Kata Muay berasal dari bahasa Sanskerta "mavya" ("tinjubela diri") dan Thai berasal dari kata "Tai" ("suku Thai"). Muay Thai disebut sebagai "Seni Delapan Tungkai" atau "Ilmu Delapan Tungkai" karena tekniknya sangat sarat menggunakan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut, sehingga penggunaan delapan "titik kontak", yang berbeda dengan teknik "dua poin" (tinju) di tinju gaya Barat dan "empat poin" (tangan dan kaki) yang digunakan dalam seni bela diri yang berorientasi olahraga. Seorang praktisi Muay Thai dikenal sebagai nak Muay , sedangkan praktisi Barat, kulit putih atau non-Asia Tenggara kadang-kadang disebut nak Muay farang, yang berarti "petinju asing".
Asal usul
Asal-usul Muay Thai di wilayah Indocina
Menurut penelitian peristiwa sejarah
Berbagai bentuk Indocina kickboxing telah lama dipraktikkan di seluruh daratan Asia Tenggara. Berdasarkan kombinasi dari Cina dan seni bela diri India[2] . Di Kerajaan Thai, Muay Thai berevolusi dari Muay Boran ("tinju kuno"), sebuah metode pertempuran tangan kosong yang mungkin telah digunakan oleh tentara bangsa Siam setelah kehilangan senjata mereka di pertempuran. Beberapa juga percaya bahwa militer bangsa Siam kuno menciptakan Muay Thai dari seni berbasis senjata Krabi krabong tetapi yang lain berpendapat bahwa keduanya dikembangkan bersamaan satu sama lain. Krabi Krabong tetap merupakan pengaruh penting pada Muay Thai seperti dapat dilihat pada beberapa teknik tendangan, pitingan dan gerakan-gerakan dalam wai khru yang memiliki asal usul mereka dalam pertempuran bersenjata.
Muay Boran, dan setelah itu Muay Thai, awalnya disebut "dhoi muay" atau hanya "Muay". Selain digunakan sebagai teknik pertempuran praktis untuk digunakan dalam perang yang sebenarnya, "Muay" kemudian menjadi sebuah olahraga di mana dua lawan bertempur di depan penonton yang pergi untuk melihat hiburan. Kontes "Muay" ini berangsur-angsur menjadi bagian integral dari perayaan festival lokal negeri Siam, khususnya yang diadakan di kuil persembahyangan Hindu-Buddha. "Muay" bahkan digunakan sebagai hiburan bagi raja-raja Siam. Akhirnya, para petarung yang sebelumnya bertelanjang tangan mulai mengenakan tali rami panjang di sekitar tangan dan lengan. Jenis pertandingan pertunjukan ini disebut muay kaad cheuk (Aksara Thai: มวยคาดเชือก).
"Muay" secara bertahap kemudian menjadi cara yang mungkin untuk mencapai kemajuan hidup pribadi, karena para bangsawan semakin menghormati para praktisi seni "Muay" yang terampil dan mengundang petarung yang terpilih untuk datang dan tinggal di istana kerajaan untuk mengajarkan "Muay" kepada stafrumah tangga kerajaan, prajurit, pangeran atau pengawal pribadi sang raja. [butuh rujukan] "Muay kerajaan" ini disebut muay luang (มวยหลวง). Beberapa waktu dalam periode Kerajaan Ayutthaya, satu peleton pengawal kerajaan didirikan, yang tugasnya adalah untuk melindungi raja dan negara. Mereka dikenal sebagai "Grom Nak Muay" (Resimen Petarung Muay). Tradisi "Muay" sebagai pelindung kerajaan ini berlanjut sampai masa pemerintahan dari Raja Rama V (1868 – 1910) dan Rama VII (1925 – 1935).
