Barak bergabung dengan Angkatan Pertahanan Israel pada tahun 1959. Selama 35 tahun pengabdiannya, ia menempati posisi sebagai Kepala Staf Jenderal dan menerima posisi sebagai Rav Aluf, sebuah posisi tertinggi di dunia kemiliteran Israel.
Dalam politik, ia menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (1995) dan Menteri Luar Negeri (1995-1996). Ia dipilih ke dalam Knesset pada 1996, di mana ia menjadi anggota Urusan Luar Negeri dan Komite Pertahanan Knesset. Pada 1996 Barak menjadi pemimpin Partai Buruh.
Ehud Barak diangkat sebagai PM Israel pada 17 Mei 1999 dan mengakhiri pemerintahannya pada 7 Maret 2001 setelah kehilangannya pada Ariel Sharon pada pemilhan spesial PM di bulan Februari.
Masa pemerintahan Barak sebagai PM memiliki beberapa peristiwa penting, kebanyakan darinya kontroversial:
Pembentukan koalisi dengan partai HarediShas, setelah Barak berjanji mengakhiri "korupsi" yang didukung partai keagamaan.
Meretz berhenti berkoalisi setelah gagal bermufakat pada kekuasaan buat diberikan pada Wakil Perdana Menteri Shas dalam Menteri Pendidikan.
Disahkannya Hukum Tal yang memberi UU resmi buat pembebasan Yahudi Haredi dari dinas militer.
KTT Camp David 2000 yang berarti ‘memecahkan’ konflik Palestina-Israel namun gagal. Barak dan Presiden AS Bill Clinton menyalahkan Yasser Arafat. Barak menyatakan ia membongkar "Tujuan Sesungguhnya Arafat". Lalu, Barak disalahkan politisi sayap kiri Israel bahwa ia membunuh pergerakan damai Israel dengan menghadirkan Arafat sebagai "penolak perdamaian".
Setelah kalah pada pemilu 2001 dari Ariel Sharon (pemimpin Likud) secara telak, Barak meninggalkan Israel untuk bekerja sebagai penasihat senior U.S.-based Electronic Data Systems. Ia juga menjadi partner pada sebuah perusahaan dengan berfokus pada kerja "yang berhubungan dengan keamanan".
Pada 2005, Barak mengumumkan kembalinya ke politik Israel, dan berpacu untuk kepemimpinan Partai Buruh di bulan November. Namun mengingat prestasinya yang lemah dalam pemilihan umum, Barak meninggalkan pertarungan dan menyatakan dukungannya untuk negarawan tua Shimon Peres.
Setelah Peres dikalahkan Amir Peretz dan meninggalkan Partai Buruh, Barak mengumumkan ia tetap tinggal di partai itu, meski hubungannya dengan pemimpin yang baru dipilih itu goyah. Namun ia telah menyatakan takkan bertarung untuk pemilu Maret 2006.
Pada bulan Juni 2007, Parlemen Israel mengukuhkan pengangkatan Ehud Barak sebagai menteri pertahanan Israel yang baru.[1]