Proyek film Oppenheimer diumumkan pada bulan September 2021 setelah Universal Pictures memenangkan penawaran untuk skenario film Christopher Nolan. Cillian Murphy dipilih sebagai pemeran J. Robert Oppenheimer pada bulan Oktober, sedangkan pemeran utama lainnya bergabung dengan proyek film pada bulan November 2021 hingga bulan April 2022. Proses praproduksi film ini berlangsung pada bulan Januari 2022 dan pembuatan film berlangsung mulai bulan Februari hingga bulan Mei. Film ini dibuat dengan menggabungkan IMAX 65 mm dan format besar 65 mm serta fotografi film hitam putih IMAX. Seperti karya-karya sebelumnya, Christopher Nolan menggunakan efek praktis yang luas dan pencitraan hasil komputer yang minim.
Film Oppenheimer merupakan film kolaborasi kedua Cillian Murphy dan Emily Blunt setelah film A Quiet Place: Part II. Film ini merupakan film kolaborasi kedua Emily Blunt dan Matt Damon setelah film The Adjustment Bureau. Film ini ditayangkan secara perdana di Le Grand Rex di Paris pada tanggal 11 Juli 2023 dan dirilis di Amerika Serikat dan Britania Raya pada tanggal 21 Juli 2023. Jadwal perilisannya yang secara bersamaan dengan film Barbie karya Greta Gerwig memunculkan fenomena "Barbenheimer" di media sosial sehingga mendorong penonton untuk menonton kedua film tersebut. Film ini mendapatkan review positif dari para kritikus.
Plot
Catatan: Peristiwa film terjadi dalam garis waktu nonlinier, bergantian antara kisah J. Robert Oppenheimer di Universitas Cambridge dan Los Alamos, sidang keamanannya pada tahun 1954 dan sidang konfirmasi Lewis Strauss pada tahun 1959. Dalam artikel ini, cerita dirangkum dalam urutan kronologis.
Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat Leslie Groves (Matt Damon) merekrut Oppenheimer untuk memimpin Proyek Manhattan dalam rangka mengembangkan bom atom setelah Oppenheimer meyakinkan Leslie Groves bahwa ia tidak memiliki ketertarikan terhadap komunis. Oppenheimer yang seorang Yahudi secara khusus didorong oleh Nazi yang kemungkinan juga sedang mengembangkan program senjata nuklir yang dipimpin oleh Werner Heisenberg. Oppenheimer merekrut anggota tim ilmuwan yang terdiri dari Edward Teller (Benny Safdie), Isidor Isaac Rabi (David Krumholtz) dan David L. Hill (Rami Malek) di Los Alamos, New Mexico, dan secara diam-diam berupaya membuat bom dengan tujuan untuk menyelamatkan dunia terlepas dari potensi dampaknya secara global. Dalam perkembangannya, Oppenheimer dan Albert Einstein (Tom Conti) membahas bagaimana sebuah bom atom dapat memicu reaksi berantai yang dapat menghancurkan dunia.[5] Oppenheimer juga mengetahui bahwa mata-mata Soviet diduga telah membocorkan informasi Proyek Manhattan kepada Rusia.
Ketika Jerman menyerah dalam Perang Dunia II, beberapa ilmuwan mulai meragukan pentingnya penggunaan bom tersebut. Bom selesai dan uji coba Trinity berhasil dilakukan tepat sebelum Konferensi Potsdam digelar. Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman (Gary Oldman), memerintahkan agar bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, yang memaksa Jepang menyerah dan memperkenalkan Oppenheimer ke mata publik sebagai "bapak bom atom". Dihantui oleh kehancuran dan kesengsaraan yang luar biasa, Oppenheimer secara pribadi mendesak Harry S. Truman agar menahan diri dalam mengembangkan senjata yang lebih kuat, tetapi Harry S. Truman menganggap sikap Oppenheimer sebagai tanda kelemahan dan menegaskan bahwa sebagai presiden, ialah yang bertanggung jawab atas penggunaan bom tersebut sehingga Oppenheimer masih dihantui oleh perasaan bersalah.
