Grand Prix sepeda motor Malaysia 2015 (secara resmi Shell Malaysian Motorcycle Grand Prix) adalah ronde ketujuh belas (dan ronde kedua dari belakang) dari delapan belas balap motor di MotoGP musim 2015. Balapan ini diadakan di hadapan 88.832 orang di Sirkuit Internasional Sepang di distrik Sepang di Selangor Malaysia pada tanggal 25 Oktober 2015. Dani Pedrosa dari tim Honda memenangkan balapan yang berlangsung sebanyak 20 putaran ini setelah sebelumnya start dari posisi terdepan. Pembalap Yamaha, yaitu Jorge Lorenzo, menempati posisi kedua, dan rekan setimnya, yaitu Valentino Rossi, berada di posisi ketiga. Di kelas junior, Johann Zarco berhasil memenangkan balapan Moto2 dengan mengendarai sepeda motor Kalex dan Miguel Oliveira dari tim KTM berhasil menang di Moto3.
Pedrosa berhasil meraih posisi terdepan dengan mencatatkan waktu putaran tercepat di sesi kualifikasi, dan mempertahankan keunggulan garis startnya menjelang tikungan pertama. Namun, balapan tersebut telah dibayangi oleh duel yang berlangsung selama tiga putaran untuk memperebutkan tempat ketiga antara pembalap Honda, yaitu Marc Márquez, dan rivalnya, yaitu Rossi, pada saat keduanya bertukar posisi beberapa kali per putaran. Ketegangan di antara keduanya memuncak pada saat Márquez dan Rossi saling berduel satu sama lain di negara Argentina dan Belanda, dan Rossi menuduh bahwa Márquez telah membantu rekan setimnya, yaitu Lorenzo, di negara Australia, yang kemudian dibantah oleh kedua pembalap tersebut. Duel ini berakhir dengan tabrakan antara Márquez dan Rossi di tikungan keempat belas pada putaran ketujuh. Meskipun Rossi masih tetap bisa melanjutkan balapan, namun Márquez terjatuh dari sepedanya dan mundur di jalur pit setelah memasang kembali sepedanya. Sementara itu, Pedrosa memimpin setiap putaran untuk meraih kemenangan keduanya di musim ini, kemenangan yang ke-28 di dalam ajang MotoGP, dan kemenangan yang ke-51 di dalam kariernya, dengan selisih hampir empat detik atas Lorenzo. Rossi diberikan tiga poin penalti dan diharuskan start dari posisi yang paling belakang di grid pada balapan terakhir musim ini di Grand Prix Valencia karena dia sebelumnya telah mendapatkan satu poin penalti yang lain dari pertengahan musim ini, dan dia kemudian menarik banding berikutnya ke Pengadilan Arbitrase Olahraga pada bulan Desember 2015.
Di dalam kelas junior, Thomas Lüthi memulai jalannya balapan ini dari posisi terdepan di Moto2 dengan rekor putaran kelas yang baru. Lüthi dan Zarco saling bertukar tempat di putaran pertama dan kemudian kedua pembalap mampu mendapatkan sedikit keunggulan di depan lapangan. Zarco mulai mendekati Lüthi dengan tujuh putaran yang masih tersisa, tetapi Lüthi merespons dengan melihat pesan dari papan pit yang mendorongnya untuk meningkatkan kecepatan motornya. Namun, Zarco menghemat umur ban di motornya di tahap penutupan balapan dan berhasil melewati Lüthi di tikungan kedua pada putaran terakhir untuk meraih kemenangan untuk yang kedelapan kalinya di musim ini. Niccolò Antonelli memulai jalannya balapan Moto3 dari posisi terdepan, tetapi terlibat dalam duel multi-pembalap yang menyebabkan para pemimpin jalannya balapan ini saling bertukar posisi satu sama lain di hampir setiap putaran putaran. Pada akhirnya, Miguel Oliveira berhasil menempatkan rekan setimnya, yaitu Brad Binder, di belakang trek lurus dan berhasil menyalipnya di tikungan terakhir. Oliviera berhasil menangkis Binder untuk memenangkan balapan untuk yang kelima kaliinya di dalam musim ini. Danny Kent berpeluang untuk memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap di Sepang jika dia berada di posisi kelima, terlepas di posisi berapa Oliviera berhasil finis, tetapi tidak dapat melakukannya setelah dia hanya menempati posisi ketujuh saja.
