Jin

Sebuah Jin dalam kisah Aladin dan Lampu Wasiat yang ada di Legoland.

Jin (bahasa arab: جن Janna) kata “(Jin)” berasal dari “Jann” yang juga tertutup, tersingkap dari pandangan kecuali Allah berkehendak, sama seperti malaikat bisa terlihat, tetapi jin tak dapat melihat malaikat, kecuali Allah ijinkan pula, seperti Iblis melihat Malaikat Jibril.

Ia masuk pada kategori makhluk gaib jenis jin, adapula makhluk ghaib jenis malaikat dan jenis ruh.[1]

[2] [3]

Bapaknya Para Jin adalah Al Jin bernama Saum atau Samum, diriwayatkan dari Ibnu Abbas Ra. ketika Allah menciptakan Jin pertama kali dari api yang berkobar. Dia berkata kepadanya: "Katakan permintaanmu!" Saum menjawab: "Kami meminta kepada-Mu agar kami dapat melihat, tetapi kami tidak mampu dilihat, kami sirna di Bintang Tsura, dan kami tidak mati kecuali kami dalam kondisi muda seperti anak kecil." Kemudian Allah mengabulkannya. Lalu keturunan jin tersebut mulai tersesat dan selalu berperang antar sesama bangsa Jin, ketika diutus rasul/utusan malaikat bernama Yusuf ia pun terbunuh. Lantaran terbunuhnya utusan Jin maka Allah mengutus dan menguji Azazil untuk menaklukan dan menyadarkan para jin kafir tersebut di bumi ini.

Dari Aisyah RA, Nabi SAW bersabda, Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang berkobar, sedangkan Adam (manusia) diciptakan sebagaimana yang telah dijelaskan kepada kalian (tanah).” (HR Muslim).

Jin memiliki akal dan Nafsu mempunyai silsilah keturunan pria dan wanita sama seperti manusia juga memiliki kepercayaan agama yang berbeda sesuai jamannya.[4]

Pemimpin Jin Adalah Azazil al-harits yang sebelum Nabi Adam AS ada menjadi pimpinan jin beserta para Malaikat di jagad raya alam semesta ini, saat itu ia tunduk taat dan tauhid kepada penciptanya Allah SWT.

Lalu datang suatu masa Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS. dari tanah.

Alquran [5] [6] Jawaban Iblis [7] Iblis menentang Allah karena tak mau sujud memberikan salam penghormatan kepada Nabi Adam As. Iblis arogan akibatnya, ia mendapatkan murka dari Allah dan diusir dari surga.

Maka Allah mengutuk jin Azazil tersebut menjadi Iblis.[8][9] Lalu setelah itu Iblis meminta jiwanya abadi sampai hari kiamat.[10]

Bangsa Jin dahulu dikatakan dapat menduduki beberapa tempat dilangit alam semesta yang maha luas ini dan suka mendengarkan berita-berita dari Allah, setelah diutusnya seorang nabi yang bernama Muhammad maka mereka tidak lagi bisa mendengarkannya karena ada barisan yang menjaga rahasia itu.

... dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan khabr (kabar),(berita-beritanya). Tetapi sekarang[11] barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya) (Al-Jin 9:72)

Kematian & Kehidupan

Setiap makhluk yang diciptakan Allah SWT pasti meninggal dunia, termasuk manusia dan jin. Namun, manusia biasa tak pernah mengetahui bagaimana jin meninggal dunia.

“Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175).

Allah SWT berfirman [12] Jin dan manusia di dunia akan mati, Ibnu Abbas Ra meriwayatkan bahwa Nabi SAW dalam salah satu doanya, beliau melantunkan: “Aku berlindung dengan kemuliaanMu yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Dzat yang tidak akan mati. Sementara jin dan manusia akan mati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalu bagaimana jin meninggal?

  • Dari Abu as-Sa’ib, yang pernah menjadi hamba sahaya Hisyam bin Zahrah, ia berkata: “ Saya pernah menjumpai Abu Sa’id al-Khudri di rumahnya. Aku dapati ia sedang shalat. Maka aku pun duduk menunggunya. Setelah selesai sholat aku mendengar suara di salah satu tiang di atap rumah. Aku melihatnya ternyata seekor ular. Maka aku pun bangkit hendak membunuhnya. Abu Sa’ib mengisyaratkan agar aku duduk kembali. Aku pun duduk. Setelah keluar beliau menunjuk sebuah rumah.

Beliau bertanya, “Apakah engkau melihat rumah itu?” “Ya!” jawabku. Beliau bercerita, “Dahulu di rumah itu tinggallah seorang pemuda yang baru saja menikah. Maka kami pun berangkat bersama Rasulullah ke peperangan Khandaq. Pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah untuk kembali ke rumah pada tengah hari. Rasulullah mengizinkannya dan berkata kepadanya, ‘Bawalah senjatamu, aku takut engkau dihadang oleh Yahudi Bani Quraizhah’.

Maka pemuda itu pun membawa senjatanya. Kemudian ia kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah ia dapati istrinya berdiri di depan pintu rumahnya. Maka ia pun menyerbu ke arah istrinya untuk memukulnya dengan tombaknya. Ia telah terbakar rasa cemburu. Si istri berkata kepadanya, ‘Tahan dulu tombakmu terhadapku! Masuklah ke dalam rumah supaya engkau dapat melihat apa yang menyebabkan aku keluar rumah.’

Maka pemuda itu pun masuk ke dalam rumah ternyata ia dapati ular besar melingkar di atas tempat tidurnya. Maka ia pun menyerangnya dengan menusukkan tombaknya. Kemudian ia keluar dan menancapkan ular itu pada tombaknya lalu ular itu menggeliat dari ujung tombak dan menyerangnya, tak diketahui siapakah yang lebih dahulu mati apakah ular itu atau pemuda tadi.

Kami pun menceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah, kami berkata, ‘Mintalah kepada Allah agar Dia menghidupkannya kembali untuk kami.’ Rasulullah SAW berkata, ‘Mintalah ampunan untuk sahabat kalian ini.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya kota Madinah ini dihuni oleh jin-jin yang telah masuk Islam. Jika kalian melihat ular, maka usirlah selama tiga hari. Jika masih terlihat setelah itu, maka bunuhlah karena ia adalah setan’.” (HR Muslim no 2236).

  • Khalid bin Walid Ra, pernah diperintahkan Nabi SAW untuk menghancurkan ‘Uzzá. Pohon keramat yang disembah orang musyrik jahiliyah. Setelah khalid bin walid menebang ketiga pohon yang dikeramatkan di tempat itu, dan membantai setiap orang yang mencoba menghalangi, beliau menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:

“Kembali, kamu belum melakukan apapun.”Khalid pun segera kembali. Tiba-tiba banyak orang naik ke bukit. Mereka memanggil-manggil; “Wahai Uzza, Wahai Uzza.” Khalid pun mendatanginya. Ternyata ada wanita telanjang, rambutnya terjuntai, di atas kepalanya ada pasirnya. Khalid dengan sigap menusukkan pedangnya, sampai dia mati. Setelah diceritakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:“Itulah Uzza.” (HR. Nasai dalam Sunan al-Kubro 11547, al-Mushili dalam Musnad-nya 866).

