Saira, 13 tahun, memiliki kehidupan yang sempurna. Banyak teman yang iri padanya. Saira tinggal bersama kedua orangtua yang menyayanginya dalam lingkungan yang hangat dan penuh kasih. Hidupnya tambah sempurna ketika cowok paling ganteng di sekolahnya, Glen, mengajaknya kencan.
Sampai pada suatu hari, sepulang sekolah Saira menemukan kedua orangtuanya duduk di ruang tamu dengan serius. Saira kemudian dikejutkan oleh berita bahwa kedua orang tuanya akan bercerai. Saira terpukul atas pemberitahuan itu, ia pun menangis sejadi-jadinya. Ia tidak dapat mempercayai bahwa keluarganya yang tampak baik-baik saja dalam sesaat menjadi berantakan. Saira menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab perpisahan kedua orangtuanya meski keduanya meyakinkan bahwa semua adalah masalah antara orang dewasa.Keduanya pun berjanji bahwa kasih sayang mereka tidak akan berkurang sedikit pun. Saira terpaksa menerima semuanya dengan pasrah. Seminggu ia tinggal bersama ibunya dan seminggu lagi ia tinggal bersama ayahnya, begitu berulang-ulang.
Tak lama setelah perceraian itu, Jihan, Ibu Saira, memberitahukan rencananya untuk menikah dengan David, seorang duda beranak satu. David memiliki seroang putri bernama Melinda yang usianya sama dengan Saira. Namun bukan berarti Saira dibuat senang dengan adanya teman bermain beru. Ia malah sering dikerjai hingga tampak buruk dimana Jihan dan David. Parahnya lagi Jihan lebih percaya pada omongan Melinda ketimbang Saira. Hatinya pun hancur.
Saira mulai mencoba mendekatkan diri pada ayahnya. Namun ternyata ayahnya berniat untuk pindah dari rumah lama mereka. Ayahnya, Irfan, ingin mengubur semua kenangan dan memulai sebuah hidup baru di tempat lain. Saira begitu terpukul, perasaannya hancur. Tidak ada satu orang pun yang memikirkan kepentingannya, semua orang tidak peduli. Akhir pekan mereka dihabiskan untuk mempersiapkan kepindahan Irfan, bersama itu Saira mengubur semua kenangan masa kecilnya di rumah itu.
Masalah demi masalah selalu mengikuti Saira. Kali ini datangnya Glen. Cowok yang sempurna di matanya tiu tiba-tiba ingin memutuskan hubungan. Ia beralasan karena selama ini Saira terlalu sibuk dengan masalahnya hingga melupakan Glen. Ada satu lagi! Irfan memberitahukan bahwa ia akan menikah lagi dengan seorang perempuan yang sudah bersedia untuk menerima Saira tinggal bersama mereka. Saira diibaratkan seperti sebuah koper yang dibawa berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lainnya
Masa remaja memang masa yang paling sulit. Apalagi bila Jihanmbah dengan adanya perceraian serta orangtua tiri dan saudara tiri yang menyulitkan Saira sudah tidak tahan, ia pun memberontak. Sayangnya, pasangan baru kedua orangtuanya malah menyarankan agar mereka tidak usah mempedulikan kelakuan Saira. Mereka bilang itu semuanya hanya cara Saira untuk mencari perhatian. Bukan perhatian memang yang Saira dapatkan, melainkan kemarahan dari kedua orangtuanya. Ia dianggap tidak tahu terima kasih.
Pada suatu malam, Saira jatuh sakit. Ia mencoba mengetuk pintu kamar Jihan. Namun Saira dikagetkan oleh ayah tirinya yang malah merlarangnya mengganggu Jihan. Saira tidak mempedulikannya. Pagi harinya, Irfan dating menjembput Saira. Jihan malah melarang Irfan mengambil Saira, karena Saira sedang sakit. Irfan marah karena merasa Jihan menghalanginya menemui Saira. Mereka pun bertengkar.
Saira akhirnya terjebak pada pergaulan anak-anak “broken home” lainnya. Nilai-nilainya di sekolah menurun. Irfan dan Jihan sampai diapnggil ke sekolah. Saira berpikir dapat menyadarkan orangtuanya agar mereka meluangkan waktu untuknya, ternyata mereka malah semakin marah pada Saira. Saira lalu mengeluarkan semua kekesalannya pada mereka. Pertengkaran antara mereka membuat Saira begitu tertekan. Sampai-sampai ia terpeleset ketika akan menuruni tangga. Irfan dan Jihan merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Saira.
Saira terbangun di rumah sakit dan menemukan kedua orangtuanya tersenyum padanya. Apakah ini mimpi ataukah Saira sebenarnya sudah mati?? Jawabnya tidak. Saira masih hidup dan kejadian yang menimpanya membuat Irfan dan Jihan tersadar. Mereka sama-sama minta maaf pada Saira dan berjanji bahwa Saira tetap jadi prioritas utama mereka. Namun semua tidak selesai sampai disitu. Sheila, istri Irfan, memberitahukan bahwa ia tengah hamil. Sheila menjadi cemburu karena Irfan banyak menghabiskan waktunya untuk Saira. Ia pun melakukan berbagai cara untuk meyakinkan Irfan bahwa ia dan kandungannya membutuhkan lebih banyak perhatian. Suami Jihan, David, juga mengingatkan agar Jihan tetap memperhatikan keluarga mereka dan Melinda yang juga sudah jadi anaknya.
Ketika seorang anak berbohong atau menghingkari janjinya, orangtua pasti akan memarahi. Tapi bila yang mengingkari janji justru orangtuanya, apakah si anak berhak untuk marah? Apa yang akan terjadi pada Saira? Berhasilkah ia mengingatkan kembali janji orangtuanya ataukah ia hanya akan menjadi salah satu korban dari perceraian rumah tangga?
Keluargaku Harapanku menuturkan kisah mengharukan dari mata seorang anak korban perceraian yang selalu merasa menjadi penyebab dari runtuhnya rumah tangga kedua orangtuanya.
Catatan
Sinetron ini merupakan sinetron Ramadhan reguler produksi Rapi Films pada Senin, 20 Agustus-Sabtu, 20 Oktober 2007 tayang setiap hari pukul 17:00-18:00 WIB tayang setiap ramadhan. Dan juga Sinetron ini pernah ditayangkan di saluran televisi asal Malaysia, yaitu TV9 pada Rabu, 5 Maret 2008 - Rabu, 14 Mei 2008 tayang setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 17:30-18:30 Waktu Malaysia.