Konsekuensi dari balapan tersebut membuat Lorenzo kini tertinggal tujuh poin dari Rossi di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap, dan Márquez tetap mempertahankan posisi ketiga, meskipun sebelumnya sudah mundur dari jalannya balapan ini. Kemenangan Pedrosa berhasil membuatnya naik ke posisi keempat setelah sebelumnya Andrea Iannone terpaksa harus rela mundur dari jalannya balapan ini dengan radiator di motornya yang mengalami kebocoran pada putaran kedua balapan. Di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Tim, tim Yamaha meningkatkan keunggulan mereka yang tidak terbantahkan menjadi 200 poin atas tim Honda, dan tim Ducati tetap mempertahankan posisi ketiga, meskipun kedua pembalapnya tidak berhasil mencapai akhir acara balapan ini sama sekali. Tim Tech 3 dan Suzuki menyelesaikan posisi lima besar. Tim Yamaha masih memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan 382 poin; tim Honda dan Ducati masing-masing berada di urutan kedua dan ketiga dengan satu putaran yang masih tersisa di musim ini.
Laporan
Latar belakang sebelum lomba
Grand Prix sepeda motor Malaysia 2015 diumumkan sebagai bagian dari jadwal MotoGP tahun 2015 oleh badan pengatur balapan sepeda motor dunia, yakni Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), pada bulan September 2014.[4] Balapan ini adalah Grand Prix yang kedua puluh lima secara berturut-turut yang diadakan di negara Malaysia dan balapan yang keenam belas secara berturut-turut yang diselenggarakan di Sirkuit Internasional Sepang yang memiliki lima belas tikungan dengan panjang 5,543 km (3,444 mi).[5] Grand Prix ini adalah putaran yang ketujuh belas yang dijadwalkan pada MotoGP musim 2015 oleh FIM, dan diadakan pada tanggal 25 Oktober setelah dua hari latihan dan kualifikasi sebelumnya.[4] Dengan kebakaran hutan yang terus membakar di negara tetangga Indonesia, kabut asap yang tebal telah menjadi perhatian untuk perlombaan tersebut.[6] Tingkat yang tidak sehat telah mempengaruhi Grand Prix Formula Satu Singapura dua bulan sebelumnya dan direktur pelaksana Sirkuit Internasional Sepang, yaitu Razlan Razali, bernegosiasi dengan promotor MotoGP, yaitu Dorna Sports, dan Asosiasi Tim Balap Jalan Raya Internasional tentang kemungkinan memperpendek pertemuan jika diperlukan.[7] Kemudian dikonfirmasi bahwa acara balapan tersebut akan tetap berlangsung tanpa batasan apa pun karena situasi kejuaraan dunia,[8] dan peralatan pemantauan dipasang di sirkuit untuk mengukur kualitas udara setempat.[9]
Datang ke perlombaan dari negara Australia seminggu sebelumnya, pembalap Yamaha, yaitu Valentino Rossi, memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 296 poin, dan saingan terdekatnya di dalam kejuaraan dunia adalah rekan setimnya, yaitu Jorge Lorenzo, yang tertinggal sebelas poin di posisi kedua. Marc Márquez dari tim Repsol Honda berada di posisi ketiga dengan 222 poin dan Andrea Iannone dari tim Ducati menyusul di posisi keempat dengan 188 poin. Dani Pedrosa, pembalap pabrikan Honda yang kedua, melengkapi posisi lima besar dengan 165 poin.[10] Pada klasemen sementara Kejuaraan Dunia Tim, tim Yamaha MotoGP menduduki posisi puncak klasemen dengan 581 poin. Tim Repsol Honda (392 poin) dan Ducati (341) semakin dekat satu sama lain dalam pertarungan untuk posisi kedua, sementara tim Tech 3 dan Suzuki MotoGP melengkapi posisi lima besar dengan masing-masing 254 dan 172 poin.[10]Tim Yamaha memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan 362 poin: tim Honda, Ducati, Suzuki, dan Yamaha Forward menyusul di empat posisi berikutnya dengan masing-masing 310, 237, 120, dan 33 poin.[10] 50 poin tersedia untuk dua putaran terakhir musim ini, yang berarti Rossi dapat memenangkan gelar kejuaraan dunia MotoGP untuk yang kedelapan kalinya di Sepang. Rossi perlu mencetak lima belas poin lebih banyak daripada Lorenzo jika Lorenzo finis di posisi keenam atau lebih rendah.[11]