Menurut penelitian genetika
Hasil genetika masyarakat Thailand yang menunjukkan bahwa masyarakat Thailand (termasuk masyarakat Vietnam) juga berketurunan Tiongkok, Kamboja, India (bangsa Telugu Brahmin, Tamil Brahmin, Madiga, Dalit, Mala, dan Irula) Melayu (Iban), Jepang, bagian benua Afrika Selatan-Timur-Tengah-Barat, Yahudi Heman, Totonak (suku asli Meksiko), Buryat (suku asli Siberia), Dargins/Urkarakh (Rusia), bangsa benua Eropa (Tuskan [Italia], Prancis, Slovenia, Eropa Utara, dan Persatuan Eropa Tengah), Thai Moken, Samoa, Tonga dan Kurdi (Wangkungham, dkk. [2013])[3]. Namun, menurut Changmai, dkk. (2022), orang Thailand memiliki darah Asia Timur (dengan Asia Tenggara), Austroasiatik, Japonik, Asia Tengah, Hmong-Mien, Sardinia, Mlabri, Maniq, Papua, dan Asia Selatan; bangsa Laos hanya berketurunan Japonik, Austronesia, Asia Timur dengan Asia Tenggara, Hmong-Mien, Asia Tengah, Maniq dan bangsa Sardinia); bangsa Kamboja (Khmer) memiliki darah Asia Selatan, Mlabri, Asia Tenggara dengan Timur, Sardinia, dan Siberia; dan bangsa Vietnam memiliki darah Eropa, Japonik (Jepang), Mlabri, Asia Timur dan Tenggara, Asia Selatan, Austroasiatik, dan Siberia[4]. Dan, bangsa Myanmar hanya berketurunan Han Cina (yakni – berasal dari bangsa Jin[5],Xiang[6], Gan[7], Wu[8], dan Pinghua Selatan yang berada di provinsi Guanxi dan Yunnan[9] -- termasuk juga Hakka, Kanton dan Hokkien; termasuk juga yang berada di provinsi Gansu, Shanxi, Shaanxi, Henan, Shandong, Jiangsu, Anhui, Hubei, Chongqing, Sichuan, Guizhou, Beijing, Tianjin dan Ninxia. Untuk lebih jauh – lihat pada peta etnolinguistik negara Tiongkok [tulisan yang memiliki huruf miring adalah Han Cina [termasuk juga negeri Makau dan Hong Kong yang memiliki etnis Han Cina]; sementara yang tak memiliki italik atau huruf miring hanyalah beretnis non-Han Cina), wilayah Barat Daya Cina (Tibet/Tibeto-Burma) dan Asia Selatan, Thailand, Cina Selatan (provinsi Guangdong, Guizhou, Hunan, Guanxi, Fujian, Pulau Hainan, dan Jianxi; negara Hongkong, Makau dan Taiwan [negara kecil yang harus memisahkan diri dari negara Republik Rakyat Tiongkok]), Bengali dan Malaysia -- menurut Yu-Chun, dkk. (2015)[10] dan Razib (2018)[11].
Asal-Usul Muay Thai di Indonesia dan Malaysia (Wilayah Melayu)
Menurut penelitian peristiwa sejarah
Evi Silviadi (Wakil Ketua Umum Pengurus Provinsi Muay Thai Jawa Barat) menjabarkan bahwa Muay Thai sejatinya berasal dari Indonesia, khususnya dari wilayah Jawa Barat, bahkan sudah ada sejak masa kerajaan. “Muay Thai itu bagian dari kearifan lokal Indonesia, khususnya Sunda atau Jawa Barat. Kalau dibuktikan dalam sejarah, kekuasan Sunda itu sampai Madagaskar. Konsep Nusantara ini, dari Galuh, Galunggung, yang cucu-cucunya jadi Kerajaan Majapahit,” terangnya. “Semula, muay thai di Indonesia bernama benjang atau gelut galuh di Jawa Barat. Tapi kemudian sengaja dihilangkan saat zaman penjajahan Belanda, lalu dimunculkan silat, yang asalnya dari kungfu tapi tekniknya dipotong-potong,” terang Evi Silviadi lagi. Evi juga menambahkan bahwa seni beladiri benjang dikembangkan di zaman Raja Galuh, Campa, pada tahun 700-an. Kemudian, kesenian tersebut dibawa hingga ke Kerajaan Thai, Thailand, dan menjadi cikal bakal populernya olahraga muay thai saat ini[1]. Atau, asal-usulnya adalah adanya hubungan kerajaan Ayutthaya dengan kerajaan Majapahit. menurut Kitab Kakawin Desa Warrnnana atau Nagara Krtagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca, disebutkan dalam Pupuh atau Wirama 15; Sikharini, bahwa: “nahan lwirning deçantara kacaya de çri narapati, tuhn tang syangkayodhya pura kimutang darmmanagari, marutma mwang ring rajapura nguniweh singha nagari, ri campa kambhoja nyati yawana mitreka satata”; artinya Inilah negara asing yang mempunyai hubungan dengan Baginda Raja, ternyata negeri Siya (Siam) Ayodyapura, begitu pun Darmanagari, Marutma, Rajapura, terutama Singha Nagari, Campa, Kamboja, dan Yawana adalah negara sahabat. Dari catatan Mpu Prapanca itu, tak dapat dipungkiri bahwa pada masa keemasan Majapahit sebenarnya sudah terjalin hubungan dengan Thailand[12].
