Al-Arqam bin Abi al-Arqam
Biografi dan KeutamaanDalam sejarah Islam, tercatat bahwa dia merupakan orang ketujuh dari as-Sabiqun al-Awwalun (pemeluk Islam pertama). Rumahnya berlokasi di bukit Safa, dan di tempat inilah para pengikut Nabi Muhammad belajar tentang Islam untuk pertama kali. Sebelumnya, rumah al-Arqam ini disebut Darul Arqam (rumah Al-Arqam) sebagaimana rumah biasa pada umumnya, lalu setelah dia memeluk Islam dan rumahnya dijadikan sebagai pusat pengajaran agama Islam secara rahasia atau sembunyi sembunyi hingga jumlah pemeluknya mencapai 40 orang atau hingga masuk islamnya Umar bin Khattab,[4] akhirnya mereka mulai berdakwah secara terang-terangan, dan rumah tersebut kemudian pada akhirnya disebut sebagai Darul Islam (Rumah Islam). Dari rumah inilah madrasah pertama kali ada. Al-Arqam juga ikut hijrah bersama dengan Nabi Muhammad ke Madinah.[butuh rujukan] Al-Arqam termasuk sebagai golongan sahabat yang ikut serta dalam perang Badar pada tahun ke-2 Hijriyah dimana Nabi memberinya sebuah pedang sebagai bagian dari ghanimah (harta rampasan perang), di samping itu Ia juga mengikuti semua peperangan (ghazwah) pasca Badar bersama dengan Nabi.[5] Nabi Muhammad juga menjadikan beliau sebagai penanggung jawab pengumpulan zakat dan sedekah kaum muslimin di Madinah.[6] Periwayatan HaditsAdapun perawi yang mengambil riwayat dari beliau adalah anaknya sendiri yang bernama Utsman bin Al-Arqam, dan keponakannya yang bernama Utsman bin 'Abdillah.[butuh rujukan] Beliau meriwayatkan hadits tentang keutamaan shalat di Masjid Nabawi[7] dan hadits yang memperingatkan bagi orang yang memecah shaf orang orang yang sedang duduk dengan melangkahinya saat khutbah jum'at berlangsung.[8] Pasangan dan anakDari istrinya yang merupakan ummu walad, Al-Arqam memiliki anak-anak yang bernama Ubaidillah, Utsman, dan Shafiyyah dan dari istrinya yang bernama Hindun binti Abdullah bin al-Harits yang berasal dari Bani Asad bin Khuzaimah, Al-Arqam memiliki anak yang bernama Umayyah dan Maryam.[9] MeninggalMenurut Utsman bin Al-Arqam, ayahnya meninggal pada usia 83 tahun pada tahun ke-53 Hijriyah pada zaman kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan. Dia berwasiat agar disalati oleh Sa'ad bin Abi Waqqash dan dimakamkan di pekuburan Baqi' di Madinah.[5][6][10] Referensi
|