Ketegangan tinggi antara Rossi dan Márquez menjelang akhir pekan karena keduanya terlibat dalam pertarungan di Grand Prix Argentina, yang menyebabkan Márquez terpaksa harus rela tersingkir dari balapan tersebut setelah bertabrakan dengan bagian belakang motor Rossi dan Dutch TT di pertengahan tahun itu, ketika keduanya terlibat dalam duel untuk meraih kemenangan, yang berakhir dengan kemenangan untuk Rossi, meskipun terjadi tabrakan dengan Márquez di chicane terakhir lintasan pada putaran terakhir acara balapan tersebut.[12] Dalam konferensi pers sebelum balapan, Rossi menuduh bahwa Márquez telah membantu rivalnya di dalam perebutan gelar kejuaraan dunia pembalap, yaitu Lorenzo, di negara Australia, yang kemudian dibantah oleh kedua pembalap tersebut. Rossi melanjutkan dan menyatakan keyakinannya bahwa Márquez bukanlah penggemarnya pada saat tumbuh dewasa, sebuah komentar yang membuat Márquez merasa marah.[12][13] Sementara itu, Pedrosa bertekad untuk kembali lagi naik ke atas podium setelah menyatakan kebahagiaannya atas finis di posisi kelima pada Grand Prix Australia, dan ingin memberikan dirinya kesempatan terbaik untuk mengamankan hasil yang kuat, serta menyadari tuntutan fisik dan mental yang diberikan kepada pembalap tersebut karena iklim di negara Malaysia yang hangat.[14]
Sesi latihan bebas dan kualifikasi
Empat sesi latihan bebas – dua sesi untuk hari Jumat dan Sabtu – diadakan sebelum balapan pada hari Minggu. Dua sesi latihan bebas pertama berlangsung pada hari Jumat berlangsung selama 45 menit dan sesi latihan bebas ketiga dengan waktu yang sama diadakan pada hari Sabtu pagi. Sesi latihan bebas terakhir yang digelar pada hari Sabtu sore berlangsung selama setengah jam.[15] Pedrosa mencatatkan waktu tercepat di sesi latihan bebas pertama dalam kondisi cuaca yang panas di awal sesi dengan catatan waktu dua menit 00,412 detik. Lorenzo menyusul di posisi kedua dengan selisih dua detik dan Márquez di posisi ketiga. Sisa sepuluh besar diisi oleh Rossi, Scott Redding, Cal Crutchlow, Iannone, Héctor Barberá, Aleix Espargaró, dan Andrea Dovizioso.[16] Lintasannya penuh dengan debu, namun hanya dua pembalap saja yang mengalami kecelakaan pada dua belas menit terakhir: Crutchlow keluar dari lintasan di tikungan kelima, sementara Alvaro Bautista terjatuh dari motornya di tikungan kelima belas, yang merupakan sebuah tikungan tajam; kedua insiden terjadi secara bersamaan, dan keduanya kembali lagi masuk ke dalam jalur pit untuk menaiki motor cadangan mereka.[17] Pada sesi latihan bebas kedua, Lorenzo mencatatkan waktu putaran tercepat hari itu dengan catatan waktu dua menit 00,246 detik dengan sisa waktu empat menit. Rekan senegaranya dari negara Spanyol, yaitu Pedrosa dan Márquez, berada di posisi kedua dan ketiga. Iannone, Crutchlow, Aleix Espargaró, Dovizioso, Danilo Petrucci, dan Redding menyusul di posisi sepuluh besar. Satu-satunya insiden pada sesi latihan bebas kedua terjadi tujuh menit setelah Iannone terjatuh di tikungan kedelapan.[18]
Kondisi cuaca yang berkabut terus memengaruhi Sepang menuju sesi latihan bebas ketiga, yang membuat Lorenzo memperbaiki waktu terbaiknya sebelumnya dari hari sebelumnya untuk mencatatkan waktu putaran tercepat akhir pekan sejauh ini di akhir sesi latihan bebas dengan satu menit dan 59,544 detik, dengan Márquez yang menyusul 0,142 detik di belakang di posisi kedua. Pedrosa menjadi yang tercepat ketiga, Rossi berada di posisi keempat, dan Barberá berada di posisi kelima. Crutchlow, Aleix Espargaró, Dovizioso, Pol Espargaró, dan Maverick Viñales menempati posisi keenam hingga posisi kesepuluh. Di akhir sesi, Petrucci kehilangan kendali atas bagian depan motornya, dan terjatuh di tikungan ketujuh. Petrucci sama sekali tidak terluka.