Tel Hazor (bahasa Ibrani: תל חצור), juga Hatzor, sekarang: Tell el-Qedah, adalah sebuah tell di atas lokasi kota kuno Hazor. Hazor adalah sebuah kota kuno di daerah Galilea Atas, sebelah utara Danau Galilea, antara kota kuno Rama dan Kadesh, di dataran tinggi yang memandang Danau Merom, di lembah Hula.
Ekspedisi ke Hazor pada pertengahan tahun 1950 yang dipimpin oleh Yigael Yadin merupakan ekskavasi arkeologis terpenting yang dilakukan oleh negara Israel pada permulaan pendirian negara tersebut. Merupakan tempat arkeologi terluas di sebelah utara Israel, dengan tell atas seluas 30 acre dan kota bawah lebih dari 175 acre.[1]
Pada tahun 2005, peninggalan sejarah di Hazor dijadikan Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai bagian dari "Tempat bersejarah Alkitab - Megido, Hazor, Beer sheba" (Biblical Tels - Megiddo, Hazor, Beer Sheba).
Hazor Kanaan
Selama Periode Menengah Kedua Mesir dan awal Kerajaan Baru (keduanya dari abad ke-18 sampai ke-15 SM), Kanaan adalah negara taklukan Mesir; sehingga dokumen abad ke-14 SM, dari ruang arsip Amarna di Mesir, mencatat raja Hazor (dalam Surat Amarna disebut Hasura), Abdi-Tirshi, bersumpah setia kepada Firaun Mesir. Namun, EA 148 secara khusus melaporkan bahwa raja Hasura telah beralih setia kepada orang Habiru yang menyerang Kanaan. Dalam dokukmen-dokumen ini, Hazor digambarkan sebagai kota penting di Kanaan. Hazor juga disebut dalam teks Eksekrasi (Execration texts), yang lebih tua dari surat-surat Amarna, dan juga dalam dokumen-dokumen dari abad ke-18 SM yang ditemukan di kota Mari, Suriah, di tepi sungai Efrat.
Catatan Alkitab mengenai Hazor Kanaan
Menurut Kitab Yosua Hazor adalah tempat bertahtanya Yabin, seorang raja Kanaan yang berkuasa dan memimpin suatu konfederasi bangsa Kanaan melawan Yosua. Yosua berhasil mengalahkan konfederasi itu dan membakar Hazor sampai hancur.[2] Menurut Kitab Hakim-hakim Hazor juga tempat bertahtanya Yabin, raja Kanaan, yang panglimanya, Sisera, memimpin tentara Kanaan melawan Barak, tetapi akhirnya dikalahkan.[3] Ada pendapat bahwa kedua catatan ini sebenarnya menceritakan peristiwa yang sama dan raja Yabin yang sama dikalahkan oleh tentara Israel di Hazor.[4][5][6]
Arkeologi di Hazor Kanaan
Suatu stratum arkeologi, bertarikh sekitar 1200 SM, menunjukkan tanda-tanda kebakaran besar, dan tablet-tablet bertulisan kuneiform yang ditemukan di sana merujuk kepada raja bernama Ibni Addi, di mana Ibni secara etimologi berakar sama dengan Yabin (Yavin; Jabin).[7] Kota itu juga menunjukkan tanda-tanda sebagai kota Kanaan yang megah sebelum dihancurkan, dengan kuil-kuil besar dan istana-istana mewah,[7] terpisah menjadi suatu kota atas acropolis, dan kota bawah; jadi benar-benar suatu kota utama di Kanaan.[7]
Amnon Ben-Tor dari Hebrew University of Jerusalem yakin dari penelitiannya bahwa kehancuran kota itu karena kebakaran hebat yang sesuai dengan catatan Alkitab.[8] Pada tahun 2012, tim yang dipimpin oleh Ben-Tor dan Sharon Zuckerman menemukan bekas-bekas istana yang hangus dari abad ke-13 SM di mana gudang-gudangnya memuat guci-guci berusia 3.400 tahun yang penuh dengan hasil bumi yang terbakar.[9]
Hazor Israel
Peninggalan arkeologi menunjukkan bahwa beberapa saat setelah dihancurkan, kota Hazor dibangun kembali sebagai desa kecil.
