Yadin lahir pada tahun 1917. Ayahnya adalah arkeolog terkenal Eleazar Sukenik dan ibunya adalah educationalis dan aktivis hak perempuan Hasya Feinsod Sukenik.[1] Ia bergabung ke Haganah pada usia 15 tahun, dan bekerja di sana dalam berbagai kapasitas. Pada tahun 1946 ia meninggalkan Haganah setelah bertikai dengan komandannya Yitzhak Sadeh mengenai penggunaan suatu senapan mesin sebagai bagian perlengkapan tentara standar.
Pada tahun 1948 beberapa waktu sebelum negara Israel menyatakan kemerdekaannya, ketika masih menjadi mahasiswa, ia dipanggil kembali untuk menjadi militer aktif oleh David Ben-Gurion. Ia menjadi "Head of Operations" pada waktu Perang Kemerdekaan Israel tahun 1948, dan bertanggungjawab atas banyak keputusan penting yang dibuat dalam perang itu. Pada bulan Juni 1948 ia mengancam mundur selama Revolusi para jenderal ketika ia menuduh Ben-Gurion mencoba "mengubah tentara secara keseluruhan menjadi tentara satu partai politik (Mapai)".[2]
Yadin diangkat menjadi Chief of StaffIDF pada tanggal 9 November 1949, telah Yaakov Dori mengundurkan diri, dan memangku jabatan itu selama 3 tahun. Ia mengundurkan diri pada tanggal 7 Desember 1952, karena ketidaksetujuan dengan perdana menteri dan menteri pertahanan saat itu, David Ben-Gurion, mengenai pemotongan anggaran militer, yang menurutnya harus paling sedikit sepertiga anggaran negara.[3] Pada usia 35 tahun, ia menyelesaikan karier militernya.
Arkeologi
Setelah meninggalkan militer, ia memfokuskan diri pada penelitian dan memulai karya hidupnya dalam bidang arkeologi. Pada tahun 1956 ia menerima Israel Prize dalam Jewish studies,[4] untuk tesis doktoral dalam penerjemahan Naskah Laut Mati. Sebagai arkeolog, ia mengekskavasi sejumlah tempat paling penting di daerah itu, termasuk gua-gua Qumran, Masada, Hazor, and Tel Megiddo. Ia menganggap penemuan Gerbang Salomo di Tel Gezer sebagai puncak kariernya. Kadang kala ia dipaksa menangani pencurian artefak penting, tidak jarang oleh tokoh politik atau militer penting. Pada suatu saat, di mana pencurian dicurigai dilakukan oleh jenderal bermata satu yang terkenal yaitu Moshe Dayan, ia mengatakan: "Aku tahu siapa yang melakukannya, dan aku tidak akan mengatakan siapa dia, tetapi jika aku menangkapnya, aku akan mencoblos matanya yang lain juga."
Sebagai arkeolog, Yadin tidak pernah benar-benar meninggalkan kehidupan publik. Pada malam sebelum Perang Enam Hari, ia menjadi penasihat militer perdana menteri Levi Eshkol, dan setelah Perang Yom Kippur, ia menjadi anggota Komisi Agranat yang menyelidiki kejadian-kejadian yang mengakibatkan terjadinya perang itu.
Pada tahun 1976 Yadin membentuk Democratic Movement for Change, umumnya dikenal dengan akronim bahasa Ibrani Dash, bersama-sama Profesor Amnon Rubinstein, Shmuel Tamir, Meir Amit, Meir Zorea, dan banyak tokoh masyarakat terkenal. Partai baru ini tampaknya merupakan pemecahan ideal bagi banyak orang Israel yang jenuh dengan dugaan korupsi pada Labor Alignment (partai yang dominan di Israel sejak pendirian negara sampai saat itu), termasuk Yadlin affair, kematian bunuh diri Housing Minister Avraham Ofer, dan akun ilegal dalam uang dolar milik Leah Rabin di Amerika Serikat. Dash juga merupakan respon terhadap meningkatnya rasa frustasi dan putus asa setelah perang 1973, dan perkembangan sosial politik setelahnya. Banyak orang menganggap Yadin, seorang pejuang dan sarjana, sebagai model ideal orang Israel yang tidak ternoda korupsi, yang dapat memimpin negara ke jalur baru.
Pada pemilihan umum legislatif 1977, yang mengubah peta politik Israel, partai baru ini cukup berhasil memasuki Knesset pada kesempatan pertama, memenangkan 15 dari 120 kursi. Sebagai hasil pemilihan umum itu, pemimpin partai Likud, Menachem Begin, mulanya dapat membentuk koalisi tanpa Dash (atau partai-partai sayap kiri), sehingga secara signifikan mengurangi kekuatan tawar Dash. Dash bergabung dengan koalisi setelah beberapa bulan. Sebagai Deputy Prime Minister yang baru, Yadin berperan penting dalam banyak peristiwa, termasuk kontak dengan Mesir, yang akhirnya membuahkan penandatanganan Perjanjian Perdamaian Camp David dan perjanjian damai antara Israel dan negara tetangganya itu. Dash ternyata adalah suatu kegagalan dan partai itu pecah menjadi beberapa faksi kecil: Yadin bergabung dengan Democratic Movement, tetapi inipun pecah dan ia menjadi MK independent sampai akhir jabatannya. Dalam suatu pertemuan kabinet, Mei 1981, ketika masih menjabat sebagai Deputy Prime Minister, ia menuduh Chief of Staff Rafael Eitan "berbohong kepada pemerintah" dan berkata kepada Perdana Menteri Begin "Engkau telah kehilangan kontrol atas lembaga pertahanan."[5] Ia pensiun dari politik pada tahun 1981.
Yadin menikah dengan Carmela (née Ruppin), yang bekerja bersamanya selama kariernya dalam menerjemahkan dan menyunting buku-bukunya dan bersama-sama mereka mempunyai dua orang putri, Orly dan Littal. Ia meninggal pada tahun 1984 dan dikebumikan dalam pemakaman militer di Gunung Herzl, Yerusalem. Aktor Israel, Yossi Yadin, adalah saudara laki-lakinya.
Karya
Views of the Biblical World. Jerusalem: International Publishing Company J-m Ltd, 1959.
The Art of Warfare in Biblical Lands. McGraw-Hill, 1963.
Masada: Herod’s Fortress and the Zealots’ Last Stand. New York: Random House, 1966.
Hazor ([Schweich Lectures tahun 1970)
The Bar Kochba Caves. (bahasa Ibrani). Maariv, 1971
Bar-Kokhba: The Rediscovery of the Legendary Hero of the Last Jewish Revolt Against Imperial Rome, 1971
The Temple Scroll published posthumously London, Weidenfeld & Nicholson,1985
Yigael Yadin mempublikasikan banyak hasil riset dan penjelasan teks kuno, pada Hebrew University press (dalam bahasa Ibrani):
The Sons of Light against Sons of Darkness (dari gua-gua Qumran), 1955