“Pada suatu ketika, ada seorang anak yang gila (tak sadarkan diri) diberikan pada Nabi saw, kemudian Nabi saw berkata, ‘Keluarlah wahai musuh Allah, keluarlah wahai musuh Allah.’ Dalam sebagian redaksi hadis lain disebutkan, ‘Keluarlah wahai musuh Allah, saya adalah utusan Allah.’ Kemudian anak (bayi) tersebut sembuh.”Ahmad dan Al-Baihaqi

Riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda: "Ular-ular itu adalah jin yang mengubah rupa dan bentuknya sebagaimana Bani Israil yang berubah bentuk menjadi rupa monyet dan babi." (HR at-Thabrani)

Dalam satu hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya setan benar-benar takut padamu wahai Umar. Tatkala aku duduk budak wanita itu memukul rebana, lalu masuk Abu Bakar, 'Ali dan Utsman, dia masih memukul rebana, tatkala dirimu yang datang budak wanita itu melemparkan rebananya."

Bahkan setan pun sangat takut apabila bertemu Umar bin Khattab. Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Ibnul Khatthab, demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman tanganNya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lalui." Dalam hadits lain, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari Umar." (HR. Tirmidzi)

Etimologi

Asal pembentukan kata "jin" yaitu dari huruf 'jim' ("ج") dan 'nun' ("ن") ini menunjukkan makna tertutup, Syaikh al-Islam berkata: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia."

Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan (yang berarti istitar/tersembunyi).

Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan setan ialah sifat dari setiap yang durhaka dari golongan jin dan manusia.

Jin Qorin dan Jin Murni hidup di alam yang berbeda

Dalam kisah yang diriwayatkan oleh Jabir Bin Abdillah, bahwa ketika tiba giliran Iblis untuk meminta, iapun berkata, “Ya Tuhanku, manusia (Adam) inilah yang telah Engkau muliakan atasku, kalau Engkau tidak memperhatikannya, aku tidak akan kuat menghadapinya.”

Allah berfirman; “ Tidak akan dilahirkan seorang anak dari nya kecuali dilahirkan pula seorang anak dari bangsa kamu.”

Iblis berkata lagi, “Ya Tuhanku, berilah tambahan kepadaku.”

Allah berfirman, “Kamu dapat berjalan jalan ditubuh mereka seperti mengalirnya darah dan kamu dapat membuat hati mereka sebagai rumah-rumah untuk kamu.”

Ada dari golongan Jin adapula dari golongan Malaikat [13] yang berdampingan saat manusia lahir, ketika manusia wafat Jin Qorin golongan Malaikat sebagai saksi dari manusia ketika hidup, ia menghadap kepada Allah, sedangkan Jin Qorin bergabung dengan golongannya sampai hari kiamat, lalu ia bisa berubah menjadi Jin Khodam.

Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan, Nabi ﷺ bersabda, ’Tak ada seorang pun dari kalian kecuali telah ditunjuk qarinnya dari golongan jin & qarinnya dari golongan malaikat.’

Orang-orang bertanya, ‘Termasuk Anda, wahai Rasulullah ﷺ?’

Beliau ﷺ menjawab, “Termasuk aku. Hanya saja Allah membantuku untuk menundukkannya sehingga qarinku hanya mendorongku dengan kebenaran.”

Aisyah meriwayatkan, “Rasulullah ﷺ pernah meninggalkanku pada suatu malam. Aku diliputi rasa cemburu kepada beliau. Kemudian beliau datang dan melihat apa yang aku lakukan. Beliau bertanya, ‘Ada apa Aisyah, kamu cemburu?’ ‘Bagaimana orang sepertiku tidak cemburu kepada orang sepertimu,’ jawabku. Rasulullah ﷺ menyambung, ‘Sehingga kamu dikuasai setanmu?’ ‘Wahai Rasulullah, apakah bersamaku ada setan?’ tanyaku. ‘Ya.,’ jawab beliau, ‘Dan bersama semua orang.’ ‘Bersamamu juga?’ tanyaku. “ya,’ jawab beliau,’Hanya saja Rabbku membantuku untuk menundukkannya sehingga ia masuk Islam.”

“Tidaklah seorang pun di antara kamu kecuali disertakan padanya qarin dari kalangan jin (dan qarin dari kalangan malaikat)’. Para sahabat bertanya, ‘Kepada Anda juga, wahai Rasulullah?’. Beliau menjawab, ‘Juga kepada saya, tetapi Allah Azza wa Jalla membantuku melawannya sehingga dia masuk Islam. Maka, dia tidak memerintahkanku kecuali dengan kebaikan.” (HR. Muslim, no. 2814; Ahmad, no. 3770; dari Abdullah bin Mas’ud

Di antara jenis-jenis jin, ada yang bertugas mendampingi manusia disebut Jin Qarin dan ada yang berperan sebagai pembantu manusia biasa disebut Jin Khodam.

Jin Qarin

Sebutan makhluk Allah dari golongan jin dan malaikat.

Ia hidup di alam dimensi berbeda dengan keturunan Jin yang diciptakan langsung oleh Allah, sebagian dapat melihat Jin dan manusia, tergantung amalannya.

Jin Qarin ada yang kafir bersifat setan, tersesat [14] ada juga Qorin bangsa malaikat bukan dari jenis Jin, tergantung amalan kala hidup bersama manusianya ketika hidup selalu menyeru penyatuan untuk beribadah kepada Allah & menaklukannya, ia ada sejak lahirnya setiap manusia untuk mendampinginya, didasarkan hadits berikut.

Dari Ibnu Mas’ud Ra, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Tidak seorang pun dari kalian melainkan padanya telah didampingi oleh qorinnya dari golongan jin & golongan malaikat”. Para sahabat bertanya, “ Apakah hal itu juga ada padamu wahai Rasulullah?” Kemudian Beliau menjawab, “Ya, demikian juga ada padaku akan tetapi sesungguhnya Allah telah menolongku atasnya sehingga qorin tersebut telah masuk Islam maka dia tidaklah meyuruhku melainkan kepada kebaikan” (HR. Muslim 7286 & Ibnu Hibban 6417, & yang lainnya).

Terkait hadits di atas, berarti jin Qorin dan Qorin malaikat Nabi SAW selalu memerintahkan yang baik-baik saja kerena sudah muslim.

Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim mengatakan,“Dalam Hadits ini terdapat peringatan terhadap godaan jin Qorin & bisikannya. Nabi SAw memberi tahu bahwa dia bersama kita, agar kita selalu waspada sebisa mungkin.” (Syarh Shahih Muslim, 17 : 58)

Menurut Pakar Spritual khususnya ahli eksorsisme adapun tugas jin qorin kafir bersifat setan karena sudah terbelenggu oleh iblis (pesugihan) dan sebaliknya Jin Qorin Muslim bersifat malaikat dapat memerintahkan, menjaga dan melindungi kita untuk beribadah kepada Allah.

Maka dari itu tugas kita harus menundukkan dan menaklukan jin qorin kafir pendamping kita menjadi islam dengan cara Mukhlis dan dapat dicintai Allah dan Nabi SAW lalu perbesar timbangan amal kebaikan daripada keburukan.

Melakukan Shalat Taubat dan kewajiban kita dan takut kepada Allah SWT. adalah langkah awal, setelah itu masukan kedalam kalbu hati kita, jangan Islam KTP / Islam ada pada nama saja / Islam Setengah-Setengah itu sama dengan kafir yang sebenar-benarnya.[15]

Jin Qorin mendampingi manusia sampai ajal, lalu ia menanti sampai kiamat, di penantian ia bisa menjadi Jin Khodam karena ilmunya atau jin Abal Abal yang tak bisa melihat dimensi alam jin lain.. sebagai bukti..