[19] Pedrosa memuncaki catatan waktu sesi latihan bebas keempat dengan catatan waktu putaran dua menit dan 00,471 detik. Márquez berada di posisi kedua dengan catatan waktu 0,322 detik lebih lambat, dan Iannone melaju lebih kencang dan mencatatkan putaran tercepat ketiga. Lorenzo adalah yang tercepat keempat; Rossi berada di posisi kelima dan Dovizioso berada di posisi keenam. Aleix Espargaró berada di posisi ketujuh, saudaranya Pol Espargaró berada di posisi kedelapan, Redding berada di posisi kesembilan, dan Bradley Smith berhasil melengkapi posisi sepuluh besar sebelum sesi kualifikasi. Satu-satunya insiden di sesi tersebut terjadi di tengah jalan ketika bagian depan motor Lorenzo terlepas dan meluncur ke arah perangkap kerikil di tikungan terakhir.[20]
Sesi kualifikasi yang digelar pada hari Sabtu sore dibagi menjadi dua bagian. Dua sesi berlangsung selama 15 menit, dan para pembalap yang paling lambat di dalam tiga sesi latihan bebas pertama berkompetisi di bagian pertama dengan sesi kedua yang terdiri dari sepuluh peserta tercepat dari tiga sesi latihan pembuka. Sesi pertama mempertemukan dua pesaing tercepat untuk maju ke sesi kedua yang menentukan posisi terdepan hingga kedua belas.[15] Sementara sebagian besar pembalap lebih memilih tiga sesi dengan waktu yang terukur, Pedrosa lebih memilih untuk melakukan dua sesi dan memasuki lintasan lebih lambat, sehingga dia tidak akan terhalang oleh lalu lintas. Hal ini memungkinkan bagi Pedrosa untuk meraih posisi terdepan untuk yang pertama kalinya di musim ini, dan yang pertama sejak Grand Prix Catalan 2014, dan memecahkan rekor putaran Márquez di Sirkuit Internasional Sepang dari tahun sebelumnya dengan waktu satu menit dan 59,053 detik.[21][22] Dia bergabung di barisan terdepan grid bersama dengan Márquez yang catatan waktu putaran tercepatnya terpaut empat persepuluh detik dari kecepatan Pedrosa, dan terhindar dari kecelakaan pada putaran keduanya setelah melakukan kesalahan pembalap.[21] Rossi bergabung bersama dengan duo tersebut di posisi ketiga, tetapi pada awalnya lebih lambat sedetik, meskipun melakukan slipstreaming terhadap Iannone, tetapi berhasil mencapai waktu tercepatnya tanpa menyalip siapa pun pada upaya terakhirnya. Lorenzo berada di posisi keempat setelah merasa yakin bahwa dia berhasil lolos sesi kualifikasi di posisi tiga besar, dan terlihat melaju menuju ke arah parc fermé, tetapi diarahkan untuk kembali lagi ke dalam garasinya.[23] Crutchlow berhasil mengamankan posisi kelima di menit-menit terakhir, dan menurunkan Iannone ke posisi keenam, yang mengalami masalah pada kemudi motornya, sementara Dovizioso berada di posisi ketujuh. Viñales dan Smith melaju ke sesi kualifikasi bagian kedua, dan menempati posisi kedelapan dan kesembilan, dan Barberá melengkapi posisi sepuluh besar dengan catatan waktu yang sama dengan Aleix Espargaró, yang mengalami kecelakaan di detik-detik terakhir sesi kualifikasi. Pol Espargaró adalah pembalap yang paling lambat dari dua belas pembalap yang berlaga di sesi kualifikasi bagian pertama.[23][24]
Petrucci adalah pembalap yang tercepat yang tidak berhasil melaju melewati sesi kualifikasi bagian pertama; catatan waktu putaran tercepatnya adalah dua menit dan 1,346 detik, hampir 2,3 detik dari Pedrosa. Stefan Bradl berada di urutan ke-14, dan dia menghubungkan hal ini dengan kesalahan kecil pembalap di tikungan terakhir.[23][24] Redding berjuang untuk menemukan feel motornya dan kehilangan waktu di dua lintasan lurus yang panjang karena alasan yang tidak diketahui, sehingga dia hanya berada di urutan ke-15.[24] Motor Jack Miller, yang menyelesaikan sesi kualifikasi di tempat ke-16, terbakar dan terlempar dari lintasan pada saat motornya terbalik, dan berhenti di perangkap kerikil di tikungan ketujuh. Miller sama sekali tidak terluka.