Artikel ini mendokumentasikan suatu wabah penyakit terkini. Informasi mengenai hal itu dapat berubah dengan cepat jika informasi lebih lanjut tersedia; laporan berita dan sumber-sumber primer lainnya mungkin tidak bisa diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini mengenai wabah penyakit ini untuk semua bidang.
Pandemi COVID-19 di Sumatera Barat pertama kali dikonfirmasi pada 26 Maret 2020 di Bukittinggi. Pada 27 Mei 2020, seluruh kabupaten dan kota telah melaporkan melaporkan kasus positif COVID-19. Hingga 17 Januari 2021, terdapat 25.577 kasus positif COVID-19, dengan rincian 1.695 kasus sedang dirawat, 23.315 kasus dinyatakan sembuh, dan 567 kasus lainnya meninggal (tingkat kematian 2.22%).
Guna memutus mata rantai penularan COVID-19, pemerintah setempat melakukan penelusuran kontak dan pengujian secara masif berkerja sama dengan Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Veteriner Bukittinggi di bawah pimpinan Andani Eka Putra.[1][2] Gubernur Irwan Prayitno memberikan kepercayaan kepada kalangan ilmiah dalam pengendalian COVID-19.[3][4][5] Sejak awal, laboratorium daerah ini telah menjalankan pengujian dengan sampel polymerase chain reaction (PCR) alih-alih uji diagnostik cepat.[6][7][8] Hingga 17 Januari, 336.909 orang telah diuji dengan tingkat keterjangkitan sebesar 7.59%.
Saat banyak provinsi masih berkutat pada pemeriksaan pasien dalam pengawasan (PDP), Sumatera Barat telah meningkatkan deteksi terhadap orang tanpa gejala (OTG). Persentase pasien positif COVID-19 di Sumatera Barat hanya sebagian kecil dari PDP, selebihnya dari orang tanpa gejala (OTG).[7][8] Pasien ditangani secara sistematis sehingga tidak menumpuk di rawat di rumah sakit. Hingga 6 Juni, persentase pasien positif yang dirawat di RS daerah ini hanya sebesar 16%, sementara persentase nasional mencapai 66%.[7]
Kronologi
Temuan awal kasus COVID-19 terkonfirmasi di Sumatera Barat pada 26 Maret yang menjangkiti seorang warga Kota Bukittinggi. Pasien dirawat di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi. Pasien diduga tertular dari suaminya yang baru pulang dari Malaysia.[9] Awalnya, sang suami masih dalam keadaan sehat. Setelah beberapa hari, akhirnya sang suami diperiksa dan ternyata positif, menjadi pasien ke-13.[10] Pada 25 April, pasien pasutri ini diumumkan sembuh.[11]
216 kasus positif, 150 kasus sembuh, 4 kasus meninggal
Padang (130), Pariaman (12), Pasaman Barat (12), Bukittinggi (11), Mentawai (8), Kota Solok (6), Agam (5), Lima Puluh Kota (5), Tanah Datar (5), Padang Pariaman (4), Sijunjung (4), Payakumbuh (3), Pesisir Selatan (3), Dharmasraya (2), Padang Panjang (2), Pasaman (2), Solok Selatan (2)
203 kasus positif, 142 kasus sembuh, 2 kasus meninggal
Padang (130), Bukittingi (16), Pariaman (14), Sawahlunto (11), Agam (8), Sijunjung (8), Kota Solok (4), Solok Selatan (3), Dharmasraya (1), Lima Puluh Kota (1), Padang Panjang (1), Padang Pariaman (1), Pasaman (1), Pasaman Barat (1), Pesisir Selatan (1), Kabupaten Solok (1), Tanah Datar (1)
Bukittinggi (32), Agam (27), Padang (27), Pesisir Selatan (21), Lima Puluh Kota (13), Payakumbuh (10), Pariaman (5), Tanah Datar (5), Mentawai (1), Padang Pariaman (1)
243 kasus positif, 134 kasus sembuh, 6 kasus meninggal
Padang (118), Pesisir Selatan (25), Agam (18), Pariaman (14), Tanah Datar (11), Dharmasraya (10), Lima Puluh Kota (10), Padang Panjang (8), Sijunjung (8), Kabupaten Solok (5), Payakumbuh (4), Bukittinggi (3), Padang Pariaman (2), Pasaman (2), Pasaman Barat (2), Sawahlunto (2), Solok Selatan (1)