“Apakah qorin ini akan terus menyertai manusia, sampai menemaninya di kuburan? Jawabnya, ya dan tidak lalu Qorin itu menjadi khodam, mungkin juga. Zahir hadits – Allahu a’lam – menunjukkan bahwa dengan berakhirnya usia manusia, maka jin ini akan meninggalkannya berubah menjadi Khodam. Karena tugas yang dia emban telah berakhir.

Ketika manusia mati, maka akan terputus semua amalnya, kecuali tiga hal : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat & anak shaleh yang mendoakannya. (HR. Muslim).” (Majmu’ Fatawa, 17 : 427).

Nah karena ilmu yang bermanfaat itu Jin Qorin mendapat hidayah untuk mengamalkannya sampai ia di ridhoi oleh Allah SWT menjadi Jin Khodam Muslim

Lalu bagaimana dengan Jin Qorin Albert Einstein, Isaac Newton, Waliyullah dll. Wallahu Alam.

Jin Khodam

Menurut ilmu laduni Jin Khodam biasanya dari Jin Qorin dan golongan jin murni, Ia akan ada dan hadir dengan 3 Jalan.

  • Jalan pertama yaitu dengan belajar mendapatkan ilmu laduni sebagai anugerah dari Allah, juga melalui jalan riyadhah / latihan, dengan melakukan mujahadah dan muraqabah mendekatkan diri kepada Allah, lalu tafakkur ini adalah hadiah untuk mereka yang memiliki keseriusan dalam menuntut ilmu sehingga dia dibantu oleh Allah Swt.
  • Jalan kedua dari leluhur.
  • Jalan Ketiga dari Rukiah, penyatuan, mediasi mediator jin atau kerasukan.

lalu ia dapat dipergunakan sebagai sosok jin pembantu, ia berinteraksi dengan manusia dan siap sedia membantu manusia untuk beribadah kepada Allah atau juga dapat menyesatkan mengikuti perjanjian dengan Iblis atau memang Jin Khodam keturunan Iblis.

Namun perlu dipahami bahwa Jin khodam ada yang kafir ada yang muslim.

Lalu jika ingin mengikuti sunah Nabi Sulaiman AS. yang memiliki mukjizat untuk mengendalikan dan menguasai jin, itu tidak mungkin sebab tidak ada manusia yang dapat menundukkan jin sepenuhnya (taat sepenuhnya tanpa syarat) selain Nabi Sulaiman as dengan doanya: Sulaiman berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi”. (Shad ayat; 35) jika perlu dengan kekuatan iman Islam dan Ilmu yang memadai niscaya para jin muslim yamh menjadi khodam anda akan berkata waktu ibadahku habis karena membantu manusia dan tentu saja anda berdosa dan mendekati sirik, karena bagian itu bukan mukjijat hanya untuk para Anbiya atau kharomah yang diperuntukan para rasul serta utusannya. Manusia jaman kini hanya mendapat ilmunya saja terutama dari As Sunah doa para nabi dan Al Qur'an Nur Karim.

Mempunyai Khodam harus berhati-hati saat memerintahnya ada baiknya tidak perlu mengaktifkan jin khodam apabila anda belum mengenal qarin anda sendiri dari golongan Malaikat.

Dengan demikian, Jin khodam muslim yang bertugas membantu manusia akan selalu memerintahkan, mengingatkan kita untuk shalat, bersyukurkepada Allah juga selalu berzikir dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan Nabi Lainnya, Shalawat kepada Malaikat-MalaikatNya, Ulama, Syuhada, shiddiqin, Sholihin dan perlu diingat Jin muslim tidak akan menyekutukan Allah jika ia selalu mendengar Qarin malaikat dan tunduk kepada Allah dan hambanya yang muslim selama hidupnya.

Sifatnya Jin kebanyakan sama seperti Azazil Al-harits / pemberani juga gemar Jihad berperang di Jalan Allah dengan Jin Kafir, lalu ia sombong dan mendendam kepada anak cucu Adam, lalu mengumpulkan pasukannya sampai hari kiamat untuk menyesatkan jin pendamping manusia / jin qorin.[16]

Di akhirat kelak, baik manusia dan jin yang pernah bekerja sama akan saling menyalahkan satu sama lain. Dan kedua-duanya masuk neraka.[17]

Jin Setengah Iblis

Ini adalah level Bangsa Jin dari keturunan anak cucu iblis langsung dan Jin yang bersekutu dengan Iblis, lalu tugasnya bersekutu dengan dukun dan paranormal level kolonel.

Tentara Jin dan Iblis

Peradaban Jin dari semenjak diciptakan hobinya berperang dan bersiasat untuk menjerumuskan umat sampai hari kiamat. Tentara Iblis di level Negara biasanya mempunyai 1 Leader dengan sekutu 9 -10 jin keturunan iblis dari negara lain yang mempunyai total Pasukan sampai 3 Milyar jin kafir dengan full senjata dan perisai, bersiasat sistematis untuk membinasakan Jin Muslim dan Menyesatkan Jin Qorin Manusia, pada dasarnya mengambil Sukma untuk diperbudak. Jika mereka kalah dan para jin binasa, lain dengan keturunan iblis yang abadi mereka hanya terluka parah atau tertangkap terkurung dan dapat memulihkan lukanya dengan bertapa selama 1 tahun, lalu siap mengumpulkan pasukan kembali dan begitu seterusnya sampai Dajjal turun. Musuh utama Jin Muslim, Jin Qorin Muslim dan Umat Nabi SAW.

Cara mendapatkan pasukan jin, dengan membamgunkan yang bertapa atau cari dimanapun berada lalu taklukan jin atau iblis tersebut setelah itu diajak bersyahadat untuk memeluk Islam, khususnya tugas kaum spiritual yang kompeten.

Nama Jin Khodam

Umumnya Jin Qorin ketika manusia meninggal akan menanti dimakamnya sesuai amalan manusia itu sendiri, ia dapat menjadi Jin Khodam kepada manusia lain yang dikehendaki atau keturunan manusia tersebut dengan penyatuan Kerohanian, spiritualisme, itu juga apabila jin qorin tersebut berminat dan jelas khodam tersaebut memiliki nama seperti nama manusia pada umumnya, bila anda punya khodam tak bernama sama saja anda tidak mengerti apa - apa selain mendekati perbuatan syirik.

Maka dari itu bila berziarah ke makam ucapkanlah doa keselamatan untuk mereka [18], haram meminta bantuan apapun itu,[19] kecuali anda yang membantu mereka dengan doa sesama muslim dan muslimat.[20]

Maka dari itu, perbuatan mengkafirkan orang Islam hukumnya haram sebagaimana hadis Nabi SAW: "Bila seseorang mengkafirkan saudaranya (yang Muslim), maka pasti seseorang dari keduanya mendapatkan kekafiran itu." (HR Bukhari). "Jadi ini artinya ancaman dari Rasulullah tentang tidak boleh mengafirkan makhluk.