[25] Bautista menempati posisi ke-17 karena dia berjuang dengan cengkeraman motornya, sementara kesalahan pembalap menyebabkan Yonny Hernandez memulai balapan ini dari posisi ke-18. Nicky Hayden menyalip di belakang motor yang lain, tetapi hal ini tidak membantunya secara signifikan untuk meningkatkan usaha terbaiknya, dan menempati posisi ke-19, sementara Loris Baz, yang berada di posisi ke-20, berjuang untuk mendapatkan jumlah cengkeraman yang tepat dari bannya, dan ini berarti dia tidak dapat memacu lebih keras dari yang seharusnya. Demikian pula, rekan setimnya, yaitu Toni Elías, berhasil mengamankan posisi ke-21 setelah dia tidak dapat menemukan cengkeraman di dalam bannya pada putaran pertamanya. Eugene Laverty berada di posisi ke-22 dan Mike Di Meglio mengalami masalah dengan ban depannya, sehingga dia tidak dapat melaju lebih agresif, dan menempati posisi ke-23.[24] Duet pembalap asal Australia, yaitu Anthony West dan Damian Cudlin, menempati posisi yang paling terakhir di grid, yaitu di posisi ke-24 dan ke-25.[23]
Pemanasan
Para pembalap memasuki lintasan dalam suhu lingkungan dan lintasan yang panas pada pukul 09:40 Waktu Standar Malaysia (UTC–08:00) untuk menjalani sesi pemanasan selama dua puluh menit.[15][26] Marquez melanjutkan langkah cepatnya dengan mencetak waktu putaran tercepat sesi tersebut, yakni dua menit 00,186 detik. Dia lebih cepat 0,319 detik dari Lorenzo yang berada di posisi kedua. Rossi berada di posisi ketiga, sementara Pedrosa dan Iannone berada di posisi keempat dan kelima. Aleix Espargaró, Viñales, Crutchlow, Pol Espargaró, dan Dovizioso melengkapi posisi sepuluh besar pembalap tercepat.[26] Barberá bertabrakan dengan roda depan motor Pol Espargaró di tikungan pertama, dan kedua pembalap terjatuh. Di Meglio mengalami kecelakaan di tikungan kelima, dan tidak dapat kembali lagi ke dalam jalur pit, meskipun berhasil lolos tanpa mengalami cedera sedikit pun. Miller mengalami kecelakaan di tikungan kesembilan dengan sisa waktu dua menit, dan sesinya berakhir lebih awal.[26] Setelah pemanasan, pimpinan balapan mengeluarkan satu poin penalti kepada Barberá karena bertabrakan dengan Pol Espargaró. Dengan demikian, Barberá telah mengumpulkan poin penalti keempatnya di musim ini, dan dia diperintahkan untuk memulai jalannya balapan ini dari posisi yang paling belakang.[27]
Balapan
Perlombaan ini dimulai di hadapan 88.832 orang pada pukul 14.00 waktu setempat.[15][28] Kondisi cuaca pada awal lomba kering dan berawan. Suhu udara 35 °C (95 °F) dan suhu lintasan 47 °C (117 °F);[29] kemungkinan hujan turun diperkirakan sebesar 30%.[30] Duo pembalap pabrikan Honda, yaitu Pedrosa dan Márquez, berhasil mempertahankan dua posisi pertama menuju tikungan pertama, dengan Rossi yang berada di posisi ketiga.[31] Lorenzo melakukan start yang buruk, dan disalip oleh duet pembalap Ducati, yaitu Dovizioso dan Iannone, tetapi kembali ke posisi keempat setelah berhasil melewati kedua pembalap tersebut di tikungan keempat.[30][32] Rossi memanfaatkan slipstream dari kedua motor pabrikan Honda untuk tetap berada di grup terdepan, tetapi rekan setimnya, yaitu Lorenzo, berada di dekatnya.[31][33] Sebelum putaran pertama berakhir, Cudlin kehilangan kendali pada bagian belakang motornya pada saat memasuki lintasan lurus belakang, dan terpaksa harus rela tersingkir dari Grand Prix ini.[34] Lorenzo mengerem lebih cepat dari rekan setimnya, yaitu Rossi, di garis luar pada saat memasuki tikungan pertama untuk naik ke posisi ketiga di awal putaran kedua. Lorenzo kemudian mencegah Rossi untuk merebut kembali posisi ketiga dengan tetap berada di garis balap, dan ini menyebabkan Rossi melambat, sehingga dia tidak akan menyerempet motor Lorenzo.[32][33] Lebih jauh di urutan bawah, Bradl disalip oleh Crutchlow untuk posisi ketujuh.[33] Baz menjadi pembalap yang kedua yang terpaksa harus rela tersingkir dari balapan ini setelah dia mengalami kecelakaan di awal putaran yang sama di tikungan pertama.[35]