Padang (34), Bukittinggi (37), Sijunjung (11), Padang Panjang (8), Pariaman (7), Kota Solok (2), Agam (1), Dharmasraya (1), Pesisir Selatan (1), Kabupaten Solok (1), Tanah Datar (1)
Padang (2), Bukittinggi (1), Pariaman (1), Pesisir Selatan (1), Kota Solok (1)
341 kasus positif, 207 kasus sembuh, 3 kasus meninggal
Padang (229), Agam (28), Sijunjung (21), Dharmasraya (13), Kota Solok (9), Padang Pariaman (8), Padang Panjang (7), Solok Selatan (7), Tanah Datar (6), Mentawau (4), Pariaman (3), Payakumbuh (2), Pesisir Selatan (2), Bukittinggi (1), Lima Puluh Kota (1)
Padang (143), Padang Pariaman (27), Agam (12), Padang Panjang (6), Pesisir Selatan (3), Sawahlunto (3), Solok Selatan (3), Pasaman Barat (2), Dharmasraya (1), Lima Puluh Kota (1), Pariaman (1), Kabupaten Solok (1), Tanah Datar (1)
175 kasus positif, 112 kasus sembuh, 1 kasus meninggal
Padang (124), Pasaman Barat (10), Padang Pariaman (7), Pasaman (5), Kota Solok (4), Solok Selatan (4), Mentawai (3), Pariaman (3), Pesisir Selatan (3), Padang Panjang (2), Payakumbuh (2), Sijunjung (2), Agam (1), Bukittinggi (1), Dharmasraya (1), Lima Puluh Kota (1), Sawahlunto (1), Kabupaten Solok (1)
Padang (94), Agam (5), Pesisir Selatan (5), Mentawai (4), Solok Selatan (2), Pariaman (1), Tanah Datar (1)
177 kasus positif, 90 kasus sembuh, 2 kasus meninggal
Padang (152), Bukittinggi (10), Agam (3), Payakumbuh (3), Sijunjung (3), Lima Puluh Kota (1), Mentawai (1), Padang Panjang (1), Padang Pariaman (1), Pesisir Selatan (1), Tanah Datar (1)
357 kasus positif, 124 kasus sembuh, 2 kasus meninggal
Padang (291), Pasaman (17), Bukittinggi (16), Padang Pariaman (11), Agam (6), Lima Puluh Kota (6), Payakumbuh (3), Tanah Datar (2), Padang Panjang (1), Pariaman (1), Pesisir Selatan (1), Kota Solok (1), Kabupaten Solok (1)
Padang (55), Agam (41), Pesisir Selatan (5), Kota Solok (5), Pariaman (4), Sijunjung (4), Kabupaten Solok (4), Bukittinggi (2), Dharmasraya (1)
388 kasus positif, 256 kasus sembuh, 2 kasus meninggal
Padang (240), Agam (33), Padang Pariaman (20), Pesisir Selatan (20), Pasaman (10), Dharmasraya (9), Payakumbuh (9), Kota Solok (8), Bukittinggi (7), Pariaman (7), Kabupaten Solok (7), Tanah Datar (6), Sijunjung (5), Lima Puluh Kota (3), Padang Panjang (2), Mentawai (1), Solok Selatan (1)
Padang (159), Bukittinggi (44), Agam (26), Pasaman (7), Sawahlunto (5), Dharmasraya (3), Payakumbuh (3), Lima Puluh Kota (2), Mentawai (2), Pariaman (2), Tanah Datar (2), Solok Selatan (1)
277 kasus positif, 107 kasus sembuh, 3 kasus meninggal
Padang (166), Agam (36), Payakumbuh (18), Pesisir Selatan (13), Bukittinggi (11), Sijunjung (11), Tanah Datar (7), Lima Puluh Kota (5), Padang Pariaman (4), Pasaman Barat (2), Sawahlunto (2), Pariaman (1), Solok Selatan (1)
Padang (66), Sijunjung (16), Pasaman Barat (9), Dharmasraya (8), Kota Solok (3), Agam (1)Bukittinggi (1), Lima Puluh Kota (1), Pesisir Selatan (1), Kabupaten Solok (1)
243 kasus positif, 170 kasus sembuh, 3 kasus meninggal
Padang (146), Padang Panjang (25), Agam (13), Solok Selatan (10), Kabupaten Solok (9), Padang Pariaman (8), Dharmasraya (7), Lima Puluh Kota (7), Mentawai (4), Pasaman Barat (4), Kota Solok (3), Pariaman (2), Pasaman (2), Tanah Datar (2), Pesisir Selatan (1)
Padang (103), Padang Pariaman (24), Agam (14), Kabuoaten Solok (10), Padang Panjang (8), Lima Puluh Kota (2), Solok Selatan (2), Tanah Datar (2), Bukittinggi (1), Dharmasrata (1), Pasaman Barat (1), Pesisir Selatan (1), Kota Solok (1)
170 kasus positif, 110 kasus sembuh, 2 kasus meninggal
Padang (113), Agam (21), Solok Selatan (9), Payakumbuh (8), Bukittinggi (5), Lima Puluh Kota (4), Padang Pariaman (4), Tanah Datar (4), Mentawai (2)