Jin Kafir / Setan Balatentara Iblis

Untuk level ini disebut Jin keturunan Iblis, ia tak akan kompromi bila manusia mengadakan perjanjian dengan mereka, bersekutu dengannya musyrik yaitu orang yang menyekutukan Allah SWT dengan selain Allah SWT, orang yang memuja berhala, musyrik murni, perbuatan dan musyrik pemujaan pesugihan, pengasihan, jual jiwa kekebalan akan binasa tersiksa di alam ghaib dan alam barzakh jauhkan kita dari golongan seperti ini.

Ilmu[21] Jin keturunan Iblis ini hanya ingin mengambil sukma manusia menjadi budaknya, naudzubillah min dzalik.[22]

Cara mengatasi orang yang terganggu godaan setan / sudah terikat dengan iblis yaitu: membaca ayat kursi dan al-Mu'awwidzatain, Ruqyah Syariyah, Khusyuk berdoa kepada Allah, toubat cepat-cepat mengerjakan kebaikan, meninggalkan kemungkaran, berqurban dan tawakkal kepada Allah.

Pandangan mitologi Arab

Sebuah gua yang disebut Majlis al-Jin di Oman, secara harfiah "Tempat berkumpulnya para Jin".

Dalam anggapan orang-orang sebelum Islam datang, Jin dianggap sebagai makhluk keramat, yang harus disembah dan dihormati. Orang orang pada masa tersebut menggambarkannya dalam bentuk patung sesembahan mereka.

Pandangan Islam

Unsur dasar

Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas, dijelaskan dalam Al-Hijr dan Ar-Rahman,

"...dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (Al-Hijr 15:27)

"...dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (Ar-Rahman 55:15)

Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adh-Dhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: "Dari nyala api, ialah dari api murni". Yang di maksud dengan api murni adalah tidak dicampur unsur lain, seperti halnya manusia diciptakan dari berbagai unsur tanah.

Mereka juga berpendapat bahwa yang dimaksud "api yang sangat panas" (nar al-samum) atau "nyala api" (nar) dalam firman Allah di atas ialah "api murni". Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya "bara api", seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir.

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: "Dari bara api." Riwayat ini ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir. Dalilnya dari hadis riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kalian."[23]

Wujud fisik

Jin berkaki dua, empat dan ada yang terbang juga dikatakan memiliki tanduk,[24] berukuran kecil[25] dalam kisah lain dikatakan kecil seperti lalat[26] memiliki sayap.[27]

Menurut ajaran Islam, jin dapat melihat manusia, namun sebaliknya manusia tidak dapat melihat mereka dalam wujud aslinya. Jikalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.

"Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." (Al-A'rof 7:27)

Kemudian tidak seorangpun mampu melihat jin, kecuali bila mereka mengubah diri (menjelma) dalam berbagai bentuk. Hanya nabi dan rasul saja yang sanggup melihat wujud aslinya.[28][29]

Ada beberapa riwayat yang menjelaskan bahwasanya mereka mengubah diri ke dalam berbagai bentuk seperti di antaranya:

  • Menjadi seorang lelaki miskin.[30]
  • Menjadi seorang Syaikh dari Najd.[31]
  • Berbentuk ular.[32][33]
  • Berbentuk tikus.[34]

Jin tidak dapat dilihat oleh penglihatan manusia jika berada dalam wujud aslinya. Wujud jin yang dilihat oleh manusia hanya berupa penjelmaan. Penjelmaan ini dapat berbentuk hewan maupun manusia. Jelmaan dari jin yang tampak oleh manusia dapat mempengaruhi wujud asli dari jin. Jika jelmaannya mati, maka jin dalam wujud aslinya pun mati. Gangguan terhadap wujud penjelmaan jin dapat membuat jin mengganggu manusia. Lazimnya, jin tidak mau menampakkan dirinya kepada manusia, karena memiliki rasa takut akan bahaya dari manusia. Wujud jin yang demikian disebutkan dalam Surah Al-A'raf ayat 27.[35]

Jin bisa berwujud seperti manusia siapapun kecuali sosok Nabi Muhammad,[36][37] mereka dapat mengubah wujud mereka menjadi hewan apapun. Serta bisa berujud Bani Adam seperti waktu setan mendatangi kaum musyrikin dalam bentuk Suraqah bin Malik kala mereka hendak pergi menuju Badr. Mereka dapat berubah-ubah dalam bentuk yang banyak, seperti anjing hitam atau juga kucing hitam. Karena warna hitam itu lebih signifikan bagi kekuatan jin dan mempunyai kekuatan panas.[38]

Beberapa hewan dianugerahi bisa melihat jin, seperti keledai[39] dan anjing[40]

Kemampuan

Menampakkan diri

Kemampuan jin untuk menampakkan diri disebutkan dalam sebuah hadis. Dalam hadis tersebut, jin menampakkan diri kepada Nabi Muhammad di Madinah. Nabi Muhammad berusaha menangkapnya untuk dipertontonkan kepada anak-anak, namun Beliau teringat nabi Sulaiman dan membatalkan keinginan tersebut.[41]

Melakukan sihir

Jin mampu melakukan sihir yang bertujuan untuk membantu manusia dalam perbuatan-perbuatan yang bersifat buruk. Salah satunya adalah merusak hubungan suami-istri dengan mengubah pandangan suami terhadap kecantikan istrinya.[42]

Leluhur jin

Al-Hasan Al-Bashri berkata: "Iblis tidak termasuk golongan malaikat sedikitpun. Iblis merupakan asal mula jin, sebagaimana Adam sebagai asal mula manusia.”[43][44] Kemudian menurut Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menambahkan: “Iblis adalah abu al-jan (bapak para jin).”[45]

Ketika manusia pertama selesai diciptakan, kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat dan Azazil untuk bersujud dihadapan Adam. Seketika itu pula Azazil menolak untuk bersujud, kemudian ia dipanggil oleh Tuhan dengan kalimat Iblis. Jadi Iblis ini adalah "Setan Pertama", karena dia yang pertama kali membangkang atas perintah Tuhan.

Syaithan dalam bahasa Arab menurut Ibnu Jarir, sebenarnya adalah kata sifat yang bisa menunjukkan pada setiap yang durhaka kepada Tuhan, baik dari bangsa jin, manusia, hewan, atau segala sesuatu yang jauh dari kebaikan,[46] pendapat ini diperkuat pada surah Al-An'am:

...dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (Al-An’am :112)

Berkembang-biak

Bangsa Jin memiliki jenis kelamin seperti halnya manusia yaitu, pria dan wanita, mereka sanggup beranak-pinak dan berkembang-biak

Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku,... (Al-Kahfi 18:50)

Kemudian bangsa Jin juga diyakini bisa mati[47][48] sebelum datangnya hari kiamat, kecuali Iblis yang umurnya telah ditangguhkan.

Klasifikasi dan sifat

Jin terdiri dari tiga kelompok, yaitu yang memiliki sayap dan terbang diudara, satu kelompok berbentuk ular dan satu kelompok nomaden.[49]

Ibnu Taimiyah yakin jin pada umumnya adalah "bodoh, tidak tulus, menindas, berbahaya dan licik,"[50]

Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi pernah ditanya tentang perbedaan jin dan setan, ia menjawab: “Jin itu meliputi setan, namun ada juga yang shalih. Setan diciptakan untuk memalingkan manusia dan menyesatkannya. Kemudian jin yang shalih, mereka berpegang teguh dengan agamanya, memiliki masjid-masjid dan melakukan salat sebatas yang mereka ketahui ilmunya. Hanya saja mayoritas mereka itu bodoh.”[51]

Makanan dan minuman

Dikisahkan jin makan-makanan berasal dari kotoran manusia dan hewan, tulang,[52][53] sari makanan dan minuman yang tidak disebutkan nama Allah,[54] mereka menyukai aroma kemenyan, dan minuman yang memabukkan.