Meskipun Isidor Isaac Rabi dan beberapa rekan lainnya, termasuk sang istri, bersaksi membela Oppenheimer, izin keamanan Oppenheimer dicabut, merusak citranya di mata publik dan menghapus pengaruhnya di pemerintahan. Belakangan, dalam sidang pengesahan Lewis Strauss sebagai Menteri Perdagangan oleh para senat, David L. Hill mengungkap motif pribadi Lewis Strauss dalam merekayasa kejatuhan Oppenheimer sehingga pengesahan Lewis Strauss tidak disetujui.
Pada tahun 1963, Presiden Lyndon B. Johnson (Hap Lawrence) menganugerahi Penghargaan Enrico Fermi kepada Oppenheimer sebagai tanda pemulihan status politiknya. Terungkap bahwa percakapan Oppenheimer dan Albert Einstein sebelumnya bukanlah mengenai Lewis Strauss, melainkan mengenai senjata nuklir dan dampak penggunaannya yang besar. Oppenheimer mempertanyakan apakah uji coba Trinity memicu "reaksi berantai" peristiwa yang dapat menyebabkan bencana nuklir.
Setelah penerbitan buku biografi American Prometheus karya Bird dan Sherwin pada 2005, sutradara Sam Mendes tertarik untuk mengadaptasi buku tersebut ke layar lebar. Setelah proyek gagal terealisasi dan buku itu dipertimbangkan oleh banyak pembuat film selama lima belas tahun berikutnya, para penulis menjadi pesimis untuk melihat adaptasi film dari karya mereka. Di suatu kesempatan, Oliver Stone ditawari untuk menyutradarai film ini, tetapi ia menolak karena tidak dapat menemukan "esensi dari buku ini".[45] Pada 2015, J. David Wargo menunjuk buku itu, kemudian menerima dan menolak beberapa penulisan naskah. Selama pandemi Covid-19, Wargo terbang ke Hollywood dan bertemu dengan aktor James Woods, yang kemudian mengatur pertemuan dengan produser film Christopher Nolan, Charles Roven, dan memberikan salinan buku tersebut kepada Nolan untuk dipertimbangkan pembuatan filmnya. Wargo maupun Woods keduanya terlibat sebagai produser eksekutif film ini.[46]
Nolan sebelumnya sudah tertarik untuk membuat film tentang Oppenheimer, bahkan sebelum membaca American Prometheus.[47] Pada 2019, mendekati akhir produksi film fiksi ilmiah Tenet (2020), bintang film Robert Pattinson memberikan Nolan sebuah buku berisi kumpulan pidato Oppenheimer. Menurut Nolan, pidato-pidato itu menggambarkan Oppenheimer sedang "bergulat dengan implikasi... dari apa yang telah terjadi dan apa yang telah dia lakukan". Nolan ingin menampilkan "bagaimana rasanya menjadi Oppenheimer pada saat itu," kontras dengan tema perjalanan waktu yang ditampilkan pada Tenet, untuk mencegah pembuatan senjata pemusnah massal.[48][2]
Pada Desember 2020, Warner Bros. Pictures mengumumkan rencana perilisan bersamaan untuk semua film 2021 melalui bioskop dan platform streaming HBO Max, dengan alasan dampak pandemi COVID-19 terhadap industri film. Sebagai mitra Warner Bros sejak film Insomnia (2002), Nolan sangat keberatan dengan keputusan ini karena ia seorang advokat kuat industri bioskop.[49] Pada Januari 2021, media melaporkan film Nolan berikutnya berpotensi menjadi film pertamanya setelah Insomnia yang tidak didanai atau didistribusikan Warner Bros.[50] Pada pertengahan 2021, Nolan telah meninggalkan Warner Bros dan menjajaki kemungkinan kerjasama dengan studio-studio lain.[2] Sebelumnya Nolan mendukung keputusan Warner Bros untuk memberikan perilisan bersamaan pada film Wonder Woman 1984 (2020), dengan alasan situasi pandemi telah ditangani dengan baik, meskipun dia tidak dilibatkan dalam diskusi penundaan perilisan Tenet.[51][52]
