Ibu Negara Indonesia |
---|
Petahana Lowong sejak 20 Oktober 2024 |
Gelar | Yang Terhormat |
---|
Kediaman | |
---|
Masa jabatan | Tergantung masa jabatan pasangan sebagai Presiden |
---|
Pejabat perdana | Fatmawati |
---|
Dibentuk | 18 Agustus 1945; 79 tahun lalu (1945-08-18) |
---|
Pasangan hidup Presiden Indonesia, yang bergelar ibu negara (untuk istri Presiden) atau bapak negara (untuk suami Presiden), tidak diatur secara eksplisit di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) maupun diperinci secara jelas dalam peraturan perundang-undangan lainnya. Meskipun demikian, pasangan seorang Presiden biasanya memiliki pengaruh yang cukup signifikan di dalam negeri dan di dunia internasional; sebagai contoh, pasangan Presiden secara otomatis menjadi Pembina (dahulu Pelindung) Dewan Kerajinan Nasional selama masa jabatan Presiden tersebut.
Sepanjang sejarah, Bapak Negara Taufiq Kiemas, suami dari Megawati Soekarnoputri, Presiden Indonesia kelima, menjadi satu-satunya pasangan Presiden berjenis kelamin laki-laki yang pernah memegang jabatan tersebut hingga saat ini.[1]
Sejarah
Soekarno, presiden pertama Indonesia, telah menikah dengan istri ketiganya Fatmawati ketika Indonesia merdeka pada bulan Agustus 1945. Ia kemudian menikahi Hartini pada bulan Juli 1953 dengan seizin Fatmawati. Hartini tinggal di Istana Bogor dan juga mendampingi Presiden dalam acara kenegaraan dan kunjungan ke luar negeri.[2] Sepanjang masa jabatannya, Soekarno menikahi lima perempuan lain.
Siti Hartinah ("Ibu Tien"), istri Presiden Soeharto, berperan sebagai Ibu Negara sampai wafatnya pada bulan April 1996. Putri tertuanya, Siti Hardiyanti Rukmana ("Tutut") mendampingi sang ayah sampai berhenti pada bulan Mei 1998. Dari bulan Maret sampai Mei 1998, ia juga menjabat sebagai Menteri Sosial.
Daftar pejabat
Presiden No.
|
Potret
|
Pejabat
|
Menikah
|
Menjabat
|
Usia pada awal menjabat
|
Presiden (Pasangan, kecuali lain)
|
1
|
|
Fatmawati 5 Februari 1923 – 14 Mei 1980 (usia 57 tahun)
|
1 Juni 1943
|
18 Agustus 1945 – 7 Juli 1953 (mengundurkan diri)
|
22 tahun, 194 hari
|
Soekarno
|
Lowong (7 Juli 1953 – 12 Maret 1967)
|
2
|
|
R. A. Siti Hartinah 23 Agustus 1923 – 28 April 1996 (usia 73 tahun)
|
26 Desember 1947
|
12 Maret 1967 – 28 April 1996 (wafat)
|
43 tahun, 201 hari
|
Soeharto
|
Lowong (28 April 1996 — 21 Mei 1998)
|
3
|
|
Hasri Ainun Besari 11 Agustus 1937 – 22 Mei 2010 (usia 72 tahun)
|
12 Mei 1962
|
21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999
|
60 tahun, 283 hari
|
Bacharuddin Jusuf Habibie
|
4
|
|
Sinta Nuriyah 8 Maret 1948
|
1968
|
20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001
|
51 tahun, 226 hari
|
Abdurrahman Wahid
|
5
|
|
Taufiq Kiemas 31 Desember 1942 – 8 Juni 2013 (usia 70 tahun)
|
25 Maret 1972
|
23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004
|
58 tahun, 204 hari
|
Megawati Soekarnoputri
|
6
|
|
Kristiani Herrawati 6 Juli 1952 – 1 Juni 2019 (usia 66 tahun)
|
30 Juli 1976
|
20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2014
|
52 tahun, 106 hari
|
Susilo Bambang Yudhoyono
|
7
|
|
Iriana 1 Oktober 1963
|
24 Desember 1986
|
20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2024
|
51 tahun, 19 hari
|
Joko Widodo
|
8
|
Lowong (20 Oktober 2024 —)
|
Prabowo Subianto
|
Galeri
Lihat pula
Referensi