Atau, ras Melayu berasal dari ras deutro Melayu. Deutro Melayu adalah ras yang datang dari Tonkin atau Indocina bagian utara kemudian masuk ke Indonesia melalui jalur barat, yaitu melalui Semenanjung Melayu, terus ke Sumatera, dan kemudian tersebar ke wilayah Indonesia yang lain[13].
Menurut buku yang berjudul "Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara" adalah 1.) Bangsa Thai mengungsi ke Melayu kontinental pada tahun 2000 sebelum Masehi. Bahkan – dikatakan bahwa penduduk Kanton adalah keturunan bangsa Tai dari Yunan yang mendapat pengaruh besar dari Tiongkok. 2). Bangsa Munda menyesuaikan diri ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. 3). Bangsa Mon-Khmer mengungsi ke Melayu Kontinental karena diusir oleh suku Wu. Akibatnya mereka kocar-kacir, Sebagian dari dua bangsa mengungsi ke pegunungan; lainnya terdesak ke pantai-pantai laut. 3). Bahasa Melayu serumpun dengan bahasa rumpun Tionghoa[14].
Menurut penelitian genetika
Menurut penelitian genetika dari Lian Deng, dkk.(2015) lebih menganalisis struktur genetika populasi Melayu (baik yang di Malaysia [Melayu Minang, Melayu Jawa, Melayu Bugis dan Melayu Kelantan]) -- maupun Melayu Singapura -- secara umum -- yakni, komponen genetik populasi Melayu dibentuk oleh komponen genetik penutur Austronesia (17%–62%), Proto-Melayu (15%–31%), Asia Timur (4%–16%) dan Asia Selatan (3%–34%), dengan estimasi admixture terjadi sekitar 175 hingga 1500 tahun yang lalu[15]. Sementara, hasil penelitian genetika yang menjelaskan bahwa orang Sunda (bersama dengan orang Jawa dan Bali) memiliki rasio penanda genetik yang hampir sama antara nenek moyang Austronesia dan 'Austroasiatik'; maupun sampel hasil penelitian genetika lain di seluruh dunia (yakni ada yang berasal dari Asia Selatan, Asia Timur; maupun beberapa negara yang lainnya).[16]
Kesimpulannya adalah bahwa kemunculan asal-usul Muay Thai tak pernah dijelaskan dengan detail/jelas (pada tahun berapa munculnya Muay Thai ke Indonesia dan Malaysia? Dan, siapakah nenek moyang dari sang ahli bela diri Muay Thai yang membawa bela dirinya sampai ke Indonesia dan Malaysia? Itu juga sebaliknya yang berada di wilayah Indocina). Tapi, hasil penelitian genetika menunjukkan bahwa bangsa Melayu adalah keturunan "Indocina"; dan juga sebaliknya yang berada di wilayah Indocina. Asal-usul bela diri muay thai masih menjadi teka-tekisejarah (seperti halnya Makam Genghis Khan maupun sejarah yang lain[17]) hingga sekarang. Itulah asal-usul Muay Thai dari wilayah Indocina hingga wilayah Melayu itu berasal.
Teknik bertarung
Teknik formal Muay Thai dibagi menjadi dua kelompok: "Mae Mai" atau "teknik utama" dan "Luk Mai" atau "teknik minor". Muay Thai sering merupakan seni tempur kontak penuh, dimana lawan saling bertukaran pukulan dengan satu sama lain. Hal ini tentunya adalah berdasar penataan gaya tradisional di Kerajaan Thai, tetapi merupakan suatu bentuk bela diri yang kurang populer dalam sirkuit dunia bela diri kontemporer di mana gaya bertukar pukulan dengan pukulan ala Thai dianggap tidak lagi menguntungkan. Hampir semua teknik dalam Muay Thai menggunakan gerakan seluruh tubuh, memutar pinggul dengan setiap tendangan, pukulan, siku dan tangkisan.