Pada September 2021, diumumkan bahwa Nolan akan menulis naskah dan menyutradarai film biografi Oppenheimer yang berlatar Perang Dunia II, dengan Cillian Murphy dalam tahap negosiasi untuk mengisi peran.[53][54] Karena hubungan yang tegang dengan Warner Bros, Nolan menjajaki kerja sama dengan Sony, Universal, Paramount, dan Apple.[55][56] Menurut sumber dalam perusahaan, Paramount dikesampingkan karena sedang terjadi pergantian pimpinan dari Jim Gianopulos ke Brian Robbins yang menganjurkan peningkatan produksi untuk platform streaming Paramount+.[56]
Nolan akhirnya bekerja sama dengan Universal Pictures dimana dia pernah bekerja sama dengan Donna Langley untuk proyek adaptasi serial TV Inggris The Prisoner yang tidak terealisasi.[57] Langley mendukung prinsip kuat Nolan mengenai pentingnya penayangan film di bioskop. Oleh karena itu Universal Pictures setuju untuk mendanai dan mendistribusikan film Oppenheimer dengan produksi dimulai Kuartal 1 2022.[58] Universal juga menyetujui sejumlah persyaratan dari Nolan, yang meliputi anggaran produksi USD100 juta, anggaran pemasaran senilai USD100 juta, jendela penayangan eksklusif bioskop selama 90-120 hari, pembagian keuntungan sebesar 20% untuk Nolan, dan periode larangan perilisan film baru dari Universal selama 3 minggu sebelum dan sesudah film Oppenheimer tayang perdana.[56][2]
Penulisan Naskah
Oppenheimer merupakan skenario pertama yang ditulis Nolan dalam sudut pandang orang pertama karena ingin menyampaikan narasi dari perspektif Oppenheimer. Ia menggambarkan "susunan bagian" film ini sebagai "bagaimana individu berinteraksi dengan sejarah dan geopolitik" dengan tujuan menjadikannya sebagai kisah peringatan.[47][59][60] Ia mulai mengembangkan naskah setelah menyelesaikan Tenet dalam beberapa bulan. Sudah lebih 20 tahun ia memikirkan untuk membuat film tentang Oppenheimer.[47] Elemen utama plotnya adalah tanggapan Oppenheimer terhadap konsekuensi jangka panjang tindakannya. Nolan ingin mengeksplorasi fenomena reaksi tertunda karena merasa orang tidak selalu dihadapkan pada elemen terburuk atau terkuat tindakan mereka seketika.[61] Ia juga memilih bergantian adegan berwarna dan hitam putih untuk menyampaikan cerita dari perspektif subjektif dan objektif.[62] Sebagian besar pandangan Oppenheimer ditampilkan dengan cara pertama, sementara cara kedua menggambarkan "pandangan lebih objektif tentang kisahnya dari perspektif karakter lain.[63][61] Karena ingin membuat film sesubjektif mungkin, tim produksi memutuskan memasukkan visi konsepsi Oppenheimer tentang dunia kuantum dan gelombang energi.[64] Nolan mencatat Oppenheimer tidak pernah meminta maaf secara terbuka atas perannya dalam serangan bom atom Hiroshima dan Nagasaki, tetapi tetap ingin menggambarkan Oppenheimer merasa bersalah dan yakin hal itu tetap akurat.[65]
Saya rasa dari semua karakter yang pernah saya tangani, Oppenheimer adalah yang paling ambigu dan paradoks. Hal itu, mengingat saya telah membuat tiga film Batman, sudah jelas.
