Akhsa ditawarkan oleh ayahnya, Kaleb, untuk menjadi istri orang yang dapat merebut kota Kiryat-Sefer atau Debir. Setelah menerima pembagian tanah untuk suku Yehuda dalam pertemuan yang dipimpin oleh Yosua bin Nun, Kaleb merebut Hebron (= Kiryat Arba), dan kemudian ia maju menyerang penduduk Debir. Nama Debir itu dahulu ialah Kiryat-Sefer. Lalu berkatalah Kaleb: "Siapa yang menggempur Kiryat-Sefer dan merebutnya, kepadanya akan kuberikan Akhsa, anakku, menjadi isterinya." Dan Otniel, anak Kenas saudara Kaleb, merebut kota itu; lalu Kaleb memberikan kepadanya Akhsa, anaknya, menjadi isterinya.[5] Ketika perempuan itu tiba, dibujuknya suaminya untuk meminta ladang kepada ayahnya. Maka turunlah perempuan itu dari keledainya, lalu berkatalah Kaleb kepadanya: "Ada apa?" Jawabnya: "Berikanlah kepadaku hadiah; telah kauberikan kepadaku tanah yang gersang, berikanlah juga kepadaku mata air." Lalu Kaleb memberikan kepadanya mata air yang di hulu dan mata air yang di hilir (kemungkinan di wilayah Negeb).[6]
Ungkapan yang berhubungan
Kecerdasan Akhsa dalam hal negosiasi dan kecermatannya pada urusan tanah dirujuk oleh sejumlah pustaka dalam ungkapan bahwa "ia menuntut semua ini dari ayahnya, tanpa harus turun dari keledainya". Ini mengacu pada gambaran bahwa saat meminta mata air kepada ayahnya, Akhsa sedang duduk di atas keledai yang penuh dengan barang-barang, siap berangkat untuk dinikahkan (dengan Otniel). Namun yang ditekankan pada zaman sekarang adalah makna berganda yang berhubungan dengan cara negosiasi.[7]
^Ungkapan dalam bahasa Inggris adalah she demands this of her father "all without getting off her ass"; presumably the image is that she is loaded on her donkey off to be wed but the modern day double entendre is appreciated.
Artikel ini menggunakan sebagian teks dari Kamus Alkitab Easton, sebuah buku ranah publik, aslinya diterbitkan pada 1897.