Piala Dunia FIFA 1990 (bahasa Italia: Campionato mondiale di calcio 1990) dilangsungkan di Italia. Semangat permainan bertahan ala tuan rumah yang dikenal dengan sebutan cattenaccio seolah memengaruhi penampilan hampir ke-24 tim finalis.
Sebelum dimulai, "Italia 90" diprediksi bakal menjadi turnamen besar. Enam juara dunia seperti Italia, Argentina, Brasil, Jerman Barat, Uruguay dan Inggris ikut ambil bagian. Turnamen ini dimenangkan oleh Jerman Barat untuk ketiga kalinya. Mereka mengalahkan juara bertahan Argentina 1-0 di Stadio Olimpico di Roma, pertandingan ulang dari final empat tahun sebelumnya. Italia finis ketiga dan Inggris keempat, setelah keduanya kalah di semifinal dalam adu penalti. Turnamen ini menjadi turnamen terakhir yang menampilkan tim dari Jerman Barat, dan negara tersebut bersatu kembali dengan Jerman Timur beberapa bulan kemudian pada bulan Oktober. Kosta Rika, Irlandia dan Uni Emirat Arab menjalani debut mereka di Piala Dunia kali ini. Timnas Kamerun membuat kejutan besar saat mereka menjadi tim Afrika pertama yang mencapai babak perempat final Piala Dunia. Bola pertandingan resmi yang dipakai adalah Adidas Etrusco Unico.
Piala Dunia 1990 secara luas dianggap sebagai salah satu Piala Dunia terburuk sepanjang sejarah.[1][2] Piala Dunia kali ini hanya menghasilkan rata-rata 2,21 gol per pertandingan – rekor terendah yang masih bertahan[3] – dan rekor 16 kartu merah, termasuk kartu merah pertama di final. Turnamen ini juga mempunyai pengaruh jangka panjang yang signifikan terhadap aturan permainan secara keseluruhan. Di Inggris, keberhasilan tim dalam turnamen ini menyebabkan kebangkitan kembali kompetisi Liga Inggris, yang sempat menurun akibat kekerasan di lapangan serta hooliganisme oleh penonton sepanjang tahun 1980-an. Pada turnamen ini juga terdapat pengenalan untuk membentangkan Bendera Fair Play sebelum pertandingan (kemudian bertuliskan "Fair Play Please") untuk mendorong semangat fair play. Taktik yang terlalu defensif di banyak tim menyebabkan diperkenalkannya aturan back-pass pada tahun 1992 dan tiga poin untuk sebuah kemenangan. Dua aturan ini kemudian mendorong permainan menyerang serta meningkatkan minat penonton terhadap olahraga tersebut.
Lagu resmi turnamen World Cup 1990 ini berjudul To Be Number One yang dibawakan penyanyi asal Italia Edoardo Bennato dan Gianna Nannini.[4] Di Indonesia, Piala Dunia 1990 disirakan secara langsung oleh TVRI.
Pertandingan
Pada penyisihan grup, satu-satunya hasil mengesankan justru dibuat Kamerun. Dimotori oleh Roger Milla, Kamerun mengalahkan juara bertahan Argentina 1-0 di pertandingan pembukaan dan Rumania 2-1 meski kalah 0-4 dari Uni Soviet. Di babak kedua, Milla melesakkan dua gol untuk menyingkirkan Kolombia 2-1. Langkah Kamerun baru terhenti di perempat final (2-3) oleh Inggris. Pada putaran pertama, Jerman Barat menjadi pemimpin grup D setelah menundukkan Yugoslavia 4-1, Uni Emirat Arab 5-1, serta imbang 1-1 dengan Kolombia. Pada putaran kedua, Belanda ditundukkan 2-1 sebelum mengalahkan Cekoslovakia 1-0 di perempat final.
Memasuki putaran kedua, pertandingan mulai membosankan. Dari delapan partai, tiga di antaranya harus dilalui dengan perpanjangan waktu, Kamerun versus Kolombia 2-1, Spanyol melawan Yugoslaviaoslavia 1-2, dan Inggris menghadapi Belgia 1-0. Satu pertandingan harus berakhir dengan penalti, Irlandia melawan Rumania 5-4 (0-0). Adu penalti juga kemudian terjadi di dua pertandingan Semifinal.