Tidak lama kemudian, Iannone terpaksa harus rela tersingkir dari balapan ini di dalam jalur pit dengan radiator yang rusak akibat pengendara lain menendang batu dengan salah satu ban motornya di awal jalannya balapan ini, dan membuat lubang di komponen motor.[35] Akibat kecelakaan yang telah dialami olehnya pada saat sesi pemanasan, Pol Espargaró mengalami sakit yang parah akibat retak tulang belakang, dan merasa pusing pada beberapa titik dalam balapan yang membuatnya rentan disalip oleh pembalap lain.[27][36] Hal ini terbukti ketika Crutchlow dan Smith berhasil menyalipnya untuk menempati posisi keenam dan ketujuh pada putaran kedua dan ketiga.[33] Márquez kesulitan mengendalikan bagian depan motornya, dan kehilangan posisi dari rekan setimnya, yaitu Pedrosa, dan Lorenzo semakin mendekatinya. Mendekati tikungan keempat pada putaran ketiga, Márquez melakukan kesalahan pada saat mengerem, dan dia meluncur di sepanjang tepi rumble strip, tetapi berhasil menghindari melindas rumput. Hal ini memungkinkan bagi Lorenzo untuk menyalip Márquez untuk merebut posisi kedua, dan berusaha untuk memperkecil keunggulan Pedrosa di barisan terdepan.[32] Pada putaran yang sama, Elías kehilangan dua posisi setelah Barberá dan Laverty berhasil menyalipnya.[33] Rossi mengamati kesalahan Márquez di tikungan keempat dan berada dekat di belakangnya pada saat memasuki tikungan terakhir, tetapi tidak dapat melakukan manuver menyalip yang berhasil.[31][32]
Márquez keluar dari jalur balapan di tikungan keempat dan Rossi berhasil menyalipnya untuk merebut posisi ketiga di putaran keempat, tetapi Rossi tidak mampu merespons.[31] Márquez kemudian merencanakan serangan baliknya, tetapi terus mengalami masalah dalam mengendalikan bagian belakang motornya. Márquez memulai duel yang berlangsung selama tiga putaran pada saat dia mencoba untuk merebut kembali posisi ketiga dari Rossi di tikungan kelima belas, tetapi melebar. Di tikungan pertama di awal putaran kelima, Márquez berhasil melewati Rossi pada saat mengerem, tetapi sekali lagi melebar, sehingga Rossi dapat merebut kembali posisi ketiga. Márquez melakukan upaya menyalip untuk yang ketiga kalinya terhadap Rossi pada saat memasuki tikungan keempat, tetapi Rossi berhasil kembali pada saat Rossi melebar.[30][31][32] Márquez berhasil melewatinya di tikungan kelima, tetapi kehilangan posisi ketiga empat tikungan kemudian, dengan posisi yang terus berpindah tangan di setiap tikungan. Márquez pada akhirnya bertahan di posisi ketiga atas Rossi di lintasan lurus belakang dan kedua pembalap saling menyalip satu sama sekali total sebanyak sepuluh kali di putaran kelima.[31][33] Kaki Rossi tergelincir sebanyak tiga kali dari pijakan kaki, tetapi mampu mendapatkan kembali kendali motornya setiap kali dan menghindari peluang untuk terjadinya kecelakaan.[32] Rossi menyeruduk Márquez di tikungan ketujuh di putaran keenam, tetapi Márquez mengerem lebih cepat dari Rossi di tikungan keempat belas di putaran berikutnya.[31] Rossi merasa semakin frustrasi dengan perebutan posisi ketiga, dan berbalik ke arah belakang untuk memberi isyarat kepada Márquez, yang ditafsirkan sebagai sinyal bahwa keduanya harus berhenti berduel dan saling mengebut satu sama lain untuk kembali ke Pedrosa dan Lorenzo yang telah menjauh.[32][37]
Setelah beberapa kali menyalip di lintasan pada saat memasuki tikungan kesembilan pada putaran ketujuh, Rossi berada di garis dalam pada saat tikungan ketiga belas menikung ke kanan, dengan Márquez yang berada di sebelah kirinya.[32] Rossi tampak sengaja memperlambat laju motornya dan mendorong Márquez semakin melebar pada saat mereka memasuki tikungan keempat belas.[32][38] Hal ini menyebabkan Rossi melakukan gerakan tersentak-sentak, yang membuatnya menyesuaikan gerakan berbelok dan posisi motornya. Márquez terdorong keluar dari jalur balapan karena dia didorong lebih lebar oleh Rossi pada saat dia mencondongkan tubuhnya, dan Rossi bergerak keluar setelah Rossi menatap langsung ke arah Márquez. Hal ini menyebabkan Márquez dan Rossi bertabrakan; helm Márquez mengenai lutut Rossi yang bergeser, membuat kakinya keluar dari posisi, dan kemudian menyentuh stang-nya.[37] Márquez berputar dan terjatuh dari motornya pada saat dia mengalami kecelakaan lowside, tetapi berhasil naik ke atas motornya kembali. Márquez kemudian melaju ke dalam jalur pit dan keluar dari Grand Prix ini.[38] Pengarah balapan ini kemudian mengumumkan pada putaran kesembilan bahwa bentrokan antara Márquez dan Rossi akan diselidiki setelah balapan ini berakhir.[31]
