Greysia Polii (Indonesia:[ˈgrɛjsjapoˈliʔi]; lahir 11 Agustus 1987) adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia pada nomor ganda putri. Atlet berdarah Minahasa ini adalah putri dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi. Ia mulai bergabung di tim Piala Uber Indonesia sejak tahun 2004 dan juga tahun 2008.[3][4]
Greysia resmi gantung raket melalui acara seremonial pada 12 Juni 2022, atau 1 hari sebelum penutupan Indonesia Masters 2022 di Istora, Jakarta.
Kehidupan awal
Greysia Polii lahir di Jakarta dari pasangan berdarah Minahasa, Willy Polii dan Evie Pakasi. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.[5] Ia tinggal di Jakarta hingga ayahnya meninggal dunia saat ia berusia 2 tahun. Greysia kemudian pindah ke Manado, tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Ia tertarik untuk bermain bulu tangkis akibat pengaruh dari kakaknya, dan juga dari mantan atlet bulu tangkis nasional Indonesia Deyana Lomban. Bakat bulu tangkisnya mulai muncul ketika ia berusia enam tahun. Pada 1995, ia dan ibunya pindah ke Jakarta untuk mendapatkan pelatihan dan kesempatan bermain bulu tangkis yang lebih baik. Ia kemudian bergabung ke klub bulu tangkis Jaya Raya Jakarta.[6] Ia mengidolakan Susi Susanti dan Zhang Ning.[5]
Saat ia menjadi anggota klub, Retno Koestijah menyadari bahwa Greysia yang saat itu berusia 14 tahun memiliki bakat untuk menjadi atlet ganda. Retno memindahkan Greysia dari pemain tunggal ke ganda. Keputusan tersebut membuahkan hasil yang baik hingga Greysia bergabung ke tim nasional bulu tangkis pada 2003.[6]
Karier
2003–2005: Awal karier dan gelar Kejuaraan Nasional
Greysia memulai karirnya sebagai atlet ganda putri dan campuran. Ia dipasangkan dengan Heni Budiman dan berhasil mencapai tahap semifinal pada turnamen Malaysia Satellite 2003.[7] Ia juga memenangkan gelar Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis bersama Heni. Mereka mengalahkan pasangan dari Kalimantan Timur, Indarti Issolina dan Angeline de Pauw, dengan skor 8–15, 15–8, 15–7.[8]
Pada 2004, Greysia membantu tim nasional junior untuk mendapatkan medali perunggu pada nomor beregu putri Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia dan beregu campuran Kejuaraan Dunia Junior.[9] Ia juga mendapatkan medali perak pada nomor ganda campuran bersama Muhammad Rijal dan medali perunggu pada nomor ganda putri bersama Heni Budiman.[10] Ia memulai debutnya bersama tim nasional di Piala Uber pada 2004, ketika tim tersebut berhasil mencapai tahap perempat final.[11]
2006–2008: Gelar Grand Prix Dunia
Greysia mengawali musim 2006 dengan bertanding di ajang All England. Ia yang saat itu berpasangan dengan Jo Novita kalah ketika melawan unggulan ketiga dari Tiongkok, Yang Wei dan Zhang Jiewen.[12] Pada Mei, Greysia dan Jo Novita memenangkan gelar Grand Prix Dunia IBF pertamanya pada ajang Filipina Terbuka. Dalam ajang tersebut, ia mengalahkan musuh senegaranya, Endang Nursugianti dan Rani Mundiasti, dua gim sekaligus dengan skor 21–16, 21–13. Ia juga bertanding di nomor ganda campuran bersama Muhammad Rijal, tetapi kalah di babak semifinal ketika melawan pasangan dari Thailand, Sudket Prapakamol dan Saralee Thungthongkam.[13] Dalam ajang Indonesia Terbuka yang diselenggarakan di Surabaya, Greysia dikalahkan oleh pasangan Zhao Tingting di nomor ganda putri dan campuran.[14] Pada Juni, ia mencapai babak semifinal di nomor ganda campuran dan perempat final di nomor ganda putri dalam ajang Singapura Terbuka.[15] Dalam tur Asia Timur yang digelar pada Juli–Agustus, pencapaian tertingginya adalah menjadi finalis dalam ajang Korea Terbuka saat ia dan Jo Novita dikalahkan oleh pasangan Yang Wei dan Zhang Jiewen dengan skor 10–21, 11–21.[16] Bersama Jo Novita, ia terkualifikasi dalam Kejuaraan Dunia yang diselenggarakan di Madrid. Pasangan tersebut dikalahkan pada babak ketika oleh unggulan pertama dari Tiongkok, Gao Ling dan Huang Sui.