Agama

Di antara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir seperti halnya manusia, berdasarkan Al-Quran surah al-Jin.

...dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (Al-Jin 72:11)

dan

...dan sesungguhnya di antara kami ada jin-jin yang taat dan ada jin-jin yang menyimpang (Al Jiin 72:14)

Hal ini sebagaimana layaknya manusia yang memiliki keyakinan dan aqidah yang berbeda-beda.

Habitat

Bangsa Jin Janna hidup sekitar 70.000 tahun. Bangsa Jin Bannul Janna hidup sekitar 18.000 tahun dan ditaklukan oleh Azazil ketika ia turun kebumi.

Menurut beberapa hadist setan dari golongan jin tinggal dibeberapa tempat, golongan jin kafir suka tinggal ditempat yang kotor, dan mereka juga ada yang berdiam di masjid,[55] atau mengganggu manusia ketika salat.[56][57] Tempat berdiam di antaranya adalah:

Sebutan makhluk Allah dari golongan jin dan malaikat atau pendamping manusia dari lahir dari golongan jin yang selalu menggoda dan golongan malaikat yang selalu menyaksikan perbuatan baik manusia, sampai akhir hayat lalu qorin malaikat lapor menjadi saksi hidup manusia tersebut.

Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai "Qarin dari kalangan Jin". Allah berfirman, artinya:

Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: 'Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh... (QS Qaaf 50:27)

Manusia dan qarinnya itu akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Aisyah ra mengatakan:

Rasulullah ﷺ keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: "Apakah kamu telah didatangi syetanmu?" "Apakah syetan bersamaku?" Jawabku, "Ya, bahkan setiap manusia." Kata Nabi Muhammad ﷺ. "Termasuk engkau juga?" Tanyaku lagi. "Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya." Jawab Nabi (HR Ahmad).

Berdasarkan hadis ini, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi qarin. Hanya qarin itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia.

Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. (Al-A'raf 7:27)

Manusia yang biasa tidak mampu melihat jin, melainkan mereka yang telah diizinkan Allah.Di dalam Al-Quran melarang sama sekali kita meminta pertolongan kepada Jin, ini membuktikan terdapat beberapa bilangan manusia yang mampu melihat dan berbicara dengan mereka. Ada juga sesetengah ahli agama yang tersilap bicara di atas nafsu mereka seperti mengatakan Jin memakan asap padahal perkara ini tidak disebut sama sekali di dalam Al-Quran.

...dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin 72:6)

