Hakim-Hakim 19
Hakim-hakim 19 (disingkat Hak 19) adalah pasal kesembilan belas Kitab Hakim-hakim dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Pasal ini berisi kisah tentang perbuatan noda di Gibea, wilayah suku Benyamin yang dilanjutkan ke pasal 20 dan 21, berkaitan dengan sejarah seluruh suku lain.[2] Teks
WaktuKisah yang dicatat di pasal ini terjadi di awal masa Hakim-hakim, karena di pasal 20 dikisahkan bahwa Imam Besar Pinehas bin Eleazar masih hidup (Yosua 24). Menurut sejarawan Yahudi-Romawi abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100 M), dalam karyanya "Sejarah Kuno Orang Yahudi" yang ditulis pada tahun 93-94 M,[3] dan Seder Olam Rabbah, yaitu tawarikh orang Yahudi dari abad ke-2 M yang memuat kronologi sejak penciptaan sampai zaman Romawi, peristiwa penganiayaan yang menyebabkan matinya gundik seorang Lewi di Gibea oleh suku Benyamin tersebut terjadi pada zaman sebelum munculnya Otniel, yaitu sebelum terjadi penindasan oleh Kusyan-Risyataim (Hakim-hakim 3). Selain itu pada masa yang sama atau sesudahnya, secara terpisah juga terjadi peristiwa berpindahnya suku Dan ke kota Dan (Hakim-hakim 18).[4] StrukturPembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Ayat 1
Peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam Hakim–hakim 19:1–30 menunjukkan betapa buruk dan bejat beberapa orang di Israel setelah berpaling dari Allah.
Dalam Alkitab seorang gundik adalah wanita yang menikah dengan sah, tetapi kedudukannya di bawah seorang istri. Tidak pernah Perjanjian Lama membenarkan kebiasaan poligami ini (Keluaran 21:7–11; Ulangan 21:10–14; Kejadian 29:28).[6] Dalam bagian Kitab Hakim-hakim ini, sekali lagi muncul nama kota Betlehem di wilayah suku Yehuda, yang kelak menjadi tempat kelahiran Yesus Kristus. Jika di pasal ini Betlehem adalah kota asal gundik dari orang Lewi yang tinggal "di balik pegunungan Efraim", pada pasal 17, Betlehem menjadi tempat asal Yonatan bin Gersom bin Musa dari suku Lewi yang pindah ke pegunungan Efraim dan kemudian mengikuti suku Dan ke kota Dan.[7] Ayat 15
Ayat 22
Salah satu contoh terbesar dari pencemaran dan kebejatan moral Allah terjadi di Gibea, ketika orang-orang yang dahulu menjadi umat Allah menyerahkan diri kepada nafsu homoseksual dan pemerkosaan (bandingkan Hosea 9:9; Hosea 10:9); mereka telah menjadi seperti orang Sodom (Kejadian 19:1–11). Alkitab memandang homoseksualitas dan lesbianisme sebagai salah satu hasil akhir dari penolakan terhadap Allah oleh seorang atau suatu bangsa yang jahat (Roma 1:27). Ayat 30
Peristiwa paralelMenurut sejarawan Yahudi-Romawi abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100 M), dalam karyanya "Sejarah Kuno Orang Yahudi" yang ditulis pada tahun 93-94 M, peristiwa penganiayaan yang menyebabkan matinya gundik seorang Lewi di Gibea oleh suku Benyamin terjadi pada masa yang sama atau sesaat setelah berpindahnya suku Dan (Hakim-hakim 18), dan terjadi pada zaman sebelum munculnya Otniel, yaitu sebelum terjadi penindasan oleh Kusyan-Risyataim (Hakim-hakim 3).[3] Gambar
Lihat pula
Referensi
Pranala luar |