Teknik pukulan dalam Muay Thai awalnya cukup sederhana menjadi serangan menyilang dan panjang (atau malas) yang melingkar yang dilakukan dengan lengan lurus (tapi tidak terkunci) dan mendarat dengan tumit telapak tangan. Pengawinan-silang dengan tinju ala Barat dan seni bela diri Barat menjadikan adanya jarak pukulan tinju penuh gaya barat yang sekarang digunakan: jab, kanan lurus / silang, hook, pukulan ke atas, pukulan sodok dan pukulan pilin dan atas tangan, serta kepalan tangan dan pukulan ke belakang.
Sebagai taktik, meninju tubuh jarang digunakan dalam Muay Thai dibandingkan seni bela-diri menyerang yang lain untuk menghindari mengekspos kepala penyerang dan membalas serangan dari lutut atau siku. Untuk memanfaatkan jarak poin sasaran, sesuai dengan teori garis tengah, petarung bisa menggunakan gaya berdiri ala Barat atau Thai yang memungkinkan eksekusi serangan jarak panjang atau serangan jarak pendek secara efektif tanpa mengorbankan pertahanan.
Siku lengan (Tee sok)
Siku lengan dapat digunakan dalam beberapa cara sebagai senjata serangan: horisontal, diagonal-ke atas, diagonal-ke bawah, pukulan ke atas, ke bawah, ke belakang-berputar dan terbang. Dari sisi samping sikut dapat digunakan sebagai jurus penghabisan atau sebagai cara untuk memotong pelipis lawan sehingga darah bisa menghalangi pandangannya. Siku diagonal lebih cepat dari bentuk-bentuk serangan sikut lain, tetapi kurang kuat.
Terdapat perbedaan yang jelas antara serangan siku tunggal dan serangan lanjutannya. Serangan siku tunggal adalah sebuah gerakan siku yang independen dari gerakan lainnya, sedangkan serangan siku lanjutan adalah serangan kedua dari lengan yang sama, menjadi hook atau pukulan lurus dengan serangan siku sebagai lanjutan. Serangan siku tersebut, dan serangan siku lainnya, digunakan ketika jarak antara petarung menjadi terlalu pendek dan ruang gerak terlalu kecil untuk melempar hook ke kepala lawan. Siku juga dapat digunakan sebagai tangkisan atau pertahanan yang sangat efektif terhadap, misalnya, serangan lutut-lompat, serangan lutut samping-tubuh, tendangan atau pukulan.
Tendangan (Tae)
Istilah
Indonesia
Thai
Transliterasi
Straight Kick
Tendangan lurus
เตะตรง
Tae Trong
Roundhouse Kick
Tendangan putar
เตะตัด
Tae Tud
Diagonal Kick
Tendangan diagonal
เตะเฉียง
Tae Chiang
Half-Shin, Half-Knee Kick
Tendangan tulang-kering, Tendangan setengah lutut
เตะครึ่งแข้งครึ่งเข่า
Tae Krueng Kheng Krueng Kao
Spinning Heel Kick
Tendangan tumit berputar
เตะกลับหลัง
Tae Glub Lang
Down Roundhouse Kick
Tendangan putar ke bawah
เตะกด
Tae Kod
Axe Heel Kick
Tendangan tumit kapak
เตะเข่า
Tae Khao
Jump Kick
Tendangan loncat
กระโดดเตะ
Gra-dode Tae
Step-Up Kick
Tendangan naik
เขยิบเตะ
KhaYiep Tae
Dua tendangan yang paling umum di Muay Thai dikenal sebagai teep (harfiah "jab kaki") dan teh chiang (menendang ke atas dalam bentuk segitiga memotong di bawah lengan dan rusuk) atau "tendangan sudut". Tendangan sudut Muay Thai menggunakan gerakan rotasi dari seluruh tubuh dan telah banyak digunakan oleh praktisi seni bela diri lainnya. Hal ini terlihat serupa dengan tendangan putar karate, tetapi menghilangkan rotasi kaki bagian bawah dari lutut yang digunakan dalam seni bela diri menyerang seperti kebanyakan karate atau taekwondo karena seperti Kyokushin, Goju, dan Kenpo tendangan ini dilakukan dari suatu sikap melingkar, dengan kaki belakang hanya sedikit bergerak ke belakang, dibandingkan naluri bela diri tubuh bagian atas (tinju).
