Gezer (Ibrani: גֶּזֶר) adalah nama sebuah kota Kanaan kuno, yang dulu juga merupakan sebuah kerajaan, yang disebut dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di AlkitabKristen. Tel Gezer (juga disebut Abu Shusha atau Tell el-Jezer), sekarang merupakan tempat arkeologi penting yang terletak di tengah-tengah antara kota Yerusalem dan Tel Aviv dan menjadi salah satu taman budaya nasional di Israel. Dalam Alkitab, kota Gezer terutama berkaitan dengan Yosua bin Nun dan raja Salomo. Dalam sejarah Mesir kuno, kota ini disebut-sebut dalam kumpulan Surat Amarna.[1]
Penemuan-penemuan yang berhubungan dengan Alkitab antara lain adalah
delapan monumen batu raksasa;
gua beruang ganda di bawah tempat pemujaan, yang mungkin digunakan untuk ibadah;
13 batu-batu batas bertulisan nama "Gezer", menjadikannya tempat pertama yang dapat diidentikkan dengan catatan Alkitab;
gerbang beruang 6 mirip dengan yang ditemukan di Hazor dan Megido, semuanya diyakini merupakan peninggalan Salomo.
sistem pengairan besar yang terdiri dari terowongan yang turun ke sumber air, mirip dengan yang ditemukan di Yerusalem.
Lokasi
Gezer terletak di kaki pengunungan Yudea (dulu: pegunungan Efraim) pada batas utara Sefela (Shephelah atau Shfela), kira-kira 30 km sebelah barat Yerusalem. Merupakan tempat strategis penting karena terletak di persimpangan jalan raya internasional Via Maris ("Jalan Laut" atau "Way of the Sea") yang menyusuri pantai Laut Tengah dengan jalan ke Yerusalem dan Yerikho melalui lembah Ayalon. Keduanya merupakan jalur dagang utama.
Verifikasi identitas dengan tempat yang disebut dalam Alkitab diperoleh dari tulisan bahasa Ibrani yang diukir pada batu-batu beberapa ratus meter dari pusat kota. Tulisan dari abad ke-1 SM ini berbunyi "batas kota Gezer."
Sejarah
Zaman Perunggu
Penghuni mula-mula di Gezer pada akhir milenia ke-4 SM tinggal di gua-gua yang dikeruk dalam batu karang. Pada permulaan Zaman Perunggu, tempat-tempat tinggal yang tidak berbenteng memenuhi daerah itu, yang dihancurkan di pertengahan milenia ke-3 SM dan ditinggalkan selama beberapa ratus tahun. Pada pertengahan Zaman Perunggu (pertengahan pertama milenia ke-2 SM), Gezer menjadi kota besar berbenteng. Dikelilingi dengan tembok-tembok perlindungan besar dan menara-menara, serta dilindungi gundukan tanah liat yang ditutupi plaster setinggi 5 meter. Gerbang kota dari kayu, dekat suduh barat daya tembok, diperkuat dengan dua menara.[2]
Penemuan tempat ibadah di sana berupa deretan 10 monumen batu raksasa, berjajar di garis utara-selatan, yang tertinggi berukuran 3 meter, dengan struktur altar di tengah, dan kubangan batu besar berbentuk bujur sangkar di tengah-tengah. Kegunaannya masih diperdebatkan, tetapi diduga merupakan tempat ibadah Kanaan dari Zaman Perunggu Tengah, sekitar tahun 1600 SM.[3] Kota Kanaan ini dihancurkan oleh api, kemungkinan pada saat penyerangan firaun Mesir Thutmose III. Sepuluh dari surat-surat Amarna dari abad ke-14 SM dikirim oleh raja-raja (pemimpin-pemimpin) Gezer yang bersumpah setia kepada Firaun Mesir.[4] Pada akhir Zaman Perunggu (pertengahan kedua milenia ke-2 SM) sebuah tembok pertahanan baru, setebal 4 meter, didirikan. Pada abad ke-14 SM, sebuah istana dibangun di dataran tinggi sisi barat pusat kota. Pada akhir Zaman Perunggu ini, Gezer bertambah lemah dan penduduknya menipis jumlahnya. Gezer juga disebut-sebut dalam Prasasti Merneptah yang dibuat di akhir abad ke-13 SM.
Kota-kerajaan Gezer (disebut Gazru dalam catatan Babilonia; tidak sama dengan kota modern Gaza yang disebut Hazzatu) diperintah oleh 4 pemimpin selama periode 20 tahun menurut surat-surat Amarna sekitar tahun 1350 SM.[5]
Zaman Besi
Pada abad-abad ke-12 sampai ke-11 SM, di Acropolis (pusat kota) didirikan sebuah bangunan besar dengan banyak kamar serta taman-taman. Batu-batu penggilingan dan butir-butir gandum ditemukan di antara pecahan periuk menandakan tempat itu sebuah pusat penggilingan. Keramik-keramik lokal dan berbudaya Filistin menunjukkan campuran budaya Kanaan/Filistin.