Padang (54), Agam (19), Padang Pariaman (17), Sawahlunto (9), Tanah Datar (4), Dharmasraya (2), Lima Puluh Kota (2), Pasaman Barat (1), Sijunjung (1), Kabupaten Solok (1)
283 kasus positif, 267 kasus sembuh, 8 kasus meninggal
Padang (190), Bukittinggi (22), Agam (20), Padang Pariaman (20), Tanah Datar (9), Payakumbuh (7), Lima Puluh Kota (5), Kabupaten Solok (4), Pasaman (2), Kota Solok (2), Mentawai (1), Padang Panjang (1)
Padang (140), Pariaman (30), Kota Solok (29), Agam (28), Sijunjung (16), Padang Panjang (6), Bukittinggi (5), Lima Puluh Kota (4), Padang Pariaman (4), Tanah Datar (4), Solok Selatan (1)
Pariaman (2), Agam (1), Bukittinggi (1), Lima Puluh Kota (1), Padang (1), Pariaman (1), Padang Pariaman (1), Kota Solok (1)
259 kasus positif, 524 kasus sembuh, 6 kasus meninggal
Padang (163), Padang Pariaman (17), Pariaman (15), Pasaman (14), Payakumbuh (12), Pesisir Selatan (10), Kota Solok (7), Agam (6), Bukittinggi (6), Mentawai (3), Solok (2), Dharmasraya (1), Lima Puluh Kota (1), Padang Panjang (1), Pasaman Barat (1)
Padang (192), Bukittinggi (94), Agam (65), Pesisir Selatan (65), Pasaman Barat (26), Payakumbuh (22), Kabupaten Solok (17), Tanah Datar (17), Solok (7), Pariaman (5), Lima Puluh Kota (4), Padang Pariaman (4), Pasaman (4), Mentawai (1), Solok Selatan (1)
295 kasus positif, 204 kasus sembuh, 1 kasus meninggal
Padang (206), Tanah Datar (26), Agam (14), Padang Panjang (13), Dharmasraya (10), Padang Pariaman (8), Pasaman Barat (4), Sijunjung (4), Pesisir Selatan (3), Lima Puluh Kota (2), Bukittinggi (1), Payakumbuh (1), Sawahlunto (1), Kabupaten Solok (1)
Padang (88), Agam (42), Sijunjung (26), Pesisir Selatan (13), Padang Panjang (12), Tanah Datar (10), Pariaman (5), Dharmasraya (3), Bukittinggi (2), Pasaman Barat (2), Padang Pariaman (1)
359 kasus positif, 171 kasus sembuh, 5 kasus meninggal
Padang (265), Solok Selatan (20), Agam (19), Bukittinggi (15), Payakumbuh (8), Padang Pariaman (5), Pariaman (5), Pasaman (5), Pesisir Selatan (5), Kabupaten Solok (5), Sawahlunto (2), Sijunjung (2), Tanah Datar (2), Kota Solok (1)
Padang (95), Agam (17), Pesisir Selatan (9), Sijunjung (9), Tanah Datar (9), Padang Panjang (8), Lima Puluh Kota (7), Dharmasraya (5), Solok Selatan (5), Bukittinggi (3), Kota Solok (2), Padang Pariaman (1), Sawahlunto (1)
273 kasus positif, 185 kasus sembuh, 9 kasus meninggal
Padang (162), Pesisir Selatan (29), Kabupaten Solok (17), Pariaman (12), Tanah Datar (11), Agam (8), Mentawai (5), Padang Pariaman (5), Sijunjung (5), Lima Puluh Kota (4), Kota Solok (4), Bukittinggi (3), Pasaman (3), Pasaman Barat (3), Payakumbuh (2)
Padang (104), Bukittinggi (38), Dharmasraya (10), Kabupaten Solok (10), Sijunjung (8), Agam (6), Tanah Datar (3), Mentawai (2), Kota Solok (2), Payakumbuh (1), Sawahlunto (1)
Padang (6), Pariaman (1), Solok (1), Tanah Datar (1)
346 kasus positif, 679 kasus sembuh, 7 kasus meninggal
Padang (237), Padang Panjang (23), Agam (19), Padang Pariaman (18), Pasaman (10), Pariaman (6), Sijunjung (5), Tanah Datar (4), Dharmasraya (3), Lima Puluh Kota (3), Payakumbuh (3), Kota Solok (2), Pasaman Barat (1), Pesisir Selatan (1), Kabupaten Solok (1)
Padang (593), Pasaman (14), Kota Solok (12), Agam (11), Pesisir Selatan (11), Padang Panjang (8), Sawahlunto (8), Sijunjung (6), Kabupaten Solok (5), Lima Puluh Kota (3), Bukittinggi (2), Padang Pariaman (2), Mentawai (1), Pariaman (1), Pasaman Barat (1), Tanah Datar (1)
Padang (2), Agam (1), Padang Pariaman (1), Pasaman (1), Pasaman Barat (1), Tanah Datar (1)
Garis waktu mengacu kepada pengumuman oleh pemerintah pusat, adapun pengumuman oleh pemerintah provinsi ditulis terpisah.
