J.F.C. GerickeJohann Friedrich Carl Gericke atau J.F.C. Gericke (Brandenburg, Prusia, 1798 - Leiden, Belanda, 1857) adalah seorang pakar sastra dan bahasa Jawa. Jasanya yang utama ialah bahwa Gericke yang mendirikan Instituut der Javaansche Taal te Soerakarta atau "Lembaga Bahasa Jawa di Surakarta" pada tanggal 29 Oktober 1832. Lembaga ini adalah yang pertama di Hindia Belanda. Selain itu Gericke juga dikenal sebagai orang pertama yang menerjemahkan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Jawa. Ia diutus oleh Nederlandsch Bijbelgenootschap ke Indonesia. Selain itu ia juga dikenal sebagai salah satu bapak peneliti literatur Jawa dari Belanda.[1] KaryaTahun 1830 Gottlob Brückner telah berhasil menyelesaikan Perjanjian Baru dalam bahasa Jawa, tetapi karena dirasa kurang memuaskan, maka pada tahun 1841, Gericke pun memulai satu versi yang baru. Karyanya berupa terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jawa selesai pada tahun 1852 dan keseluruhan Alkitab selesai diterjemahkan pada tahun 1854. Alkitab Gericke dipublikasikan oleh Lembaga Alkitab Belanda. Selama tahun 1823-1826 ia terlebih dahulu melakukan studi bahasa-bahasa, dan ia tiba di Jawa pada puncak Perang Diponegoro. Kemudian selama kurun waktu 1827-1856 ia menetap sebagai utusan di Solo, sempat mengajar Mangkunegara IV, dan mempelajari bahasa Jawa halus (krama inggil) antara lain di pondok pesantren Tegalsari di Panaraga selama 6 bulan.[1][2] Ia menyusun antara lain buku Tata Bahasa Jawa (1831), Kamus Jawa-Belanda dengan aksara Jawa (Javaansch-Nederlandsch Woordenboek, diterbitkan oleh T. Roorda di Amsterdam pada tahun 1847[3]), terjemahan PB (1848) dan PL (1854). Pada tahun 1832, atas usulan Gericke di Surakarta didirikan Institut Bahasa Jawa. Ia diangkat menjadi direktur pertamanya. Namun justru tugas utamanya menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jawa menjadi tertunda-tunda karena kesibukannya mengurus institut. Baru sekitar tahun 1840 Gericke mulai menerjemahkan empat kitab Injil dan Kisah Para Rasul. Mulanya ia memakai bahasa krama (Jawa halus), tetapi empat tahun kemudian ia merombak total hasil terjemahannya. Kali ini ia menerjemahkan ulang dengan bahasa ngoko (sehari-hari). Tahun 1848, terjemahan Perjanjian Baru karya Gericke diterbitkan. Meskipun banyak juga kritik-kritik tajam yang bermunculan menanggapi terjemahan karyanya. Kebanyakan kesalahan penerjemahannya karena hasil terjemahannya tidak sungguh-sungguh diperiksa dan diperbaiki oleh orang-orang Jawa yang dimintai tolong untuk memeriksa. Tahun 1854, terjemahan Perjanjian Lama karya Gericke menyusul diterbitkan. Salah satu yang mengkritisi hasil terjemahan Gericke adalah Roorda. Bahkan, kemudian Roorda menjadi penanggung jawab revisi Perjanjian Baru karya Gericke. Dengan dibantu beberapa orang Jawa yang terpelajar Roorda menyelesaikan revisinya pada Agustus 1859, dua tahun setelah meninggalnya Gericke. Setahun kemudian hasil revisi ini diterbitkan. Hasil ini disebut cetakan ke-2 Perjanjian Baru Gericke yang diterbitkan dalam aksara kursif kecil. Bahasa yang digunakan dalam edisi revisi ini adalah hasil revisi Gericke antara 1853-1855 yang ditinjau ulang oleh Roorda. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa cetakan kedua ini tidak lebih baik dari yang pertama. Bahkan akhirnya NBG, berencana untuk mencetak ulang edisi 1848, yaitu edisi karya Gericke sebelum direvisi. Karyanya yang lain, yaitu kamus Belanda-Jawa, direvisi dan diterbitkan ulang tahun 1901 dan terkenal dengan nama Kamus Gericke-Roorda (GR). Lihat pulaReferensiPustaka
Pranala luar |