Gezer berpenduduk sangat sedikit selama zaman Romawi dan tidak dihuni sampai abad pertama M.[6]
Pada tahun 1177, dataran di sekitar Gezer menjadi ajang Pertempuran Montgisard, di mana Tentara Salib yang dipimpin oleh Baldwin IV mengalahkan pasukan Salahuddin.
Arkaeologi
Penggalian arkeologis di Gezer telah dimulai sejak permulaan tahun 1900-an, dan menjadi salah satu tempat yang paling banyak diselidiki di Israel. Pada zaman modern ini, lokasi tersebut ditemukan oleh Charles Simon Clermont-Ganneau pada tahun 1871. R. A. Stewart Macalister menggali tempat ini antara tahun 1902 dan 1907 dengan dana Palestine Exploration Fund. Macalister mendapati sejumlah artefak termasuk beberapa bekas bangunan dan pertahanan. Ia juga menamai sejumlah strata penghunian Gezer, meskipun penamaan ini dan banyak teorinya kemudian terbukti kurang tepat. Ekspedisi penggalian terkenal lainnya dilakukan oleh Alan Rowe (1934), G.E. Wright (1964-5, memimpin ekspedisi dari Hebrew Union College), William G. Dever, Yigael Yadin, juga Andrews University.
Salah satu penemuan paling terkenal adalah Kalender Gezer, yaitu sebuah lempengan berisi tulisan huruf Ibrani kuno yang beraturan. Banyak dugaan mengenai tulisan ini mulai dari latihan hafalan anak sekolah atau untuk pengumpulan pajak dari para petani, atau lagu daerah anak-anak, karena memuat daftar bulan-bulan dalam setahun menurut musim-musim tanam. Merupakan alat berharga bagi pakar tulisan dan bahasa Timur Tengah.
Pada tahun 1957 Yigael Yadin menemukan tembok dan gerbang yang dibangun mirip dengan yang ditemukan di Tel Megiddo (Megido) dan Tel Hazor (Hazor) yang berasal dari zaman raja Salomo.[7]
Ekskavasi pada bulan Juni 2006 dilakukan oleh konsorsium institusi pimpinan Steve Ortiz (Southwestern Baptist Theological Seminary) dan Sam Wolff (Israel Antiquities Authority). "Tel Gezer Excavation and Publication Project" ini merupakan proyek lapangan multi-disipliner untuk meneliti sejarah Gezer dari Zaman Besi.
Terowongan Air Kanaan
Pada tahun 2010 sebuah tim dari New Orleans Baptist Theological Seminary ("NOBTS") melakukan upaya pembersihan terowongan air raksasa, yang pertama kali ditemukan oleh Macalister lebih dari seratus tahun sebelumnya.[8] Macalister tidak pernah menggali terowongan ini karena angin kencang meniup hasil penggaliannya kembali menutupi terowongan ini dan ia menganggap terlalu mahal dan membuang waktu untuk menggalinya kembali. Upaya NOBTS ini dicatat dalam berbagai sumber termasuk Biblical Archaeology Review[9] dan Baptist Press.[10] Pada tahun 2011 profesor Dennis Cole, arkeolog Dan Warner dan insinyur Jim Parker dari NOBTS, memimpin tim lain untuk menyelesaikannya.[11] Dalam dua tahun tim ini memindahkan sekitar 299 ton kotoran dari terowongan air kuno tersebut.[12]
Juga pada tahun 2011 BorderStone Press meluncurkan proyek "Research Israel" bekerja sama dengan NOBTS untuk berpartisipasi dalam penggalian dan mendokumentasikan serta menerbitkan buku mengenai penemuan-penemuannya.[13]
Batu Batas
Tiga belas batu batas (boundary stone) ditemukan di lokasi ini. Terakhir kali oleh arkeolog dari Southwestern Baptist Theological Seminary.
William G. Dever, Gezer Revisited: New Excavations of the Solomonic and Assyrian Period Defenses, The Biblical Archaeologist, Vol. 47, No. 4 (Dec., 1984), pp. 206–218
Dever, William G., "Visiting the Real Gezer: A Reply to Israel Finkelstein", Journal of the Institute of Archaeology of Tel Aviv University, Volume 30, Number 2, September 2003, pp. 259–282(24)
"Confronting the Past: Archaeological and Historical Essays on Ancient Israel", Seymour Gitin, (ed), Eisenbrauns, (January 2006), ISBN 978-1-57506-117-7