[17] Dalam ajang Jepang Terbuka, ia bertanding di nomor ganda putri bersama Jo Novita dan ganda campuran bersama Muhammad Rijal. Pada nomor ganda campuran, ia dikalahkan oleh pasangan yang menjuarai Olimpiade, Zhang Jun dan Gao Ling, dengan skor 16–21, 22–20, 7–21.[18] Pada November, pasangan Greysia-Jo yang saat itu menjadi unggulan kedua berhasil mencapai babak semifinal Denmark Terbuka. Dalam babak tersebut, mereka dikalahkan oleh pasangan dari Polandia Kamila Augustyn dan Nadieżda Kostiuczyk dengan skor 13–21, 21–19, 19–21.[19] Pada Desember, ia mewakili Indonesia dalam Pesta Olahraga Asia 2006 di Doha. Dalam gelaran tersebut, ia dan pasangannya gagal menyumbangkan poin untuk tim dan regu Indonesia gagal mencapai babak semifinal. Karena cedera yang dialami oleh Jo Novita saat pertandingan melawan Malaysia dalam pertandingan beregu, Greysia dipasangkan dengan Pia Zebadiah Bernadeth untuk pertandingan individual. Pasangan tersebut kalah dalam babak kedua ketika melawan pasangan dari Jepang, Miyuki Maeda dan Satoko Suetsuna.[20][21][22][23] Ia dan Jo Novita mengakhiri musim 2006 sebagai pasangan ganda putri peringkat ke-9 dunia.[19]
Greysia mengawali musim 2007 dengan bertanding di Malaysia Terbuka bersama pasangan barunya, Vita Marissa. Pasangan tersebut mencapai babak final, tetapi dikalahkan oleh pasangan yang meraih juara dunia tiga kali, Gao Ling dan Huang Sui. Pelatih ganda putri saat itu, Aryono Miranat, menganggap pasangan baru ini memiliki prospek yang baik sehingga memutuskan untuk melanjutkannya. Dalam turnamen-turnamen selanjutnya, pasangan tersebut mencapai babak semifinal di Swiss Terbuka dan perempat final di All England dan Singapore Open.[24] Di Swiss, Greysia juga mencapai babak final dalam nomor ganda campuran dengan pasangan Muhammad Rijal.[25] Pada Juni, ia menjadi bagian dari tim Piala Sudirman Indonesia yang berhasil meraih peringkat kedua. Pada Juli, Greysia kembali dipasangkan dengan Jo Novita yang baru pulih dari cedera. Keduanya kembali bertanding dalam ajang Thailand Terbuka, China Masters, dan Filipina Terbuka.[26] Hasil terbaiknya saat itu ialah mencapai babak semifinal di Filipina setelah mengalahkan unggulan ketiga dari Tiongkok, Yang Wei dan Zhao Tingting, dengan skor 25–23, 24–22.[27]
Pada Agustus 2007, Greysia bertanding di Kejuaraan Dunia BWF dalam nomor ganda putri dan campuran. Pada babak kedua nomor ganda putri, ia terpaksa berhenti di tengah pertandingan karena mengalami cedera pada ligamen lutut kanannya.[28][29] Hasil terbaiknya dalam tur Eropa yang diselenggarakan pada Oktober–November ialah mencapai babak semifinal dalam ajang Prancis Terbuka.[30] Greysia dan Jo Novita berhasil memenangkan Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis yang digelar di Solo. Kemenangan tersebut mempertahakan gelar Juara Nasional yang diraih Greysia saat masih berpasangan dengan Heni Budiman.[31] Pada Desember, ia tergabung dalam regu bulu tangkis Indonesia untuk Pesta Olahraga Asia Tenggara di Nakhon Ratchasima, Thailand. Dalam gelaran tersebut, Greysia meraih medali perak dan berkontribusi atas kemenangan Indonesia di cabang olahraga bulu tangkis beregu.[11]
2009–2012: Dua gelar Kejuaraan Nasional dan kartu hitam Olimpiade
Pada 2009, Greysia hanya fokus menjalani nomor ganda putri bersama Nitya Krishinda Maheswari. Meskipun keduanya gugur pada babak awal kejuaraan All England dan Swiss Terbuka, mereka berhasil mencapai babak final Singapura Terbuka. Keduanya berhasil mengalahkan pasangan peringkat pertama dunia, Chin Eei Hui dan Wong Pei Tty, dari Malaysia di babak perempat final, kemudian pasangan Lena Frier Kristiansen dan Kamilla Rytter Juhl dari Denmark pada babak semi-final.[40] Pada Mei 2009, Greysia tergabung dalam regu Indonesia yang menyelesaikan kompetisi Piala Sudirman di Guangzhou sebagai semifinalis.