Sebagaimana yang di Megiddo, dan Gezer, reruntuhan Hazor menunjukkan bahwa dalam Zaman Besi Awal kota ini mempunyai "gerbang berbilik enam" (six chambered gate) yang sangat khas, serta suatu corak unik gedung-gedung administrasi; para arkeolog menetapkan bahwa konstruksi-konstruksi di Hazor dibangun dalam kepimpinan yang sama dengan yang di Megiddo dan Gezer.[7] Dari sumber Kitab Raja-raja, sejumlah arkeolog menyimpulkan bahwa bangunan-bangunan ini mendukung catatan Alkitab mengenai pembangunan kota-kota berkubu oleh raja Salomo pada abad ke-10 SM;[10] sementara ada yang memberi tarikh pembangunan pada awal abad ke-9 SM dalam masa pemerintahan Dinasti Omri.[7]
Yigael Yadin, salah satu arkeolog pertama yang bekerja di situs ini, melihat ciri tertentu yang berasal dari Dinasti Omri; Megiddo, Gezer, dan Hazor, semua bercirikan sumur-sumur dalam yang digali di batu, dari dasarnya digali terowongan dalam batu menuju ke suatu sumur yang mencapai sumber air, sebagai sistem persediaan air, di mana Yadin berpendapat dibangun pada masa pemerintahan Ahab;[7] Yadin juga berargumen bahwa Ahab membangun suatu citadel, berukuran 25 x 21 m, dengan tembok setebal dua meter, yang didirikan di sebelah barat Hazor. Namun, tarikh Yadin itu didasarkan pada anggapan bahwa lapisan yang terhubung dengan gerbang-gerbang dan bangunan-bangunan administrasi dibangun oleh Salomo.[7]
Peninggalan arkeologi menunjukkan bahwa pada paruh akhir abad ke-9 SM, pada zaman raja Yehu, Hazor jatuh ke kekuasaan Aram Damsyik.[7] Sejumlah arkeolog menduga setelah penguasaan ini Hazor dibangun kembali oleh orang Aram, sebagai kota Aram.[7] Ketika Asyur kemudian mengalahkan orang Aram, Hazor tampaknya kembali dalam kekuasaan Israel; catatan Asyur menunjukkan bahwa Yoas, raja Israel waktu itu, telah membayar upeti kepada Asyur dan Israel menjadi negara taklukan (vassal) Asyur.[7] Kemudian, kota ini dan kerajaan Israel memasuki masa kemakmuran, terutama dalam pemerintahan Yerobeam II. Sejumlah arkeolog berpendapat bahwa konstruksi besar-besaran di Hazor, Megiddo, dan Gezer, termasuk sistem persediaan air yang digali dalam batu, di waktu kemudian terjadi pada masa ini.
Upaya pemberontakan Israel terhadap dominasi Asyur berakibat serangan oleh tentara Asyur di bawah pimpinan, Tiglat-Pileser III; bukti di tanah menunjukkan usaha tergesa-gesa untuk memperkuat pertahanan Hazor.[7] Meskipun ada pertahanan itu, pada tahun 732 SM Hazor direbut, dan penduduknya dideportasi (2 Raja–raja 15:29),[7] dan kota itu dibakar habis.[7][11]
Penggalian arkeologi
Lokasi Hazor sekitar 200 ekar (0,81 km2) luasnya, dengan kota atas menempati 1/8 area. Gundukan mencapai ketinggian 40 meter. Analisis awal dilakukan oleh John Garstang pada tahun 1926.[12]
Pada tahun 2010, suatu tablet tanah liat dari abad ke-18 atau ke-17 SM telah ditemukan yang memuat hukum-hukukm dengan corak Kodeks Hammurabi. Dokumen itu meliputi hukum-hukum mengenai bagian tubuh dan kerusakan, mirip dengan hukum "mata ganti mata" yang dicatat dalam Kitab Keluaran, tapi naskah ini ditulis dalam huruf kuneiform dalam bahasa Akkadia, bahasa diplomatik periode itu.[13]
^John Garstang, History in the Bible, American Journal of Economics and Sociology, vol. 3, no. 3, Essays in Memory of Franz Oppenheimer 1864-1943, pp. 371-385, 1944
Yadin Yigael and Et Al. Yadin, Hazor I: An Account of the First Season of Excavations, 1955, Magnes Press, 1958
Yadin Yigael, Hazor II: An Account of the Second Season of Excavations, 1956 [James A. De Rothschild Expedition at Hazor], Oxford University Press, 1961, ISBN 0-19-647165-6
Yadin Yigael, Hazor III - IV. An Account of the Third and Fourth Seasons of Excavations, 1957-1958. The James A. De Rothschild Expedition at Hazor, Biblical Archaeology Society, 1989, ISBN 965-221-008-0
A. Ben Tor and Robert Bonfil, Hazor: v. 5: The James A De Rothschild Expedition at Hazor (Ancient synagogues studies), Israel Exploration Society, 1997, ISBN 965-221-003-X
Yadin Yigael, Hazor (Schweich Lectures on Biblical Archaeology), British Academy, 1972, ISBN 0-19-725925-1
Yadin Yigael, Hazor: Rediscovery of a Great Citadel of the Bible, Littlehampton, 1975, ISBN 0-297-76845-X
Schulamit Geva, Hazor, Israel (British Archaeological Reports (BAR)), BAR, 1989, ISBN 0-86054-689-6
S. Zuckerman, Where is the Archive of Hazor Buried?, Biblical Archaeology Review, vol. 32, pp. 28–37, 2006
S. Zuckerman, "'...Slaying oxen and Killing Sheep, Eating Flesh and Drinking Wine...': Feasting in Late Bronze Age Hazor," Palestine Exploration Quarterly, 139,3 (2007), 186-204.