Nolan memulai dengan mencoba menemukan "benang merah antara dunia kuantum, getaran energi, dan perjalanan pribadi Oppenheimer sendiri" dan berusaha menggambarkan kesulitan dalam hidupnya, terutama kehidupan seksnya.[48] Oleh karena itu, Nolan ingin menggambarkan secara jujur perselingkuhannya dengan Jean Tatlock. Ia juga ingin mengeksplorasi pengaruh Tatlock pada kehidupan Oppenheimer karena seorang Komunis, yang berdampak besar bagi kehidupan hingga nasib akhirnya.[67] Nolan juga berusaha menggali hubungan Oppenheimer dan Laksamana Lewis Strauss, mantan ketua Komisi Energi Atom, yang terinspirasi hubungan antara Mozart dan Antonio Salieri dalam Amadeus (1984).[61]
Momen penting lainnya adalah pertemuan di mana Presiden Harry S. Truman menyebut Oppenheimer "cengeng". Nolan ingin menyampaikan adegan itu dari sudut pandang Oppenheimer dan merasa itu adalah "kekecewaan terbesar, titik balik bagi Oppenheimer dalam upayanya menghadapi konsekuensi atas perbuatannya", sekaligus menggarisbawahi bahwa itu adalah "pergeseran besar tentang realitas persepsi Oppenheimer".[47] Ia ingin melakukan peralihan cepat setelah pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki, dari "kemenangan tertinggi ke titik terendah dalam waktu sesingkat mungkin".[60] For the ending, Nolan chose to make it intentionally vague to be open to interpretation and refrained from being didactic or conveying specific messages in his work. However, he did have the intention to have a "strong set of troubling Untuk bagian akhir, Nolan sengaja membuatnya ambigu agar terbuka interpretasi tanpa bersikap didaktik atau menyampaikan pesan tertentu meski memiliki maksud "serangkaian gaung kuat".[65]
Nolan pertama kali mengenal Oppenheimer saat muda setelah mendengar lirik lagu Sting berjudul "Russians" (1985).[61] Ia juga terinspirasi ketakutannya pada bencana nuklir di masa kecil karena hidup pada era Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir (CND) dan protes anti-nuklir di RAF Greenham Common. Menurutnya, meski hubungannya dengan ketakutan nuklir surut seiring waktu, ancamannya tidak pernah benar-benar hilang. Ia merasa invasi Invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022 memicu kembali kecemasan terhadap nuklir.[48] Nolan pernah menulis naskah film biografi Howard Hughes yang memberinya wawasan menulis tentang kehidupan seseorang.[47]Emily Blunt menggambarkan naskah Oppenheimer sebagai naskah emosional mirip film thriller, sekaligus berkomentar Nolan telah "menyihir film biografi menjadi thriller".[66]
Pemilihan peran
Oppenheimer menandai kolaborasi keenam antara sutradara Christopher Nolan dan aktor Cillian Murphy, dan yang pertama kalinya dibintangi Murphy sebagai pemeran utama. Untuk mempersiapkan peran tersebut, Murphy melakukan riset mendalam tentang kehidupan J. Robert Oppenheimer dan juga terinspirasi dari penampilan musisi David Bowie pada dekade 1970-an.[68][6][61] Pada suatu hari, Nolan menelepon Murphy untuk menawarkan peran utama dalam film tersebut, yang kemudian dengan antusias diterima oleh Murphy. Setelah itu, Nolan terbang ke Dublin untuk bertemu dengan Murphy dan mendiskusikan naskah film di kamar hotelnya.[69] Demi peran tersebut, Murphy menurunkan berat badan dalam jumlah yang tidak disebutkan agar penampilannya lebih mirip dengan Oppenheimer yang bertubuh kurus.[70] Nolan juga mengatur panggilan telepon antara Murphy dan Kip Thorne, pemenang Nobel Fisika yang pernah berkolaborasi dengan Nolan dalam film Interstellar (2014).[47] Thorne, yang pernah menghadiri beberapa seminar Oppenheimer saat masih mahasiswa pascasarjana, berbagi pengalamannya tentang kemampuan Oppenheimer memandu diskusi ilmiah.[47]