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ "mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (Q.S Al-Baqarah:2)
  2. ^ Dalam Alquran Allah SWT berfirman: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas,” (QS Al-Hijr: 27).
  3. ^ "Dan sesungguhnya di antara kami (Jin) ada yang saleh dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda." (QS. Al-Jinn Ayat 11)
  4. ^ Allah berfirman: Dan, Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku.” (QS Adz-Dzaariyat [51]: 56).
  5. ^ “Iblis itu dari golongan jin, & dia membangkang terhadap perintah Rabb-nya.(QS Al-Kahfi ayat 50).
  6. ^ "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka merekapun bersujud kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 34)
  7. ^ “Allah berfirman: ‘Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?’ (Iblis) menjawab, ‘Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah’.” (QS surah Al-A’raf ayat 12).
  8. ^ “Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan”. (QS.Shaad:77–78)
  9. ^ Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka." (QS Al-Hijr ayat 39-40)
  10. ^ Iblis menjawab, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.” Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” (QS Al-A’raf: 14-15)
  11. ^ Yang dimaksud dengan sekarang, ialah waktu sesudah Nabi Muhammad s.a.w. diutus menjadi rasul.
  12. ^ "Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”QS Ar-Rahman 26-27
  13. ^ Dan datanglah setiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.Q.S Qaf [50]:21
  14. ^ Yang menyertai dia berkata (pula), "Ya Tuhan kami, aku tak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh."QS Qaf [50]:27
  15. ^ Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah & rasul-rasul-Nya bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah & rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian & kami mengingkari sebagian (yang lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir), merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.(An-Nisa ayat 150-151)
  16. ^ “Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.” (QS. Al-Jinn:6)
  17. ^ “Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua (dan Allah berfirman), “Wahai golongan jin! Kamu telah banyak (menyesatkan) manusia.” & kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.” Allah berfirman, “Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain.” Sungguh, Tuhanmu Maha bijaksana, Maha Mengetahui.” (QS.Al-An’am:128)
  18. ^ Dalam hadis yang disampaikan oleh Imam Nawawi, Rasulullah SAW bersabda, “Tak seorang pun mengucapkan salam kepadaku kecuali Allah mengembalikan ruhku kepadaku sehingga aku dapat menjawab salam darinya,” "Tak seorang pun mengucapkan salam kepadaku kecuali Allah mengembalikan ruhku kepadaku sehingga aku dapat menjawabnya."
  19. ^ Hadits yang diriwayatkan dari Buraidah RA, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: "Aku dulu pernah melarang kalian berziarah kubur, dan kini berziarahlah". (HR Muslim)
  20. ^ Tercantum dalam hadits Rasulullah dari Aisyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah pada akhir malam pergi ke kuburan Baqi, dan berdoa: "Salam sejahtera bagi kalian semua, wahai para penghuni perkampungan orang-orang mukmin, dan akan datang kepada kalian apa yang dijanjikan kepada kalian, kelak pada waktu yang telah ditentukan. Dan sesungguhnya kami, insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah, berikanlah ampunan kepada para penghuni kuburan Baqi'ul Gharqad". (HR Muslim)
  21. ^ Syekh Abdul Qadir Al Jailani: “Aku lebih menghargai orang yang beradab, daripada orang yang berilmu. Jika hanya berilmu, iblis pun lebih tinggi ilmunya daripada manusia”
  22. ^ artinya yakni "kami meminta perlindungan kepada Allah dari hal itu (hal yang buruk)."
  23. ^ HR. Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad.
  24. ^ Amr bin abasah mengisahkan bahwa rasulallah bersabda, “Sholat subuhlah kalian. lalu tahanlah diri dari sholat (jangan sholat) sampai matahari terbit sehingga (benar-benar) naik, karena sesungguhnya dia muncul di antara dua tanduk setan. Ketika itu, orang-orang kafir sedang sujud menyembahnya. Setelah (melewati waktu itu) maka sholatlah, karena sesungguhnya sholat itu disaksikan dan dihadiri (para malaikat) sampai tombak tidak memiliki bayangan (matahari tepat berada ditangah-tangah). Lalu tahanlah diri dari sholat, karena sesungguhnya ketika itu neraka jahanam dinyalakan. Lalu apabila bayangan matahari telah tampak (matahari tergelincir ke arah barat) maka sholatlah, karena sesungguhnya sholat itu disaksikan dan dihadiri (para malaikat) hingga kamu sholat ashar. Kemudian tahanlah diri dari sholat sampai matahari tenggelam, karena sesungguhnya dia tenggelam di antara dua tanduk setan. Ketika itu orang-orang kafir sujud menyembahnya.” (HR. Muslim 832) Mengenai pengertian dua tanduk setan ini menurut Imam Nawawi para ulama berbeda pendapat, ada yang mengartikan bahwa ketika manusia salat pas pada waktu itu maka setan akan mengikuti dengan kedua tanduknya dan ada pula yang berpendapat ketika orang kafir sujud kepada matahari maka setan berdiri di sana agar mengira dirinyalah yang disembah, ada juga yang mengartikan secara kiasan bahwa tanduk di situ artinya adalah kesombongan dari setan. (Shahih Muslim bi Syarh An Nawawi Juz IV /124)
  25. ^ Ibnu Az-Zubair meriwayatkan bahawa suatu ketika ia melihat seorang lelaki memakai pakaian yang biasa digunakan ketika bepergian tingginya satu jengkal (20 -30 cm) lalu Ibnu Az-Zubair bertanya: “Siapa engkau ini ?” Makhluk itu menjawab: “Aku Izib”. Ibnu Az-Zubair berkata: “Apa Izib itu?” Makhluk itu menjawab: “Izib ya Izib”. Lalu Ibnu Az-Zubair memukulnya dengan tongkatnya hingga makhluk itu lari terbirit-birit. (Al-Syibli Al Hanafi dalam Ahkam Al Marjan fi Ghara’ib Al Akhbar wa Ahkam al Jan hal 224)
  26. ^ Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa jika dibacakan bismillah, jin akan mengecil sebesar lalat (mungkin ini adalah ukuran aslinya jin). Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya meriwayatkan dari ayah Abu Al-Malih, seseorang yang bernama Usamah bin Umari,ia diboncengi oleh rasulallah. Usamah berkata, “Tunggangan Nabi tergelincir, maka aku katakan: ‘‘Tsa’isas-syaithaan (celakalah setan), bahwa Rasulallah bersabda, “Janganlah engkau mengatakan celakalah setan, karena dengan itu dia justru membesar hingga seperti gunung. Lalu dia akan mengatakan, ‘Dengan segala kekuatanku, aku jatuhkan dia!’ Tapi, hendaklah dia mengucapkan: ‘Bismillah”. Karena jika engkau mengatakan seperti itu, setan itu mengecil hingga menjadi seperti seekor lalat.” (Hadist riwayat Ahmad 5:95, Abu Dawud 4982, An-Nasa’i, Nawawi, Al-Hakim, Mardawaid dan dishahihkan oleh Al-Albani)
  27. ^ Imam adh-Dhahhak pernah ditanya: “Apakah setan mempunyai sayap?” ia menjawab: “Bagaimana mereka dapat terbang menuju langit kalau mereka tidak memiliki sayap.” (H.R. Ibnu Jarir)
  28. ^ “Sesungguhnya setan menampakkan diri di hadapanku untuk memutus salatku. Namun Allah memberikan kekuasaan kepadaku untuk menghadapinya. Maka aku pun membiarkannya. Sebenarnya aku ingin mengikatnya di sebuah tiang hingga kalian dapat menontonnya. Tapi aku teringat perkataan saudaraku Sulaiman ‘alaihissalam: ‘Ya Rabbi anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku’. Maka Allah mengusirnya dalam keadaan hina.” (HR. Al-Bukhari no. 4808, Muslim no. 541 dari Abu Hurairah)
  29. ^ Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang mendirikan salat, lalu didatangi setan. Dia memegangnya dan mencekiknya. Dia bersabda: “Hingga tanganku dapat merasakan lidahnya yang dingin yang menjulur di antara dua jariku: ibu jari dan yang setelahnya.” (HR. Ahmad, 3/82-83 dari Abu Sa’id Al-Khudri).
  30. ^ Mukhtasor Shahih Muslim karya Az-Zabidi: 1078.
  31. ^ Siroh Ibnu Hisyam 2/122.
  32. ^ Dari Ibrahim dari Ibnu Mas’ud, katanya: “Bunuhlah semua ular kecuali jin putih yang bentuknya seperti tongkat perak”. (H.R. Abu Daud) Al Mudziri berkata hadis ini munqothi’ sebab Ibrahim tidak pernah bertemu Ibnu Mas’ud, Rasulullah ﷺ bersabda: “Ular-ular itu adalah jin yang mengubah rupa dan bentuknya sebagaimana Bani Israil yang berubah bentuk menjadi rupa monyet dan babi.” (H.R. Thabrani dengan sanad yang sahih)
