23 Januari (2006-01-23) – 29 Oktober 2006 (2006-10-29)
Istri untuk Suamiku adalah serial televisi Indonesia produksi Rapi Films yang ditayangkan perdana 23 Januari 2006 pukul 20.00 di RCTI.[1] Serial ini disutradarai oleh Widi Wijaya dan dibintangi oleh Inneke Koes Herawati, Teddy Syach dan Febby Febiola.
Sinopsis
Alya dan Krisna pasangan suami istri yang sudah menikah selama 5 tahun. Tapi ada yang kurang dari pernikahan mereka yaitu mereka belum dikaruniai seorang anak. Mereka telah berusaha tetapi belum juga berhasil. Harapan terakhir mereka adalah menemui Dr. Indah yang ke Jakarta hanya untuk sehari. Dr. Indah memeriksa kesehatan mereka berdua dan dengan terus terang mengatakan bahwa Alya tidak mungkin hamil. Mendengar itu mereka berdua shock. Krisna menanyakan apakah ada pengobatan yang dapat menyembuhkan istrinya, tak peduli berapa pun biayanya. Tapi Dr. Indah memotong perkataan Krisna dan mengatakan bahwa tidak ada operasi maupun pengobatan yang dapat menyembuhkan Alya karena rahim Alya tidak dapat memproduksi sel telur yang sehat. Pilihan mereka hanyalah mengadopsi karena sel telur Alya juga tidak mampu untuk memproduksi bayi tabung. Alya dan Krisna pun terguncang dengan kabar itu.
Sesampainya di rumah, Alya menangis. Ia tidak ingin mengadopsi anak orang lain. Ia menginginkan bayi mereka sendiri. Krisna juga merasa kesal karena ia menginginkan anak lebih dari apa pun. Tapi Krisna tidak menunjukkan kekesalannya karena Alya akan menjadi lebih sedih. Pagi berikutnya, Alya mengatakan pada Krisna kalau ia telah menemukan cara untuk mendapatkan bayi. Paling tidak bayi dari benih Krisna. Krisna mengira Alya sudah gila dan ia mengingatkan istrinya tentang perkataan Dr. Indah kemarin. Alya mengatakan memang ia tidak bisa hamil tetapi dokter tidak mengatakan bahwa Krisna tidak bisa menghamili wanita lain. Krisna terkejut dan menanyakan maksud perkataan Alya. Alya bilang kalau ia ingin Krisna menikahi wanita lain. Krisna memotong dan segera menolak ide itu. Alya bilang kalau ia belum selesai bicara. Ia ingin Krisna menikahi wanita lain tetapi dengan kontrak yang menyatakan bahwa setelah melahirkan, pernikahan mereka batal dan bayi yang dikandung wanita itu milik Alya dan Krisna. Mendengar itu Krisna hanya berlalu dengan perasaan sebal.
Malam itu, Krisna dan Alya bertengkar hebat sampai-sampai keluar dari mulut Alya kalau mereka lebih baik bercerai sekarang daripada nanti-nanti. Akhirnya Krisna pun menyetujui ide Alya untuk menikahi wanita lain dengan kontrak. Tapi Krisna ragu apakah ada gadis yang mau melakukan hal itu.
Perkiraan Krisna ternyata salah besar! Dalam beberapa hari, Alya menemukan seorang gadis miskin bernama Reva, yang mau mengorbankan hidupnya untuk mendapatkan uang guna pengobatan kakaknya yang menderita sakit jiwa karena pengobatannya membutuhkan banyak uang. Jadi ini merupakan sebuah jalan keluar baginya. Krisna menatap gadis itu dingin dan mengatakan apakah Reva tahu apa yang akan dihadapinya. Reva harus tidur dengan Krisna, orang yang tidak dikenalnya dan suami orang, mengandung anaknya dan memberikan anak itu pada istrinya. Setelah itu Reva harus pergi. Reva terdiam untuk beberapa saat untuk mencerna kata-kata Krisna. Krisna tersenyum dan mengatakan bahwa ia tahu Reva tidak dapat melakukannya. Gadis normal mana yang mau melakukan hal itu? Tapi jawaban Reva mangejutkan Krisna. Ia mengatakan akan tetap melakukannya. Reva mempunyai seorang adik, Dina, yang mengidap polio. Ia ingin Dina sembuh.
Alya lega dan sebelum ada yang berubah pikiran, ia langsung menjalankan misinya. Mereka pergi ke kantor pengacara yang kontraknya sudah dibuat. Reva akan mendapatkan ¼ bagian pada saat penandatanganan kontrak, ¼ bagian saat ia hamil dan sisanya setelah ia menyerahkan anaknya pada Alya. Sepertinya bisnis seperti itu tidak manusiawi tetapi Alya dan Krisna boleh merasa lega. Apakah Alya dan Krisna menyadari apa yang mereka lakukan? Apakah hal itu akan tetap membuat mereka bersatu atau malah memisahkan mereka?
Ketiga orang itu kemudian pergi ke suatu kota kecil dimana Alya menyaksikan suaminya menikah dengan Reva. Krisna menatap Alya dan bertanya-tanya bagaimana Alya bisa tetap tegar. Yang tidak diketahuinya adalah sebenarnya Alya merasa hancur.
Malam itu Alya memaksa Krisna untuk ke tempat Reva karena malam itu adalah malam pertama mereka. Lebih cepat mereka tidur bersama maka lebih cepat pula Reva hamil. Saat pintu tertutup dan Krisna masuk ke ruangan Reva, Alya merasa hancur dan berharao satu kali berhubungan dengan suaminya sudah cukup untuk membuat Reva hamil karena membagi suaminya dengan wanita lain terasa sangat menyakitkan. Ketika Krisna keluar dari kamar Reva keesokan harinya, Alya telah menunggu suaminya dan bertanya apakah mereka telah melakukannya. Krisna terlihat kesal dan bertanya apakah bagi Alya ia hanya mesin seks? Ia juga manusia yang punya perasaan dan tidak dapat bercinta begitu saja hanya dengan menekan tombol. Dan jawaban atas pertanyaan istrinya adalah belum, mereka belum melakukannya. Mereka hanya ngobrol untuk lebih mengetahui satu sama lain. Setelah berkata demikian, Krisna pergi dan Alya hanya bisa menangis.
Akhirnya Reva pun hamil dan hal itu membuat Alya dan Krisna bahagia. Alya minta Krisna untuk mengatakannya pada sang ibu. Sampai saatnya melahirkan, Alya akan berpura-pura hamil dengan mengikatkan bantal di perutnya.
Sandiwara pun dimulai! Reva dan Dina kemudian tinggal bersama Alya dan Krisna. Di perut Reva ada seorang bayi yang tumbuh berkembang sedang di perut Alya hanya ada bantal. Perhatian Krisna pada Reva menjadi 10 kali lipat karena ia sangat gembira jadi bagian dari kehamilan Reva.
Reva yang sedang mengandung anak Krisna sangat diperhatikan sedang Krisna sepertinya mengabaikan Alya. Hal ini tidak luput dari perhatian Dewi, ibu Krisna. Ia kemudian mencoba untuk mengingatkan Krisna akan hal itu. Alya juga memperhatikan hal itu dan merasa kalau suaminya telah jatuh cinta pada Reva tetapi Krisna menyangkalnya. Ia berkata kalau semua itu hanya dilakukannya agar bayi mereka selamat.[2]