Proses pemilihan pemain film ini dijaga kerahasiaannya sehingga beberapa pemeran bahkan tidak mengetahui peran mereka hingga menandatangani kontrak.[39] Aktor-aktor ternama seperti Robert Downey Jr., Matt Damon, dan Emily Blunt bersedia menerima pemotongan bayaran demi terlibat dalam proyek film ini.[71] Downey dikabarkan sangat tertarik dengan naskah yang dibacanya di rumah Nolan.[72] Ia bahkan menyebut Oppenheimer sebagai "film terbaik" yang pernah dibintanginya.[73] Sementara itu, setelah bertemu Nolan di Los Angeles, Blunt langsung menerima tawaran berperan sebagai Katherine "Kitty" Oppenheimer, istri sang ilmuwan. Ia juga menghubungi Murphy untuk mendiskusikan pengalaman bekerja sama dengan Nolan.[72] Damon, yang sempat vakum dari dunia akting, bersedia kembali ke layar lebar demi bermain dalam film garapan Nolan ini. Ia akan berperan sebagai Leslie Groves.[74] Selain mereka bertiga, Nolan juga menggaet sutradara sekaligus aktor Benny Safdie untuk memerankan fisikawan Edward Teller.[75] Safdie had worked alongside a nuclear physicist at Columbia University while in high school.[61]
Film Oppenheimer menjadi film pertama Nolan sejak Batman Begins (2005) yang tidak dibintangi aktor Michael Caine. Menanggapi hal tersebut, Nolan menyatakan meski Caine tidak terlibat secara langsung dalam film ini, namun selalu hadir secara spiritual melalui kolaborasi panjang mereka selama ini."[76][77]
Pra-produksi film Oppenheimer telah dimulai pada Januari 2022 di New Mexico, Amerika Serikat. Casting penduduk lokal, personel militer, dan ilmuwan diadakan selama dua hari di Santa Fe dan Los Alamos untuk audisi pemeran.[78][79] Casting lainnya diadakan pada bulan Februari.[80]
Pengambilan gambar utama dimulai pada 28 Februari 2022, di Ghost Ranch, Abiquiu, New Mexico,[81] dan berlangsung selama 57 hari dengan Hoyte van Hoytema sebagai sinematografer.[70][16]Jadwal pengambilan gambar asli telah menyisihkan sekitar 85 hari untuk fotografi utama.[82] Sepanjang masa pra-produksi, sudah jelas tidak mungkin membuat film beranggaran US$100 juta dalam beberapa hari di berbagai lokasi di Amerika Serikat.[82] Untuk menghemat anggaran produksi film agar dapat melakukan pengambilan gambar lokasi di California dan New Jersey dan untuk membangun set akurat sejarah di New Mexico, Nolan memadatkan jadwal pengambilan gambar menjadi 55 hari.[82] Pemeran utama Cillian Murphy menggambarkan tempo kerja tersebut sebagai "sangat gila".[82]
Pemeran Gary Oldman mengatakan bahwa ia akan berada di lokasi syuting selama satu hari pada bulan Mei untuk menyelesaikan "satu adegan, setengah halaman naskah".[41] Sutradara Christopher Nolan sempat memfilmkan putri tertuanya, Flora Nolan, dalam sebuah adegan di mana Flora berperan sebagai seorang wanita muda yang gugur dalam ledakan nuklir sebagai salah satu dari visi tokoh J. Robert Oppenheimer. Adegan tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan "bahwa jika Anda menciptakan kekuatan penghancur terbesar, hal itu juga akan menghancurkan orang-orang terdekat Anda".[48]
Film Oppenheimer menggunakan kombinasi film format IMAX 65 mm dan 65 mm.[6] Film ini juga merupakan film pertama yang mengambil gambar pada film gulunghitam putih IMAX, yang dibuat khusus untuk film ini oleh Kodak dan FotoKem.[83][84] Sinematografer Hoyte van Hoytema menggunakan lensa Hasselblad 50 mm dan 80 mm saat membuat film dengan kamera IMAX MKIV atau IMAX MSM 9802. Sementara adegan yang diambil dengan kamera Panavision Panaflex System 65 Studio, mengarahkan lensa Panavision Sphero 65 dan Panavision System 65. Van Hoytema mengatakan, "Ketika memotret close-up, kami tidak ingin jarak kamera terlalu jauh dari subjek. Kami ingin lebih dekat lagi, sehingga benar-benar merasakan perspektif dan keintiman. Selain itu, saya tahu kami akan membuat film dalam situasi rendah cahaya dan harus mengarahkan pada bukaan T1.4 daripada T4."[85] Selain itu, pihak produksi meminta Panavision untuk membuat lensa probe khusus agar para pembuat film dapat menggunakan kamera IMAX untuk mikro-fotografi dan merekam efek miniatur film.[86] Pada minggu kedua bulan April 2022, pengambilan gambar dilakukan di Institut Studi Lanjutan di Princeton, New Jersey.[87] Pengambilan gambar juga dilakukan di California,[23] terutama di sekitar kampus Universitas California, Berkeley.[88] Sementara adegan-adegan yang berlatar di kota Berkeley sendiri diambil di Pasadena.[89]