2 Agustus
Tambahan 9 kasus positif dan 8 kasus sembuh.
3 Agustus
Tambahan 17 kasus positif dan 2 kasus sembuh.
4 Agustus
Tambahan 13 kasus positif dan 3 kasus sembuh.
5 Agustus
Tambahan 19 kasus positif dan 3 kasus sembuh.
6 Agustus
Tambahan 32 kasus positif dan 11 kasus sembuh.
7 Agustus
Tambahan 41 kasus positif dan 10 kasus sembuh.
8 Agustus
Tambahan 23 kasus positif dan 5 kasus sembuh.
9 Agustus
Tambahan 38 kasus positif dan 3 kasus sembuh.
10 Agustus
Tambahan 36 kasus positif dan 9 kasus sembuh.
11 Agustus
Tambahan 13 kasus positif dan 9 kasus sembuh.
12 Agustus
Tambahan 27 kasus positif, 11 kasus sembuh, dan 2 kasus meninggal.
13 Agustus
Tambahan 42 kasus positif, 20 kasus sembuh, dan 1 kasus meninggal.
14 Agustus
Tambahan 42 kasus positif, 15 kasus sembuh, dan 1 kasus meninggal.
15 Agustus
Tambahan 37 kasus positif dan 19 kasus sembuh.
16 Agustus
Tambahan 13 kasus positif, 8 kasus sembuh, dan 2 kasus meninggal.
17 Agustus
Tambahan 26 kasus positif, 18 kasus sembuh, dan 1 kasus meninggal.
18 Agustus
Tambahan 37 kasus positif, 4 kasus sembuh, dan 2 kasus meninggal.
19 Agustus
Tambahan 26 kasus positif, 20 kasus sembuh, dan 2 kasus meninggal.
20 Agustus
Tambahan 44 kasus positif dan 19 kasus sembuh.
21 Agustus
Tambahan 45 kasus positif dan 42 kasus sembuh.
22 Agustus
Tambahan 37 kasus positif, 7 kasus sembuh, dan 3 kasus meninggal.
23 Agustus
Tambahan 68 kasus positif, 37 kasus sembuh, dan 1 kasus meninggal.
24 Agustus
Tambahan 26 kasus positif dan 12 kasus sembuh.
25 Agustus
Tambahan 77 kasus positif, 20 kasus sembuh, dan 1 kasus meninggal.
26 Agustus
Tambahan 87 kasus positif, 8 kasus sembuh, dan 1 kasus meninggal.