[41] Greysia dan Nitya bertanding dalam Kejuaraan Dunia di Hyderabad, India sebagai unggulan ke-13. Keduanya terhenti di babak ketiga setelah dikalahkan oleh pasangan peraih medali emas Olimpiade 2008 dan unggulan kelima, Du Jing dan Yu Yang, dengan skor 20–22 dan 12–21.[42] Ia berhasil mencapai babak semifinal pada kejuaraan Jepang dan Prancis Terbuka, tetapi terkalahkan oleh pasangan Ma Jin dan Wang Xiaoli dari Tiongkok pada kedua turnamen.[43][44] Pada Desember 2009, Greysia berpartisipasi dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara di Vientiane, Laos. Ia meraih medali perak dalam nomor beregu putri dan bertanding sebagai unggulan kedua dalam nomor ganda putri. Greysia dan Nitya terhenti pada babak perempat final setelah terkalahkan oleh Savitree Amitrapai dan Vacharaporn Munkit dalam babak perempat final.[45][46] Pada akhir musim, keduanya berada dalam sepuluh besar peringkat dunia BWF untuk nomor ganda putri.[47]
Pada January 2010, Polii meraih dua gelar juara dalam Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis 2009. Ia memenangi nomor ganda putri bersama Meiliana Jauhari dan ganda campuran bersama Tontowi Ahmad.[48] Sebagai pasangan baru, Greysia–Meiliana dianggap berhasil dalam tahapan Super Series. Keduanya mencapai babak semifinal dalam Singapura Terbuka serta babak perempat final dalam All England, Indonesia Terbuka, dan Tiongkok Masters. Keduanya juga menjadi finalis dalam Makau dan Grand Prix Gold Indonesia.[49] Ia mencapai babak perempat final dalam Kejuaraan Asia di nomor ganda putri dan campuran.[50] Ia juga termasuk dalam tim nasional bulu tangkis yang meraih medali perunggu dalam Piala Uber dan Pesta Olahraga Asia.[51] Pada akhir musim, ia menduduki peringkat sembilan dalam peringkat dunia BWF[49] dan peringkat delapan dalam peringkat Super Series untuk nomor ganda putri. Hal itu membuatnya lolos ke Final Super Series di Taipei.[52] Meskipun demikian, ia tidak lolos ke babak semifinal karena hanya menduduki peringkat ketiga dalam babak grup.[53]
2013–Sekarang
Pada Januari 2013, Greys dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda, Runner Up WJC 2011 di sektor Ganda Putri, Greys/Anggia berhasil menembus Babak Kedua All England. Pada Mei 2013, Greys kembali dipasangkan dengan mantan pasangannya, Nitya Krishinda Maheswari, Pasangan ini tampil menggebrak dengan langsung juara di turnamen pertamanya, SGC Thailand Open GP Gold, menembus Perempatfinal Djarum Indonesia Open Superseries Premier dan Semifinal Singapore Open Superseries. Pada tahun 2014, Greysia/Nitya meraih medali emas di cabang bulu tangkis nomor ganda putri perorangan di Asian Games 2014 yang diselenggarakan di Incheon, Korea Selatan.[54]
Tur Dunia BWF yang mulai diperkenalkan pada 19 Maret 2017 dan digelar mulai 2018,[67] adalah serangkaian turnamen elti bulu tangkis yang diselenggarak oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Tur Dunia BWF dibagi menjadi beberapa tingkat Final Tur Dunia, yakni Super 1000, Super 750, Super 500, Super 300 (bagian dari HSBC World Tour), dan Tur BWF Super 100.[68]
Super Series BWF yang diluncurkan pada 14 Desember 2006 dan diimplementasikan pada 2007[69] adalah serangkaian turnamen bulu tangkis yang diselenggarakan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Super Series BWF memiliki tingkatan yakni Superseries dan Superseries Premier. Satu musim Super Series memuat 12 turnamen di seluruh dunia sejak 2011.[70] Atlet-atlet yang berhasil akan melaju ke babak FInal Superseries yang diselenggarakan tiap akhir tahun.
^Sukumar, Dev (10 January 2018). "Action-Packed Season Ahead!". bwfbadminton.com. Badminton World Federation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 January 2018. Diakses tanggal 15 January 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"BWF Launches Super Series". Badminton Australia. 15 December 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)