Partai semifinal Inggris-Jerman Barat di Stadion Delle Alpi, Turin, dibuka dengan gol Andreas Brehme pada menit ke-60. Gary Lineker menyamakan kedudukan sepuluh menit menjelang pertandingan usai. Perpanjangan waktu tak mengubah hasil. Saat adu tendangan penaltiStuart Pearce dan Chris Waddle gagal mengeksekusi penalti. Jerman Barat sekali lagi lolos dari Semifinal berkat adu penalti, seperti Piala Dunia 1982 di Spanyol saat mengalahkan Prancis. Jerman Barat menang adu penalti dengan Inggris 4-3.
Semifinal lainnya mempertemukan tuan rumah Italia dan Argentina di Stadion San Polo, Naples, kota yang penduduknya justru mendukung Argentina dan bukan Italia. Italia lebih dulu unggul lewat Salvatore "Toto" Schillaci. Diego Maradona yang kala itu menjadi bintang pujaan Napoli tampil menawan dan memberikan umpan matang bagi Claudio Cannigia untuk menyamakan kedudukan. Dalam adu penalti. Kiper Argentina, Sergio Goycochea, menjadi pahlawan dengan menggagalkan penalti Roberto Donadoni dan Aldo Serena. Fakta yang menjadi tragedi bagi seluruh pendukung Italia.
Partai final, 8 Juli1990 di Stadion Olimpico, Roma, mungkin menjadi partai final yang tidak menarik. Sebanyak 73.603 penonton yang hadir hanya menyaksikan satu gol, itu pun kembali ditentukan dari titik penalti.
Argentina, yang hanya mengandalkan Maradona, tak bisa berbuat banyak saat wasit Edgardo Codesal Mendez asal Meksiko menunjuk titik putih. Brehme, yang menjadi eksekutor, dengan dingin menaklukkan Goycochea hanya lima menit menjelang pertandingan usai.
Tim Panser pun menyamai rekor Italia dan Brasil sebagai juara dunia yang ketiga kalinya.
Dua pertandingan —Brasil vs Argentina dan Italia vs Uruguay— mempertemukan negara-negara mantan juara satu sama lain dan Jerman Barat bertemu Belanda dalam pertandingan ulang Final Piala Dunia 1974. Pertandingan yang mempertemukan tim Amerika Selatan ini dimenangkan oleh Argentina melalui gol Claudio Caniggia saat laga tersisa 10 menit setelah Diego Maradona melewati pertahanan Brazil sebelum memberikan umpan ke Cannigia. Belakangan terungkap bahwa gelandang Brazil, Branco telah ditawari air yang diberi obat penenang oleh Maradona dan Ricardo Giusti selama jeda, untuk memperlambatnya di babak kedua. Pada awalnya publik tidak memercayai hal ini, namun Branco terbukti benar setelah bertahun-tahun kemudian, ketika Maradona mengakui kejadian tersebut di sebuah acara TV di Argentina. Tuan rumah Italia mengalahkan Uruguay 2-0, berkat gol Schillaci dan Aldo Serena.
Pertandingan antara Jerman Barat dan Belanda diadakan di Milan, dimana kedua tim menurunkan pemain dari dua klub Milan. Jerman menurunkan trio Inter Milan (Andreas Brehme, Lothar Matthäus dan Jürgen Klinsmann) dan Belanda mengandalkan trio AC Milan (Marco van Basten, Ruud Gullit dan Frank Rijkaard). Setelah 22 menit, Rudi Völler dan Rijkaard dikeluarkan dari lapangan setelah sejumlah insiden antara kedua pemain, termasuk saat Rijkaard meludahi Völler. Saat para pemain keluar lapangan bersama-sama, Rijkaard meludahi Völler untuk kedua kalinya. Di awal babak kedua, Klinsmann membuat Jerman Barat unggul dan Andreas Brehme menambahkan gol kedua saat waktu tersisa delapan menit. Penalti Ronald Koeman untuk Belanda pada menit ke-89 memperkecil skor menjadi 2-1, namun Jerman Barat akhirnya menang dan dapat membalas dendam atas tersingkirnya mereka dari Belanda di Kejuaraan Eropa dua tahun sebelumnya.
