Mush'ab bin Umair
Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf al-Qurasyi (bahasa Arab: مصعب بن عمير بن هاشم بن عبد مناف القرشي),[1] juga dikenal sebagai Mush'ab al-Khair ("Mush'ab yang baik")[2] adalah seorang sahabat Nabi Muhammad. Ia berasal dari kabilah Bani Abdu Dar dari suku Quraisy. Ia memeluk Islam pada 614 dan merupakan duta pertama Islam.[3] Mush'ab terbunuh dalam Pertempuran Uhud pada tahun 625.[4] Silsilah dan keluargaSilsilahnya adalah Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abdu Dar bin Qushay bin Kilab al-Qurasyi.[5][6][7][8] Ibunya bernama Khunas binti Malik bin al-Mutharif bin Wuhaib bin Amr bin Hujair bin Abdu bin Mu'ish bin Amir.[9] Kunyah Mush'ab adalah Abu Abdullah.[10] Mush'ab memiliki dua saudara laki-laki yang bernama Abu Aziz Zurarah dan Abu Ar-Rum. Abu Aziz adalah saudara kandungnya, sementara Abu Ar-Rum adalah saudara seayahnya karena ibunya berasal dari Romawi.[11] Mush'ab juga memiliki saudara perempuan yang bernama Ummu Jamil yang merupakan ibu dari Syaibah bin 'Utsman.[12] Mush'ab menikah dengan Hamnah binti Jahsy dan memiliki anak perempuan yang bernama Zainab. Ia kemudian menikah dengan Abdullah bin Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah.[6] Masa mudaMush'ab bin Umair berasal dari kabilah Bani Abdu Dar dari suku Quraisy.[13] Tahun kelahirannya yang tepat tidak diketahui, diyakini bahwa ia lahir antara 594 dan 598. Ia masih sangat muda ketika memeluk Islam pada tahun 614.[14] Bahkan saat masih muda, dia diizinkan untuk menghadiri pertemuan para pemuka suku Quraisy.[15] Masuk IslamKaum Muslim mendatangi Nabi Muhammad di Darul Arqam (rumah Al-Arqam bin Abi al-Arqam) yang dikenal sebagai tempat dakwah Islam.[16] Mush'ab menjadi tertarik dan pergi ke rumah ini untuk mencari tahu lebih banyak tentang Islam. Setelah mendengar pembacaan Alquran dan dakwah Nabi, dia masuk Islam.[14][17] Awalnya Mush'ab merahasiakan keimanannya, karena dia takut akan kemarahan ibunya.[2] Namun, suatu hari, Utsman bin Thalhah melihatnya memasuki rumah Al-Arqam dan mengerjakan sholat bersama kaum Muslim yang lain. Berita itu menyebar dan akhirnya terdengar sampai kepada ibunya, yang kemudian mengikat Mush'ab di rumahnya dengan maksud agar Mush'ab kembali kepada kepercayaan lamanya.[18] Mush'ab yakin akan keyakinannya dan tidak akan meninggalkan keyakinannya. Nabi Muhammad menyarankannya agar bergabung dengan para sahabat yang hijrah ke Habasyah agar tidak mendapat gangguan lagi.[17] Sebagai duta IslamMush'ab bin Umair kemudian diangkat sebagai duta Islam pertama dan dikirim ke Yatsrib (Madinah)[3][19] untuk menjadikan kota tersebut sebagai tujuan hijrah setelah baiat pertama kaum Anshar. Seorang laki-laki dari Madinah yang bernama As'ad bin Zurarah membantunya. Setelah mereka mendakwahkan Islam, banyak penduduk Madinah yang memeluk Islam, termasuk orang-orang yang dihormati seperti Sa'ad bin Mu'adz, Usaid bin Hudhair dan Sa'ad bin Ubadah.[20] Penduduk Madinah yang telah memeluk Islam dikenal sebagai Anshar (penolong).[3] Setelah hijrah, Nabi Muhammad mempersaudarakan Mush'ab dengan Sa'ad bin Abi Waqqash, atau pendapat lain mengatakan dengan Abu Ayyub al-Anshari, dan dikatakan dengan Dzakwan bin Abdu Qais.[21] Pertempuran bersama NabiMush'ab membersamai Nabi Muhammad dalam Perang Badar dan Perang Uhud, di mana ia menjadi pembawa panji kaum Muhajirin.[8][22] Dalam Perang Badar, saudaranya, Abu Aziz, ditawan dan Mush'ab membunuh seorang prajurit kafir yang bernama Arthah bin Abdu Syurahbil bin Hasyim.[11] Dalam Perang Uhud, Mush'ab bin Umair terbunuh dan ia dibunuh oleh Ibnu Qami'ah al-Laitsi.[5][7][8] Ibnu Qami'ah menyerang Mush'ab sambil memotong tangan kanannya saat ia memegang panjinya. Kemudian Mush'ab memegang panji tersebut dengan tangan kirinya dan Ibnu Qami'ah memotongnya. Panji tersebut ia pegang ke dadanya dan Ibnu Qami'ah menikam dadanya menggunakan tombak dan membunuhnya.[22] Jenazahnya dimakamkan oleh saudaranya Abu Ar-Rum bin Umair, Amir bin Rabi'ah, dan Suwaibith bin Sa'ad,[23] dan Mush'ab berusia 40 tahun atau lebih ketika dibunuh.[8][23] Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
|