Moshe Katsav (Ibrani: מֹשֶׁה קַצָּב), (lahir 5 Desember 1945 dengan nama Mussa Ghassab ) tampil ke-8 sebagai Presiden Israel saat ini, suatu jabatan yang diperolehnya pada tahun 2000. Ia menikah dengan Gila Katsav.
Biografi
Moshe Katsav dilahirkan di Yazd, Iran. Ia pindah dengan keluarganya ke Teheran ketika ia masih kecil; pada Agustus 1951, mereka beremigrasi ke Israel. Ia menjadi anggota Partai Likud dan menjadi wali kota Kiryat Malachi, sebuah kota kecil di Israel. Kemudian ia diangkat sebagai anggota Knesset.
Setelah menjadi Deputi Perdana Menteri pada pemerintahan Benjamin Netanyahu, Katsav bersaing dalam posisi presiden, berpacu melawan Shimon Peres. Dalam sebuah proses yang menakjubkan, ia mengalahkan Peres untuk menjadi presiden Israel, diangkat Knesset pada 31 Juli 2000. Ia mendapat 63 suara (melebihi 57 untuk Peres), 2 lebih daripada mayoritas yang dihendaki 61, dan disumpah pada 1 Agustus. Ialah Presiden Israel yang pertama kali telah disumpah selama masa 7 tahun dan juga kandidat pertama dari Partai Likud yang diangkat pada jabatan itu.
Kebijaksanaan Moshe Katsav ditujakan pada perbaikan penuh negara Yahudi, dan kolaborasi pada rencana jangka panjang untuk pembangunan negara Palestina. Di antara idenya ialah Tembok Tepi Barat untuk mengungkung orang Palestina dari luar.
Moshe Katsav menikah dengan Nyonya Gila Katsav dan memiliki 5 anak. Secara besar, jabatan Presiden Israel itu seremonial, dengan tanpa kekuatan eksekutif, menyelamatkan tahanan yang diampuni dan diringankan. Namun, tiap presiden menekankan aspek berbeda tentang peran selama masa jabatannya. Walau mengharapkan tetap netral dari politik Israel dan mewakili seluruh bangsa, kebanyakan presiden telah menunjukkan pandangan mereka dalam pernyataan atau perbuatan. Katsav mendukung 'rencana gencatan senjata' 2002 yang tak sukses antara Israel dan Palestina (ditolak PM saat itu Ariel Sharon) dan menolak mengampuni Yigal Amir, pembunuh PM Yitzhak Rabin.
Pada 8 April 2005 saat acara pemakaman Paus Yohanes Paulus II, ia duduk dekat presiden Mohammad Khatami. Ia adalah presiden Israel yang lahir di Iran, karena penataan kursi yang berdasarkan abjad. Katsav kemudian mengklaim berjabat tangan dan berbicara dengan Khatami. Aksi tersebut adalah kontak politik pertama antara kedua negara sejak 1979. Namun, Khatami membantah hal tersebut terjadi.
Skandal seks
Pada 24 Januari 2007, pihak kejaksaan mengumumkan segera melayangkan tuntutan hukum terhadap dirinya atas kasus dugaan pemerkosaan, menyerang secara seksual, dan menyalahgunakan kekuasaan. Jaksa Agung Menachem Mazuz memberi kesempatan untuk hadir dalam dengar pendapat sebelum tuntutan diajukan kejaksaan. Atas kasus itu, ia didesak untuk mengundurkan diri dan jika terbukti bersalah bisa dihukum penjara selama 20 tahun.
Referensi
- Tempo 30 Juni 2007 yang diterjemahkan dari AFP
- Kompas 29 Juni 2007 yang diterjemahkan dari AFP
Pranala luar