingkungan ke garis depan pemikiran dan tindakan global. Di bawah kepemimpinannya, keberhasilan Lingkungan PBB yang paling banyak diakui—perjanjian bersejarah tahun 1987 untuk melindungi Lapisan ozon—Protokol Montreal dinegosiasikan. Kemduian ia digantikan oleh Elizabeth Dowdeswell (1992–1998), Klaus Töpfer (1998–2006), Achim Steiner (2006–2016), dan Erik Solheim (2016– 2018). Penjabat direktur eksekutif UNEP, Joyce Msuya, mulai menjabat pada November 2018 setelah pengunduran diri Erik Solheim. Sebelum penunjukan itu, dia adalah wakil direktur eksekutif UNEP.[5] Inger Andersen diangkat sebagai direktur eksekutif UNEP oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada Februari 2019.[6] Daftar direktur eksekutif
Majelis LingkunganMajelis Lingkungan PBB adalah badan pengelola UNEP. Dibuat pada tahun 2012 untuk menggantikan Dewan Pengurus, saat ini memiliki 193 anggota dan bertemu setiap dua tahun.[8][9] StrukturStruktur UNEP mencakup delapan divisi:[10]
AktivitasKegiatan utama UNEP terkait dengan:
Referensi
Pranala luar
|