Liliyana merupakan anak bungsu dari pasangan Beno Natsir dan Olly Maramis alias Auw Jin Chen.[5][6] Ia memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Kalista Natsir.[5] Sejak duduk di sekolah dasar, Liliyana sudah bergabung dengan klub bulu tangkis Pisok, Manado.[5] Pada tahun 1997, Liliyana yang berusia 12 tahun diterima masuk di PB Tangkas, Jakarta.[5]
Karier
Liliyana bersama Tontowi Ahmad merupakan peraih medali emas SEA Games 2011. Liliyana dan Tontowi juga memenangkan gelar kejuaraan All England tiga kali berturut-turut (2012, 2013 dan 2014) yang merupakan salah satu turnamen tertua ini, Kejuaraan Dunia (2013 dan 2017) dan Olimpiade Rio De Janeiro 2016. Ketika berpasangan dengan Nova Widianto, Liliyana juga meraih gelar Kejuaraan Dunia (2005 dan 2007). Pada tahun 2008, pasangan Nova/Liliyana pernah mencapai final All England namun ditaklukkan pasangan Cina, Zheng Bo/Gao Ling lewat permainan tiga gim, 21-18, 14-21, 9-21. pada tahun 2010, mereka kembali mencapai final All England namun dikandaskan oleh ganda campuran Cina yang baru dipasangkan yang kelak menjadi pasangan nomor satu dunia Zhang Nan/Zhao Yunlei. Mereka harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor tipis, 18-21, 25-23, 18-21.
Lilyana yang dikenal sebagai atlet yang ramah, disiplin, dan berkemauan keras ini akhirnya berhasil mendapatkan gelar juara pada turnamen All England. Pada tahun 2012 Lilyana Natsir dan Tontowi Ahmad membawa pulang gelar juara untuk Indonesia yang telah mengalami penantian panjang selama 33 tahun untuk prestasi ganda campuran All England. Gelar terakhir Indonesia dipersembahkan oleh pasangan Christian Hadinata dan Imelda Wiguna pada tahun 1979. Gelar juara ini adalah titel premier pertama bagi Tontowi & Liliyana. Sebelumnya pasangan ini pernah mejuarai dua gelar superseries di India dan Singapura, serta dua gelar grand prix gold di Malaysia dan Macau. Setahun kemudian di All England 2013, mereka berhasil mempertahankan gelar juara setelah mengalahkan pasangan China, Zhang Nan/Zhao Yunlei, dengan straight set 21-13 21-17. Sukses yang sama kembali mereka raih pada tahun 2014 dengan menaiki podium tertinggi ganda campuran All England usai menuntaskan perlawanan Zhang Nan/ Zhao Yunlei di final dengan skor sama, 21-13 21-17.
Di ajang Kejuaraan Dunia bulu tangkis, Liliyana, yang akrab disapa Butet ini merupakan pemain putri pertama Indonesia yang berhasil merebut empat gelar di ajang bergengsi tersebut. Pada tahun 2005, ketika masih berpasangan dengan Nova Widianto dia berhasil mengalahkan pasangan negeri tirai bambu, Xie Zhongbo/Zhang Yawen, dengan skor 13-15 15-8 15-2. Pada tahun 2007, mereka kembali meraih gelar juara untuk kedua kalinya dengan mengalahkan pasangan China lainnya di final, Zheng Bo/ Gao Ling, dengan skor 21-16 21-14. Sementara pada tahun 2013 dengan partner yang berbeda Tontowi Ahmad dan Liliyana berhasil merengkuh gelar juara dunia untuk ketiga kalinya setelah mengalahkan pasangan China, Xu Chen/Ma Jin, dengan pertarungan tiga gim, 21-13 16-21 22-20. Gelar keempat Kejuaraan Dunia mereka raih setelah mengalahkan pasangan muda Cina Zeng Siwei dan Chen Qinceng dengan skor 21–15, 16–21, 15–21. Pada Olimpiade Musim Panas 2016, Lilyana bersama Tontowi Ahmad berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, dengan skor 21-14 21-12. Liliyana juga pernah berpasangan dengan Vita Marissa di ganda putri dan meraih gelar China Open Super Series Premier 2007 dan Indonesia Open Super Series Premier 2008.
Liliana Natsir juga merupakan pemain ganda putri Indonesia yang berpasangan dengan Vita Marissa. Bersama dengan Vita Marissa, Butet (sapaan akrab Liliyana Natsir) berhasil menjuarai China Master Super Series, SEA Games 2007 dan Indonesia Open 2008.
Liliyana sudah tiga kali berpartisipasi di ajang bulu tangkis Olimpiade selama kariernya, dimana dia memperoleh 1 medali emas di Olimpiade Rio 2016, terhenti di semifinals Olimpiade London 2012 dan kalah oleh pasangan ganda campuran Korea Selatan Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung di final Olimpiade Beijing 2008. Di ganda putri Liliyana berpasangan dengan Vita Marissa di Olimpiade Beijing 2008 dan terhenti di babak pertama.
Natsir bertanding di ganda campuran berpasangan dengan Nova Widianto dan memperoleh medali perunggu. Di final mereka dikalahkan oleh pasangan dari Korea SelatanLee Yong-dae dan Lee Hyo-jung dalam dua set 21–11 dan 21–17. Liliyana juga bertanding di ganda putri berpasangan dengan Vita Marissa dan dikalahkan oleh pasangan Tiongkok Zhang Jiewen dan Yang Wei di babak pertama.
Bulutangkis di Olimpiade Musim Panas 2008 – Ganda Campuran
BWF Superseries, dicanangkan sejak 14 Desember 2006 dan pertama kali digelar pada tahun 2007,[7] adalah rangkaian kejuaraan bulu tangkis tingkat atas, yang diselenggarakan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). BWF Superseries mempunyai dua tingkat kejuaraan yaitu Superseries dan Superseries Premier.
Liliyana sudah meraih banyak gelar juara superseries dengan pasangannya antara lain Nova Widianto, Vita Marissa, dan Tontowi Ahmad.
^ abcdThe Jakarta Post, Nova Widianto and Lilyana Natsir: Committed to excellence in badminton. Primastuti Handayani. 20 Agustus 2008. Diakses pada 25 Juni 2011.