  33. ^ Mukhtasor Shahih Muslimi: 1498.
  34. ^ Ibnu Abbas berkata: “Suatu hari seekor tikus datang menyeret kain yang dipintal kemudian dilemparkan ke hadapan rasulullah ﷺ yang sedang duduk di atas tikar. Kemudian kain dipintal yang dibawa tikus tadi terbakar persis sebesar uang dirham. Rasulullah ﷺ Kemudian bersabda: “Apabila kalian tidur, matikanlah lampunya, karena syaithan sering kali berwujud seekor tikus” (H.R. Abu Dawud dengan sanad shahih).
  35. ^ asy-Sya'rawi 2007, hlm. 18.
  36. ^ Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku. (Shahih Muslim No.4206)
  37. ^ Hadis riwayat Abu Qatadah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar. (Shahih Muslim No.4208)
  38. ^ Idhahu Ad-Dilalah, hal. 19 dan 23.
  39. ^ “Jika kalian mendengar ringkikan keledai, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan.” (HR. Al Bukhari: 3303 dan Muslim: 2729)
  40. ^ Kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud; dari Jabir bin Abdullah radiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,Apabila kalian mendengar gonggongan anjing dan ringkikan keledai pada malam hari, maka mintalah perlindungan (ta’awwudz) kepada Allah, karena mereka melihat sesuatu yang tidak kalian lihat.” Shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 29797; Ahmad 3/306 dan 355; Abd bin Humaid no. 1157-Muntakhab; al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no. 1234; Abu Dawud, Kitab al-Adab, Bab ad-Dik wa al-Bahaim, 2/748, no. 5103; Abu Ya’la no. 2221 dan 2327; Ibnu Hibban no. 5517 dan 5518; ath-Thabrani dalam ad-Du’a` no. 2008; al-Hakim 4/283; al-Baghawi no. 3060: dari berbagai jalur, dari Muhammad bin Ishaq, dari Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits, dari Atha` bin Yasar, dari Jabir dengan hadis tersebut.
  41. ^ asy-Sya'rawi 2007, hlm. 19.
  42. ^ asy-Sya'rawi 2007, hlm. 18-19.
  43. ^ Tafsir Al-Qur`anul ’Azhim, 3/94.
  44. ^ Al-Hasan Al-Bashri t. Dia menyatakan: “Iblis tidak pernah menjadi golongan malaikat sekejap matapun sama sekali, dan dia benar-benar asal usul jin, sebagaimana Adam adalah asal usul manusia.” Diriwayatkan Ibnu Jarir dalam tafsir surat Al-Kahfi ayat 50, dan dishahihkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya.
  45. ^ Tafsir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 406 dan 793
  46. ^ Tafsir Ibnu Jarir, 1/49
  47. ^ Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa nabi ﷺ dalam salah satu doanya, dia melantunkan: “Aku berlindung dengan kemuliaan-Mu yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Dzat yang tidak akan mati. Sementara jin dan manusia akan mati.” (HR. Bukhari no. 7383 dan Muslim no. 2717)
  48. ^ Kisah seorang sahabat muda yang membunuh ular jadi-jadian yang ada di rumahnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Muslim. ‘Alamul Jinni wa asy-Syayathiin, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar.
  49. ^ Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Jin terdiri dari tiga kelompok; satu kelompok memiliki sayap dan mereka terbang di udara, satu kelompok berbentuk ular dan satu kelompok tidak menetap dan berpindah-pindah.” Hadis Abu Tsa’labah radiyallohu anhu, yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani (22/214-215) No. 573, Al Baihaqi dalam “Al Asma wa Ash Shifat” (827), Al Hakim (2/456) dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani Rahimahullah dalam ta’liqnya terhadap Kitab “Al Misykaat” (4148) dan Syaikh Kami Al Wadi’i Rahimahullah dalam “Ash Shahiih Al Musnad Mimma Laisa Fii Ash Shahihain” (1213)
  50. ^ Ibn Taymiyyah, al-Furqān bayna awliyā’ al-Raḥmān wa-awliyā’ al-Shayṭān ("Essay on the Jinn"), diterjemahkan oleh Abu Ameenah Bilal Phillips.
  51. ^ Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin.
  52. ^ Kisah dari Abu Hurairah, bahwa dia pernah membawakan sebuah kantung air terbuat dari kulit untuk wudhu' dan hajat nabi, dan dia mengikuti dia dengan membawa kantung air tersebut, dia bertanya: "Siapakah ini?". Ia menjawab; "Saya Abu Hurairah". Maka dia berkata: "Carikanlah aku beberapa batu untuk aku gunakan sebagai alat bersuci dan jangan bawakan aku tulang dan kotoran hewan". Kemudian aku datang dengan membawa beberapa batu dengan menggunakan ujung bajuku dan meletakkannya di samping dia. Kemudian aku pergi. Ketika dia telah selesai, aku berjalan bersama dia bertanya; "Kenapa dengan tulang dan kotoran hewan?". Dia menjawab: "Keduanya termasuk makanan jin, dan sesungguhnya pernah datang kepadaku utusan jin dari Nashibin, dia adalah sebaik-baik jin, lalu mereka meminta kepadaku tentang bekal. Maka aku memohon kepada Allah untuk mereka agar mereka tidak melewati tulang dan kotoran hewan melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan". (HR.Al-Bukhari no 3571)
  53. ^ Kisah dari Amir dia berkata, "Saya bertanya kepada Alqamah, Apakah dahulu Ibnu Mas'ud menyaksikan bersama rasulullah ﷺ malam jin? Perawi berkata, 'Lalu Alqamah berkata, 'Aku bertanya Ibnu Mas'ud, lalu aku berkata, Apakah salah seorang dari kalian hadir bersama rasulullah ﷺ pada malam jin? Dia menjawab, Tidak, akan tetapi kami pernah pada suatu malam bersama Rasulullah, lalu kami kehilangan dia sehingga kami mencarinya di lembah dan setapak jelan ke gunung. Maka kami berkata, Jin membawanya pergi atau membunuhnya secara sembunyi-sembunyi. Maka kami bermalam dengan malam yang jelek yang para sahabat turut bersama melalui malam itu. Pada pagi harinya, tiba-tiba dia datang dari arah Hira'. Perawi berkata, "Kami berkata, Wahai Rasulullah, kami telah kehilanganmu, lalu mencarimu, maka kami tidak mendapatkanmu hingga kami bermalam pada malam yang jelek yang para sahabat turut bersama melalui malam-malam itu. Dia menjawab, Seorang dai dari kalangan jin mendatangiku, maka aku pergi bersamanya, lalu aku membaca al-Qur'an di hadapan mereka. Perawi berkata, 'Lalu dia beranjak pergi bersama kami untuk menunjukkan jejak-jejak mereka dan jejak perapian mereka, dan mereka meminta kepadanya bekal, maka dia bersabda, Kamu mendapatkan setiap tulang yang disebutkan nama Allah atasnya (ketika disembelih), yang mana di tangan kalian lebih banyak menjadi daging dan setiap kotoran hewan adalah makanan untuk hewan tunggangan kalian.' Lalu rasulullah ﷺ bersabda, Maka janganlah kalian beristinjak dengan keduanya (maksudnya kotoran hewan dan tulang), karena keduanya adalah makanan saudara kalian." Dan telah menceritakan kepadaku tentangnya Ali bin Hujr as-Sa'di telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Dawud dengan sanad ini hingga sabda dia, "Dan jejak perapian mereka." Asy-Sya'bi berkata, "Mereka meminta bekal kepada dia, dan mereka adalah berasal dari kalangan jin al-Jazirah." (Shahih Muslim no 682)
  54. ^ Hadis dari Jabir di atas menegaskan hal ini, tetapi apabila dia tidak mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’, dan jika dia tidak mengingat Allah ketika makan maka setan akan mengatakan: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap dan makan malam’.” (HR. Muslim 2018, Abu Daud 3765 dan yang lainnya)
  55. ^ Nabi Muhammad bahwa bila masuk masjid biasa berdoa (yang artinya): "Aku berlindung kepada Alloh yang Maha Agung, kepada Wajah-Nya yang Maha Mulia, dan kepada kekuasaan-Nya yang ada tanpa permulaan, dari setan yang terkutuk. Perawi hadis bertanya kepada gurunya, “Apa hanya itu saja yang dia ucapkan?” Dijawab, “Ya.” Nabi ﷺ bersabda, “Ketika seseorang mengucapkan doa itu, setan berkata, “Dia telah diberi penjagaan dari godaanku sepanjang hari ini.” (HR Abu Dawud dari hadis Ibnu 'Amrra; hadis shahih)
  56. ^ 'Abdullah bin 'Umar bila duduk saat salat, dia meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua lututnya, dan berisyarat dengan jari (telunjuk)nya, dan mengarahkan pandangannya ke jari telunjuk. Kemudian dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: Sungguh (jari telunjuk) itu lebih keras bagi setan daripada besi." Yang dia maksud adalah jari telunjuk. HR Ahmad; hasan.