Sementara itu, di laga Kamerun versus Kolombia, Roger Milla dimasukkan sebagai pemain pengganti di babak kedua saat kedudukan masih 0-0. Milla akhirnya memecah kebuntuan di pertengahan perpanjangan waktu. Tiga menit kemudian, ia kembali mencetak gol kedua setelah kiper Kolombia, René Higuita membuat blunder yang dimanfaatkan oleh Milla yang mencetak gol ke gawang yang sudah kosong. Meskipun Kolombia mencetak gol balasan menjadi 2-1, Kamerun berhasil menjadi tim Afrika pertama yang mencapai perempat final Piala Dunia. Kosta Rika dikalahkan 4-1 oleh Cekoslowakia, di mana Tomáš Skuhravý mencetak hat-trick kedua dan terakhir turnamen tersebut.
Pertandingan Republik Irlandia dengan Rumania tetap tanpa gol setelah perpanjangan waktu dan tim Irlandia menang 5–4 melalui adu penalti. David O'Leary mengonversi penalti yang memastikan tempat Irlandia di perempat final. Irlandia kemudian menjadi tim pertama sejak Swedia pada tahun 1938 yang mencapai babak perempat final turnamen final Piala Dunia tanpa memenangkan satu pertandingan pun. Yugoslavia mengalahkan Spanyol 2-1 setelah perpanjangan waktu, lewat dua gol Dragan Stojković. Inggris menjadi tim terakhir yang lolos setelah mengalahkan Belgia, ketika tendangan voli dari gelandang David Platt memecah kebuntuan saat pertandingan tinggal beberapa saat lagi menuju adu penalti.
Pertandingan pertama dari babak 8 besar mempertemukan Argentina dan tim Yugoslavia, yang bermain dengan 10 pemain ketika pertandingan baru berjalan setengah jam. Hingga perpanjangan waktu, skor tetap imbang tanpa gol. Sang juara bertahan mencapai semifinal setelah memenangkan adu penalti 3-2, meskipun penalti Maradona berhasil diselamatkan. Kegagalan algojo kedua Argentina (oleh Pedro Troglio) tampaknya telah membuat mereka di posisi kritis sampai kiper Sergio Goycochea – bermain karena kiper utama Nery Pumpido mengalami patah kaki selama babak penyisihan grup – menyelamatkan timnya dengan menghentikan dua tendangan penalti terakhir Yugoslavia.
Perjalanan Irlandia di Piala Dunia berakhir oleh satu gol dari Schillaci di paruh pertama saat mereka bertemu tuan rumah Italia. Tim Irlandia menjadi tim yang melaju paling jauh di Piala Dunia tanpa memenangkan satu pertandingan pun. Jerman Barat mengalahkan Cekoslowakia melalui penalti Lothar Matthäus pada menit ke-25.
Perempat final antara Inggris dan Kamerun merupakan satu-satunya perempat final yang menghasilkan lebih dari satu gol. Meski Kamerun tampil heroik di awal turnamen, David Platt membawa Inggris unggul pada menit ke-25. Pada paruh babak pertama, Milla dimasukkan. Di babak kedua, permainan berubah drastis selama lima menit: Kamerun mendapat hadiah penalti dan Emmanuel Kunde mencetak gol penyeimbang; lalu pada menit ke-65 Eugene Ekeke membawa Kamerun unggul. Ketika pertandingan tinggal delapan menit lagi, Inggris mendapatkan hadiah penalti dan Gary Lineker sukses menyamakan kedudukan. Di pertengahan perpanjangan waktu, Inggris mendapat hadiah penalti lagi dan Lineker kembali mencetak gol. Inggris lolos ke semifinal untuk pertama kalinya sejak 1966.
Inilah Piala Dunia yang paling minim gol, tetapi dengan kartu merah paling banyak. Hanya 115 gol tercipta dalam 52 pertandingan atau rata-rata 2,21 per pertandingan. Sedangkan wasit mengeluarkan 16 kartu merah dan 164 kartu kuning atau rata-rata 3,46 per pertandingan. Sebuah rekor lain.
Lain-Lain
Argentina sendiri juga punya catatan unik. Tim Tango lolos sampai ke final meski hanya dua kali menang dan total hanya melesakkan lima gol. Catatan lain, tak satu pun dari gol itu dibuat Maradona.
Salvatore Schillaci menjadi top scorer turnamen dengan enam gol dan sekaligus pemain terbaik.
^"World Cup 1990". ESPN Soccernet. 9 November 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 October 2012. Diakses tanggal 11 August 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)