Penanganan
Dampak
Acara berskala nasional yang bertempat di Sumatera Barat ditunda atau dibatalkan pelaksanaanya, termasuk Kegiatan Hari Keluarga Nasional 2020 (11-14 Juni), Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan ke-16 (11 Juli),[36][37]Musabaqah Tilawatil Quran ke-28 (22-29 Agustus 2020),[38][39] dan Tour de Singkarak 2020 (7-15 September).[40]
Tanggapan
Pada 18 Maret, GubernurIrwan Prayitno mengizinkan bupati dan wali kota di provinsi itu mengambil kebijakan pengalihan proses belajar mengajar dari sekolah ke rumah sebagai langkah antisipasi penyebaran virus.[41]
Pada 24 Maret, Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) mulai melakukan pembatasan rute penerbangan. Total 28 rute penerbangan sehari telah ditutup, termasuk rute penerbangan internasional yang ditiadakan sama sekali.[42][43]
Pemerintah Kota Solok memberikan insentif sebesar Rp1 juta dari anggaran tak terduga APBD bagi kasus positif COVID-19 yang sembuh. Kasus positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri dan kontak erat juga mendapatkan Rp200 ribu dalam bentuk kebutuhan sehari-hari. Kasus meninggal mendapatkan bantuan sebesar Rp15 juta.[44]
Pengujian
Terhitung sejak 24 Maret, Sumatera Barat telah melakukan uji sampel terhadap pasien diduga menderita COVID-19 secara mandiri di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.[8][45] Sebelumnya, uji sampel dilakukan di Litbangkes Kemenkes RI.[46]
Pelacakan secara masif terhadap OTG dilakukan oleh pemerintah setempat, terutama di Kota Padang.[47] Memasuki Mei, pool test digelar di sejumlah kabupaten dan kota yang diinisiasi oleh Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Unand Andani Eka Putra.[48][49][50] Seiring itu, pemerintah setempat mendukung peningkatan kapasitas laboratorium pemeriksaan. Rangkaian kebijakan dalam pengendalian COVID-19 di daerah ini mendapat apresiasi dari BPNB dan diteladani oleh daerah lain, seperti Surabaya.[51][52]
Sejak 25 Mei 2020, BIM mewajibkan uji reaksi berantai polimerase (PCR) bagi setiap penumpang maskapai yang mendarat, sementara bagi yang meninggalkan Sumatera Barat diwajibkan adanya rekomendasi telah melakukan rapid test dengan hasil non-reaktif.[53]
Hingga 7 Juli, skala pengujian COVID-19 Sumatera Barat menempati urutan kedua terbanyak setelah Jakarta, yakni sebanyak 9.124 pengujian tiap sejuta penduduk.[3][54] Dari pengujian tersebut, persentase tingkat keterjangkitan Sumatera Barat termasuk paling rendah di Indonesia, bahkan menududuki peringkat pertama paling rendah hingga 29 Juni 2020 dengan angka 1,8%.[55][56]
Keterangan: Merah menandakan tingkat keterjangkitan sudah melebihi ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia sebesar 5%.
Pembatasan sosial berskala besar
Pada 17 April, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyetujui usulan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Gubernur Irwan Prayitno untuk wilayah Sumatera Barat,[57] menjadikannya sebagai provinsi kedua di Indonesia yang menerapkan PSBB setelah DKI Jakarta.[58] PSBB mulai diberlakukan 22 April.[57] Kebijakan ini mengantisipasi adanya penyebaran kasus impor yang berasal dari luar daerah.[59][60][61]
Penerapan PSBB di Sumatera Barat berakhir pada 7 Juni 2020. Namun, dua daerah yakni Kota Padang dan Kabupaten Kepulauan Mentawai masih menjalani PSBB transisi hingga 12 Juni.[62] Selebihnya, 17 kabupaten dan kota akan menerapkan kenormalan baru. Walaupun demikian, status tanggap darurat dan pemeriksaan di pos-pos perbatasan tetap diberlakukan hingga 28 Juni.[62]
Selama masa kenormalan baru, pemerintah setempat tetap melakukan upaya pengujian, pelacakan, isolasi, dan perawatan (testing, tracing, isolation, and treatment, TTIT). Sebagian besar tempat isolasi telah ditutup untuk penghematan biaya.[63][64] Semasa kenormalan baru, pemerintah provinsi mengajak para perantau untuk kembali ke tanah airnya sembari berwisata.[65]
Kritik
Menyoroti lonjakan penambahan kasus positif pada bulan Juli, Epidemiolog Universitas Andalas Defriman Djafri menyebut Sumatera Barat sudah memasuki gelombang kedua, meskipun pemerintah dan Andani membantah hal itu. Kebijakan gubernur yang membuka kembali pariwisata dinilai tidak diikuti dengan persiapan matang, dibuktikan dari antisipasi terhadap kasus impor yang sangat lemah. Banyak perantau yang memilih untuk tidak memeriksakan diri lewat fasilitas pemeriksaan di BIM karena tidak ada kewajiban untuk melakukan itu. Sementara itu, Juru Bicara COVID-19 Sumatera Barat Jasman Rizal menyebut tidak ada landasan hukum untuk mewajibkan setiap pendatang untuk melakukan pemeriksaan, hanya sebatas imbauan.[66] Pada pertengahan September, Juru Bicara Komisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi NasionalWiku Adisasmito menyoroti tingkat kematian di provinsi ini yang melonjak hingga 1,5 kali lipat, sehingga menjadi yang terparah di tingkat negara, diikuti Bali, Riau, Jakarta, dan Jawa Timur.[67]