Pada putaran kesebelas,[33] Crutchlow (meskipun mengalami masalah pada tuas rem motornya) bertarung dengan Dovizioso untuk memperebutkan posisi keempat di tikungan kelima dan keenam ketika keduanya melakukan kontak selama perubahan arah. Dovizioso terjatuh dari motornya dan mengundurkan diri dari jalannya balapan ini, tetapi menerima permintaan maaf dari Crutchlow setelah balapan ini berakhir.[35] Crutchlow kemudian melebar di tikungan terakhir pada putaran kedua belas, yang memungkinkan bagi Smith untuk menyalipnya untuk merebut posisi keempat.[31][35] Pada putaran ketiga belas, Hayden disalip oleh Elías untuk posisi kelima belas, dan Petrucci berhasil menyalip Aleix Espargaró untuk merebut posisi ketujuh tiga putaran kemudian. Bautista turun ke posisi ketiga belas pada putaran yang sama setelah Hernández dan Barberá berhasil menyalipnya, sementara Miller berhasil menyalip Hayden untuk naik ke posisi keenam belas, tetapi Hayden berhasil merebut kembali posisi tersebut pada putaran terakhir.[33] Pedrosa membuka keunggulannya di barisan terdepan dengan selisih 3,6 detik atas Lorenzo, dan melewati garis start/finis setelah dua puluh putaran untuk mengklaim kemenangan keduanya di musim ini, kemenangan yang ke-28 di dalam ajang MotoGP, dan kemenangan yang ke-51 di dalam kariernya.[39] Rossi berada di posisi ketiga dan Smith serta Crutchlow berada di posisi keempat dan kelima. Petrucci, Aleix Espargaró, Viñales, Pol Espargaró, Bradl, Redding, Hernández, Barberá, Elías, Bautista, Hayden, Miller, Di Meglio, Laverty, dan West adalah pembalap yang terakhir yang berhasil menyentuh garis finis.[29]
Pasca-balapan
Di atas podium pasca-balapan, Lorenzo dicemooh oleh para penonton pada saat dia menerima trofi posisi kedua, dan rekan setimnya, yaitu Rossi, menolak untuk berbicara kepada media di dalam sebuah sesi konferensi pers berikutnya.[40] Lorenzo kemudian meninggalkan podium dan kemudian menjelaskan kepada pers bahwa hal itu bukan karena ejekan, melainkan karena dirinya menderita kelelahan akibat suhu lingkungan yang tinggi dan kelembaban yang sering terjadi di negara Malaysia.[41] Dua minggu kemudian, pada balapan terakhir musim ini di Grand Prix Komunitas Valencia, Lorenzo meminta maaf karena tampak memberikan isyarat jempol ke bawah kepada rekan setimnya, yaitu Rossi, di atas podium, "Saya menyesalinya. Itu bukan contoh olahraga, terutama bagi anak muda yang menonton MotoGP di seluruh dunia."[42] Pedrosa berbicara tentang kebahagiaannya atas kemenangan keduanya di musim ini, an menyatakan bahwa pengaturan motornya sama seperti sesi tes pra-musim di Sepang pada bulan Februari, "Kami memiliki firasat [yang] baik sejak hari Jumat, kami mampu mengelola akhir pekan dengan baik dan yang terpenting motor kami bekerja dengan sangat baik di setiap latihan.", dan, "Saya sangat senang dapat menyelesaikan musim dengan sangat positif, karena ini adalah tahun yang berat tetapi sekarang kami pulih dengan baik dan dalam performa yang baik."[43]
