Spiritualisme di dalam agama adalah kepercayaan, atau praktik-praktik yang berdasarkan kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang terangkat (saat meninggal) tetap bisa mengadakan hubungan dengan jasad. Hubungan ini umumnya dilaksanakan melalui seorang medium yang masih hidup / kerasukan.
Ada keterlibatan emosional yang kuat, baik pada penolakan maupun penerimaan terhadap spiritualisme ini yang membuat sulitnya suatu uraian imparsial dipakai untuk membuktikannya.
Berbeda dengan spiritualisme, spiritisme merupakan keturunan langsung atau pengembangan dari animisme “yang percaya bahwa semua benda dan kejadian alam berjiwa”, dan dinamisme “yang percaya bahwa ada manifestasi-menifestasi dari kekuatan tertentu dibalik semua dinamika semesta dan fenomena-fenomena alam”. Pengaruh dari kedua cikal-bakal spiritisme ini terasa sangat kuat di kalangan masyarakat primitif.
Kepercayaan
Meskipun berbagai tradisi Spiritualis memiliki keyakinan mereka sendiri, yang dikenal sebagai Prinsip, ada beberapa konsep;
Sebuah keyakinan dalam komunikasi rohani antara sesama makhluk lain juga dengan alam universal, ghaib mutlak, nisbi dan al-ghaib sesuai taraf kaum spiritual.
Sebuah keyakinan bahwa jiwa tetap ada setelah kematian tubuh fisik, melalui komunikasi dengan Jin Qorin[1] manusia yang masih hidup dan yang sudah wafat.
Tanggung jawab pribadi untuk keadaan hidup mencapai karomah batin.
Bahkan setelah kematian adalah mungkin bagi jiwa kembaran jin qorin dapat insyaf untuk belajar dan meningkatkan iman ketika di alam barzakh untuk memasuki alam akherat,
Sebuah keyakinan dalam manifestasi ilmu dari Tuhan, sering disebut sebagai "Kecerdasan Tak Terbatas".
Alam universal dan alam lain dianggap sebagai ungkapan dari apa yang disebut kekuatan intelijen.[2]
Karakteristik spiritual dibangun oleh agama, keyakinan, kerohanian, keikhlasan, intuisi, pengetahuan, cinta yang tulus, rasa memiliki, rasa berhubungan dengan alam semesta, penghormatan pada kehidupan dan pemberian kekuatan pribadi dan tentunya pertolongan antar umat beragama.
^ pengertian jin qorin adalah makhluk gaib yang menjadi pasangan atau mendampingi manusia.
Seorang muslim wajib memercayai keberadaan bangsa jin. Sebab, mereka juga termasuk ciptaan Allah SWT. Begitu pula dengan jin qorin. Mereka benar adanya. Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang berbunyi,
"Tidaklah seorang pun di antara kamu kecuali disertakan padanya qarin dari kalangan jin (dan qarin dari kalangan malaikat)'. Para sahabat bertanya, 'Kepada Anda juga, wahai Rasulullah?'. Beliau menjawab, 'Juga kepada saya, tetapi Allah Azza wa Jalla membantuku melawannya sehingga dia masuk Islam. Maka, dia tidak memerintahkanku kecuali dengan kebaikan." (HR. Muslim, no. 2814; Ahmad, no. 3770; dari Abdullah bin Mas'ud).
^QS. Ar-Rahman Ayat 33
Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).