Selama penelitian tahun 2021, Nolan mengetahui bahwa Los Alamos telah mengalami perubahan besar dari penampilannya pada tahun 1940-an dan tidak dapat digunakan untuk pengambilan gambar eksterior kota, misalnya, kawasan yang setara dengan Jalan Utama terdapat Starbucks.[81] Sebagai gantinya, tim produksi membangun versi Los Alamos era 1940-an di dataran tinggi serupa di Ghost Ranch.[81] Dibutuhkan waktu tiga bulan untuk membangun set tersebut, yang hanya digunakan selama enam hari pengambilan gambar.[81] Rencana umumnya adalah mengambil gambar eksterior di Ghost Ranch, lalu mengambil gambar interior di berbagai bangunan bersejarah di kota Los Alamos.[89] Pengambilan gambar interior di Los Alamos dimulai pada 8 Maret 2022.[81] Banyak adegan dalam film berlatar ruang kuliah akademik; guna menghemat waktu dan biaya, tim produksi memutuskan untuk tidak membangun ulang ruangan-ruangan tersebut sebagai lokasi syuting di Ghost Ranch, melainkan menggunakan asrama Korps Wanita Angkatan Darat bersejarah di Los Alamos.[81] Beberapa adegan juga difilmkan di pondok asli J. Robert Oppenheimer di Los Alamos yang telah direnovasi. Kai Bird mengunjungi lokasi syuting dan terkesan dengan penampilan Cillian Murphy sebagai Oppenheimer.[90] Pengambilan gambar adegan hotel di New York dilakukan di Gedung Kantor Pos Lama Albuquerque, sementara adegan di Washington D.C. di gedung-gedung pemerintahan negara bagian di ibu kota Santa Fe.[89]
Pembuatan film ini melibatkan penggunaan bahan peledak sungguhan untuk mensimulasikan percobaan nuklir Trinity, tanpa menggunakan grafika komputer.[91] Ketika kabar ini muncul pertama kali, banyak penggemar (mengetahui reputasi Nolan dalam menggunakan efek praktis) mengira Nolan benar-benar meledakkan bom atom.[2] Nolan kemudian menyatakan hal itu "memuji" sekaligus "menakutkan" lantaran publik beranggapan demikian.[2] Tim produksi mendapat izin pemerintah untuk pengambilan gambar di White Sands Missile Range, namun hanya pada jam-jam tertentu, sehingga memilih lokasi lain.[2][89] Pengambilan gambar percobaan Trinity dilakukan di Belen, New Mexico, dengan Cillian Murphy memanjat menara baja setinggi 100 kaki, replika lokasi asli Proyek Manhattan, dalam cuaca buruk.[2][89] Set khusus dibangun menggunakan bensin, propana, bubuk aluminium, dan magnesium untuk menciptakan efek ledakan.[48] Meski menggunakan miniatur, pengawas efek khusus Scott R. Fisher menyebutnya "big-atures" lantaran berupaya membuat model sebesar mungkin. Untuk membuat model terlihat mendekati ukuran aslinya, tim menggunakan perspektif paksa.[92][93] Visualisasi interaksi atom, molekul dan gelombang energi, serta gambaran bintang, lubang hitam dan supernova, juga dihasilkan secara praktis. Nolan mengklaim film ini bebas grafis komputer[94] dan menggunakan efek nyata untuk citra dunia nyata.[95] Pembuatan film diselesaikan pada Mei 2022.[96]
Pascaproduksi
Selama pascaproduksi, penyuntingan diselesaikan oleh Jennifer Lame, yang sebelumnya telah menyunting film Tenet.[6] Saat memeriksa rekaman selama proses penyuntingan, sutradara Christopher Nolan dan penyunting Jennifer Lame melakukan "kepantasan karakter" untuk memastikan semua karakter ditampilkan dengan akurat di layar, dikarenakan film ini memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan film-film box office pada umumnya.[61]Efek visual ditangani oleh perusahaan DNEG, yang menghasilkan lebih dari 100 shot efek visual (VFX) lebih dari 400 elemen yang secara praktis diambil,[97] yang menandai kolaborasi kedelapan mereka dengan sutradara Nolan. Andrew Jackson bertindak sebagai pengawas efek visual,[98] yang menyatakan bahwa film ini menggunakan sebagian besar efek visual "tak terlihat" melalui "efek khusus dalam kamera yang dibuat di lokasi pengambilan gambar".[99] Teknik pengomposisian digital digunakan untuk adegan Trinity guna menambahkan banyak lapisan pada shot-shot ledakan yang diambil dari berbagai sudut pandang.[100]
^"Schweighöfers nächste große Rolle" [Schweighöfer's next big role]. Der Spiegel (dalam bahasa Jerman). November 2, 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 12, 2023. Diakses tanggal February 12, 2023.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)