Gaya ini memiliki risiko tambahan di mana pangkal paha akan rentan pada setiap waktu yang berlawanan dengan prinsip Karate dan Tae Kwon Do secara umum kecuali untuk saat yang singkat setelah tendangan. Tendangan sudut mengumpulkan kekuatan sepenuhnya dari pergerakan rotasi tubuh, yaitu bagian pinggul. Diperkirakan banyak petarung menggunakan konter-rotasi dari lengan untuk meningkatkan kekuatan tendangan ini, tetapi dalam kenyataan kekuatan datang dari pinggul, dan lengan diletakkan dalam posisi tersebut untuk membebaskan serangan dari halangan.
Jika tendangan putar ini dicoba oleh lawan, petarung Muay Thai biasanya akan menangkis dengan tendangan tulang keringnya. Petarung Thai dilatih untuk selalu menangkis dan menyerang dengan tulang kering. Kaki berisi banyak tulang halus dan jauh lebih lemah. Seorang petarung mungkin malah akan menyakiti dirinya sendiri jika ia mencoba untuk menyerang dengan kakinya atau kura-kura kaki.
Muay Thai juga mencakup macam tendangan lain seperti tendangan samping dan tendangan ke-belakang berputar. Tendangan-tendangan ini hanya digunakan dalam serangan oleh beberapa petarung tertentu.
"Kao Dode" (Serangan lutut lompat) – petarung melompat dengan satu kaki dan menyerang dengan lutut kaki tersebut.
"Kao Loi" (Serangan lutut terbang) – petarung mengambil langkah, melompat ke depan dan dari satu kaki menyerang dengan lutut kaki tersebut.
"Kao Tone" (Serangan lutut lurus) – petarung hanya menyodor lutut ke depan tetapi tidak ke atas, kecuali ia memegang kepala lawan ke bawah dalam pitingan dan berniat untuk mendengkul ke atas, ke wajah lawan. Menurut salah satu sumber tertulis, teknik ini agak lebih baru dibanding "Kao Dode" atau "Kao Loi". [butuh rujukan]
Seharusnya, ketika petarung Muay Thai tradisional bertarung dengan tangan terikat tali (bukan sarung tinju petarung modern), teknik khusus ini akan berpotensi untuk melukai dengan cara memotong dan menyilet oleh lawan waspada yang akan mem-blok atau menangkis dengan "sarung tangan-tali" yang bertepi tajam yang kadang-kadang dicelupkan ke dalam air untuk membuat tali lebih kuat. Hal ini juga berlaku untuk beberapa serangan lutut.
Dalam sebuah episode acara televisiAmerika SerikatFight Science, seniman bela diri menggunakan tehnik tendangan paling kuat mereka pada boneka uji-kecelakaan untuk menguji kekuatan serangan mereka. Acara ini membandingkan kekuatan rusak tendangan-sisi karate, tendangan terbang ganda Cina, tendangan belakang berputar taekwondo dan serangan lutut Muay Thai yang dilakukan oleh juara Muay Thai Melchor Menor. Dalam hal kekuatan, tenaga, kerusakan dan depresi dada yang diakibatkan tendangan, serangan lutut Muay Thai mengakibatkan daya yang paling besar dari semua teknik tersebut.
Dorongan kaki (teep)
Dorongan-kaki atau secara harfiah "jab kaki" adalah salah satu teknik dalam Muay Thai. Hal ini terutama digunakan sebagai teknik defensif untuk mengendalikan jarak atau serangan tangkisan. Dorongan-kaki harus dilancarkan dengan cepat tetapi dengan kekuatan yang cukup untuk menjatuhkan lawan dari keseimbangan.
Muay Thai dipraktikkan di berbagai negara dan terdapat peraturan yang berbeda-beda tergantung di negara mana pertarungan berlangsung dan di bawah peraturan organisasi apa pertandingan tersebut diatur. Berikut ini adalah pranala ke bagian aturan resmi dari Sports Authority of Thailand[pranala nonaktif permanen] (Otoritas Olahraga Pemerintah Kerajaan Thai).
Seni bela diri di susunan mengutamakan menurut tempatnya. Martial arts are listed by area of primary focus. Catatan ada mungkinan tempat lain dimasukan dalam daftarnya.