Kyūjutsu (弓 術code: ja is deprecated , ("Seni memanah")) adalah seni bela diri tradisional dari Jepang yang menggunakan busur (yumi) sebagai alat utama dalam membela diri.
Kyūjutsu dan ilmu memanah sebenarnya dianggap sebagai keterampilan yang penting dan sangat berperan dalam sebagian besar sejarah Jepang.[1] Selama sebagian besar periode Kamakura hingga periode Muromachi (c.1185 – c.1568), busur hampir secara eksklusif menjadi simbol para prajurit profesional dan cara hidup prajurit-prajurit tersebut disebut sebagai "jalan kuda dan busur" (弓 馬 の 道, kyūba no michi ).[2] Meskipun samurai mungkin lebih dikenal karena ilmu pedang mereka dengan menggunakan katana (弓 術 ("kenjutsu")).
Sejarah
Awal mula panahan di Jepang sama seperti negara-negara lain, yakni dengan perkembangan penemuan senjata-senjata baru pada masa dinasti atau kerajaan. Ilustrasi pertama yang menggambarkan busur besar asimetris Jepang berasal dari periode Yayoi (ca. 500 SM – 300 M), busur yang digambarkan pada ilustrasi tersebut berukuran besar dan berbeda dengan busur pada umumnya. Weishu (tertanggal sekitar 297 M) adalah dokumen tertulis pertama yang menjelaskan tentang bagaimana ilmu dan seni memanah di Jepang, yang menceritakan tentang bagaimana masyarakat di pulau-pulau Jepang menggunakan "busur kayu yang pendek dari sisi bawah dan panjang dari sisi atas.[3]
Pendidikan
Berikut merupakan sekolah/akademi memanah yang menggunakan ilmu terapan dari bela diri Kyūjutsu.
Seni bela diri di susunan mengutamakan menurut tempatnya. Martial arts are listed by area of primary focus. Catatan ada mungkinan tempat lain dimasukan dalam daftarnya.