  57. ^ 'Utsman bin Abil 'Ash datang kepada nabi ﷺ lalu mengadu, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan menghalangiku dari salatku dan bacaanku; dia merancukan bacaanku." Rasulullah ﷺ menasihatkan, "Itu adalah setan yang bernama Khinzib. Bila Anda mendapati hal itu, maka berlindunglah kepada Alloh dan meludahlah ke arah kiri 3 kali." 'Utsman berkata, "Aku pun melakukan itu, lalu Alloh menghilangkan gangguan itu dariku." (Hadis riwayat Muslim)
  58. ^ Rasulullah ﷺ menganjurkan agar setiap kali masuk ke WC, terlebih dahulu membaca doa sebagai permohonan perlindungan kepada Allah dari gangguan setan laki-laki dan setan perempuan. Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadis berikut ini: "Dari Zaid bin Arqam, Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya toilet-toilet itu dihuni oleh Jin. Oleh karena itu, apabila seseorang di antara kalian masuk WC, maka katakanlah: Allahumma Inni audzubika minal khubutsi wal khabaits (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari gangguan jin laki-laki dan jin perempuan." (HR. Abu Dawud no.6, Nasa'I, Ibnu Majah dan Ahmad).
  59. ^ a b Anas bin Malik berkata, "Iblis telah bertanya pada Allah, katanya: "Wahai Tuhanku! Engkau telah memberikan anak Adam tempat kediaman untuk mereka berteduh dan berzikir kepada-Mu, oleh itu tunjukkanlah padaku tempat kediaman untukku." Firman Allah: "Tempat kediamanmu adalah di dalam tandas." "Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan anak Adam berkumpul di masjid, di manakah pula tempatku berkumpul?" "Tempatmu berkumpul ialah di pasar-pasar, pesta, pusat membeli-beli, kelab malam, tempat hiburan serta majlis-majlis maksiat."
  60. ^ Dari Abu Hurairah r.a. behwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari rumah-rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah." (HR. Muslim:780 - Shahih Muslim:752, At-Turmudzi 2877)
  61. ^ Sahabat Ibnu Mas’ud mengatakan: “Sesungguhnya setan, apabila mendengar surat Al-Baqarah dibacakan dalam rumah, maka dia akan keluar dari rumah itu.” (HR. Ad-Darimi 3422, At-thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir 8642)
  62. ^ Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi ﷺ bersabda:“Apabila ada orang yang masuk rumah, kemudian dia mengingat Allah ketika masuk, dan ketika makan, maka setan akan mengatakan (kepada temannya): ‘Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam.’ Tapi apabila dia tidak mengingat Allah (bismillah dan jangan lupa ucapkan salam) ketika masuk, maka setan mengatakan: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’.” (HR. Muslim 2018, Abu Daud 3765 dan yang lainnya)
  63. ^ Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Semua tempat di bumi ini adalah masjid (dapat digunakan untuk salat atau bersujud) kecuali kamar mandi dan kuburan”. (HR. Abu Daud no. 492 dan At-Tirmizi no. 317, seta dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Irwa’: 1/320)
  64. ^ Ibnu Taimiyah menulis bahwa jin banyak berada di tempat-tempat kumuh, yang di dalamnya terapat najis, seperti tempat pembuangan sampah dan kuburan.
  65. ^ Dari Salman r.a. ia berkata: "Bersabda Rasulullah ﷺ: "Sungguh jika kamu mampu, janganlah engkau menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan terakhir kali keluar darinya, karena sesungguhnya pasar adalah medan peperangan setan dan di dalamnya ia menancapkan bendera." (HR. Muslim:2451)
  66. ^ Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Salatlah kalian di kandang kambing dan jangan kalian salat di tempat menderumnya unta.” (HR. At-Tirmizi no. 348)
  67. ^ Dari Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Salatlah kalian di kandang kambing dan jangan salat di kandang unta, sebab ia diciptakan dari setan.” (HR. An-Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad)
  68. ^ "Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah kalian salat di kandang-kandang unta karena di sana terdapat syaithan, salatlah di kandang domba karena dia itu membawa berkah." (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
  69. ^ Dari Abdullah bin Mughofal r.a., ia berkata: "Rasulullah ﷺ telah melarang kami untuk melakukan sholat di kandang-kandang unta dan tempat-tempat menderumnya, karena ia diciptakan dari setan-setan." (Shahih Sunan Abu Dawud, No.184/493)
  70. ^ Hal ini berdasarkan hadis Ibnu Mas'ud r.a. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: "Pada suatu malam kami bersama rasulullah ﷺ, lalu kami kehilangan dia lantas kamipun mencari dia di lembah-lembah dan gang-gang. Kami mengatakan "Rasulullah ﷺ telah diculik." Maka kamipun tidur malam dengan sejelek-jelek malam yang suatu kaum bermalam dengannya. Tatkala tiba waktu pagi hari, tiba-tiba dia datang dari arah Haro', maka kami mengatakan: "Ya Rasulullah, kami kehilangan anda dan kami mencari anda namun kami tidak menjumpai anda, lantas kami bermalam dengan sejelek-jelek malam yang suatu kaum bermalam dengannya." (Mendengar ucapan tersebut) maka Rasulullah menjawab: "Datang kepadaku seorang yang mengundang dari kalangan jin, maka akupun pergi bersamanya dan aku membacakan Al-Qur'an kepada mereka." (HR.Muslim, 1007)
  71. ^ Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa apabila seseorang keluar dari rumah, atau melewati lembah, tempat angker hendaklah membaca doa sebagaimana tercantum dalam hadis berikut: "Rasulullah ﷺ bersabda: "Kalau saja seseorang di antara kalian keluar rumah lalu berdoa: Audzu bikalimatillahit tammati min syarri ma khalaq (Aku berlindung kepada Allah dengan perantaraan kalimah Allah yang sempurna dari kejahatan makhluknya), maka ia tidak akan diganggu sedikitpun sejak ia berada di rumah itu sampai ia meninggalkannya". (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang shahih)
  72. ^ Dari Jabir r.a. ia berkata: rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di lautan. Dari sana dia mengirim pasukannya untuk membuat fitnah (mengacau atau membencanai) umat manusia. Maka siapa yang lebih besar membuat bencana, dialah yang lebih besar jasanya (terhormat) di kalangan mereka". (HR.Muslim: 2813-Shahih Muslim: 2408)
  73. ^ a b Syekh Abdul Mu’nim Ibrahim, tempat hidupnya jin adalah tempat yang sepi, tetapi ada pula beberapa jin yang hidup di pulau-pulau tengah laut, padang pasir, tempat sampah atau tempat yang rusak dan di antara mereka ada juga yang hidup bersama manusia.
  74. ^ Dari Qatadah, dari Abdullah bin Sirjis, bahwa sesungguhnya Nabi ﷺ melarang seseorang melakukan kencing di lubang. Meraka bertanya kepada Qatadah: "Mengapa dibenci kencing di dalam lubang?" Ia menjawab: "Dikatakan, bahwasanya ia adalah tempat-tempat tinggal jin". (Abu Daud: 29)
  75. ^ “Apabila salah seorang berada di tempat yang terbuka atau di tengah matahari sedang bersinar, lalu bayangan yang meneduhinya bergerak sehingga sebahagian dari dirinya terletak di tempat panas dan sebahagian lagi di tempat sejuk, maka hendaklah dia berdiri (meninggalkan tempat itu)”. (H.R. Abu Hurairah)
  76. ^ Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu, pernah diperintahkan nabi ﷺ untuk menghancurkan Uzza. Pohon keramat yang disembah orang musyrik jahiliyah. Setelah Khalid bin Walid menebang ketiga pohon yang dikeramatkan di tempat itu, dan membantai setiap orang yang mencoba menghalangi, dia menghadap nabi ﷺ. Dia bersabda: “Kembali, kamu belum melakukan apapun.” Khalid pun segera kembali. Tiba-tiba banyak orang naik ke bukit. Mereka memanggil-manggil; “Wahai Uzza, Wahai Uzza.” Khalid pun mendatanginya. Ternyata ada wanita telanjang, rambutnya terjuntai, di atas kepalanya ada pasirnya. Khalid dengan sigap menusukkan pedangnya, sampai dia mati. Setelah diceritakan kepada nabi ﷺ, dia bersabda: “Itulah Uzza”. (HR. Nasai dalam Sunan al-Kubro 11547, al-Mushili dalam Musnad-nya 866)

Daftar pustaka

  • asy-Sya'rawi, M. Mutawalli (2007). Basyarahil, U., dan Legita, I. R., ed. Anda Bertanya Islam Menjawab. Diterjemahkan oleh al-Mansur, Abu Abdillah. Jakarta: Gema Insani. ISBN 978-602-250-866-3. 

Pranala luar