Hasri Ainun Besari
Hasri Ainun Habibie (née Besari) (11 Agustus 1937 – 22 Mei 2010) adalah seorang dokter Indonesia dan istri dari mantan Presiden B. J. Habibie. Ia menjabat Ibu Negara Indonesia dari tahun 1998 hingga 1999.[1] Kehidupan awalAinun lahir pada tanggal 11 Agustus 1937 di Semarang dari pasangan R. Mohamad Besari, seorang dosen,[2] dan istrinya Sadarmi Besari, seorang bidan, yang dikenal sebagai keluarga yang terpelajar dan intelektual. Ia dan saudara-saudaranya belajar di SMP Kristen Dago. Kakak tertuanya, Sahari, lulus dari SMP saat ia duduk di kelas dua dan melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung.[3] Ainun melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1961. MenikahAinun pertama kali bertemu dengan B. J. “Rudy” Habibie ketika mereka masih duduk di bangku sekolah menengah. Mereka adalah teman sekolah ketika belajar di SMP Kristen Dago. Keluarga mereka sudah saling mengenal sejak lama dan sering saling mengunjungi. Pada tahun 1962, Rudy dan Ainun bertemu kembali. Mereka jatuh cinta dan menikah pada tanggal 12 Mei 1962. Bulan madu mereka berlangsung di Yogyakarta, Bali, dan Ujung Pandang. Liburan Rudy selama tiga bulan di Indonesia segera berakhir dan mereka pindah ke Aachen, tempat Rudy bekerja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak. WafatHasri Ainun menderita kanker ovarium dan pada tanggal 24 Maret 2010, Hasri Ainun Habibie masuk ke rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universität, Klinikum Grosshadern, München, Jerman dan telah menjalani sembilan kali operasi.[4][5] Empat dari sembilan operasi tersebut merupakan operasi utama sedangkan sisanya merupakan eksplorasi.[6] Pada tanggal 22 Mei 2010 sekitar pukul 17.35 CEST di München, Jerman, Ainun meninggal dunia setelah melewati masa kritis sekitar 1 hari di mana hidupnya ditopang oleh alat.[7] Jenazah Hasri Ainun Habibie diberangkatkan tanggal 24 Mei 2010 dari Jerman dan tiba di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2010 kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata hari itu juga.[8] Untuk menghormati Habibie dan Ainun, Pemerintah Kota Parepare mendirikan Monumen Cinta Sejati Habibie-Ainun di tengah kota. Monumen ini diresmikan oleh B. J. Habibie dalam kunjungannya ke Parepare pada 12 Mei 2015.[9] PenghargaanTanda kehormatan
Atas dedikasi beliau yang sangat tinggi bagi dunia kesehatan (khususnya dalam penanganan penyakit mata di Indonesia), maka Pemerintah Provinsi Gorontalo pada tahun 2013 berinisiasi membangun dan meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hasri Ainun Habibie di Limboto, Kabupaten Gorontalo.[12] Saat ini, Rumah Sakit Ainun Habibie sedang dikembangkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan[13] bagi Universitas Negeri Gorontalo dan Rumah Sakit Rujukan bagi daerah-daerah di wilayah Teluk Tomini yang meliputi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah.[14] Dalam budaya populer
Referensi
|