Tabrakan antara Rossi dan Márquez di tikungan keempat belas pada putaran ketujuh membayangi jalannya balapan ini.[35] Márquez mengungkapkan keterkejutannya atas apa yang terjadi, dan bahwa dia tidak memperkirakan bahwa hal itu akan terjadi, dan merasa kesal karena terjebak di dalam kecelakaan itu. Dia menyatakan keyakinannya bahwa Rossi telah melanggar peraturan MotoGP, "Bagi saya, tidak masalah apakah Anda Valentino atau pembalap lain, [dalam] jenis insiden ini Anda berada di luar kendali. Melepas kaki dan mendorong pembalap lain keluar, sulit untuk berpikir seperti ini di atas motor."[44] Rossi membela tindakannya, dengan menyatakan bahwa tabrakan itu tidak dilakukan dengan niat jahat, dan menyatakan ketidakbersalahannya. Dia mengatakan bahwa dia tidak menyesali komentar yang dia buat tentang Márquez, dan telah kehilangan rasa hormat kepada Márquez dan rekan setimnya, yaitu Lorenzo, karena insiden tersebut. Rossi juga berteori bahwa Marquez masih menyimpan dendam atas insiden di Grand Prix Argentina dan TT Belanda, dan bahwa ia ingin membalas dendam atas apa yang telah terjadi, "Dia memutuskan kejuaraan [dunia] dan dia membuat saya kehilangan [gelar] kejuaraan [dunia]. Saya pikir dia akan [merasa] sangat senang."[45]
Pimpinan balapan meminta Rossi dan Márquez untuk mengunjungi pengawas balapan setelah balapan untuk memberikan kesaksian dan meninjau bukti video.[46] Kedua pembalap saling bertukar kata satu sama lain di dalam konfrontasi yang panas tanpa ada yang diungkapkan kepada media.[32] Para pengawas menganggap bahwa Rossi "sengaja melebar di Tikungan 14 untuk memaksa pembalap lain keluar [dari] jalur, sehingga mengakibatkan kontak yang menyebabkan pembalap lain terjatuh", dan memberinya tiga poin penalti karena telah melanggar Pasal 1.21.2 Peraturan Grand Prix Kejuaraan Dunia Balapan Jalan Raya FIM, dan diperintahkan untuk memulai jalannya balapan berikutnya di posisi yang paling belakang di grid untuk Grand Prix Komunitas Valencia karena dia sudah memiliki satu poin penalti yang lain dari pertengahan musim ini.[46] Setelah banding yang diajukan oleh tim Yamaha ditolak oleh FIM,[47] Rossi mengajukan gugatan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) pada tanggal 30 Oktober, dan meminta pembatalan atau pengurangan hukuman, dan gugatan tersebut ditangguhkan, hingga CAS mendengarkan kasusnya.[48] Seorang pengacara yang bertindak atas nama Lorenzo mengajukan Permohonan Intervensi tiga hari kemudian, sehingga mereka dapat bertindak atas namanya, tetapi CAS memberi tahu mereka tentang penolakan mereka terhadap langkah ini.[49] Pada tanggal 4 November, sidang pendahuluan diadakan di kantor pusat CAS di Lausanne, dan perintah yang diambil oleh arbiter CAS, yaitu Ulrich Haas, yang menolak penangguhan yang diajukan oleh Rossi membuat hukumannya tetap berlaku.[50][51] Rossi mengatakan kepada CAS bahwa dia mencabut bandingnya pada tanggal 10 Desember, dan kasusnya kemudian ditutup.[52]
Hasil akhir dari balapan tersebut membuat Lorenzo memperkecil keunggulan Rossi di posisi puncak klasemen sementara kejuaraan dunia pembalap menjadi tujuh poin. Meskipun gagal menyelesaikan balapan, namun Márquez tetap mempertahankan posisi ketiga dengan 222 poin dan rekan setimnya, yaitu Pedrosa, berhasil menyalip Iannone, yang tidak berhasil finis, di posisi keempat berkat kemenangan yang telah berhasil diraih olehnya.[10] Tim Yamaha MotoGP meningkatkan keunggulan mereka yang tidak tergoyahkan di posisi puncak klasemen sementara kejuaraan dunia tim menjadi 200 poin atas tim Repsol Honda. Karena tim Ducati tidak dapat menyelesaikan Grand Prix ini sama sekali, maka mereka semakin tertinggal dari tim Repsol Honda dengan 341 poin, tetapi mereka masih dapat mempertahankan posisi ketiga. Tim Tech 3 dan Suzuki MotoGP tetap berada di posisi keempat dan kelima dengan masing-masing 274 dan 189 poin.[10] Tim Yamaha juga terus memimpin klasemen sementara kejuaraan dunia konstruktor, tetapi keunggulan mereka atas tim Honda telah berkurang menjadi 47 poin. Tim Ducati, Suzuki, dan Yamaha Forward melengkapi posisi lima besar dengan satu balapan yang masih tersisa di musim ini.[10]
Reaksi terhadap tabrakan Rossi–Márquez
Baik Rossi maupun Márquez dikritik atas tindakan mereka, dengan mantan pembalap MotoGP, yaitu Ben Spies, Jeremy McWilliams, dan pensiunan juara World Superbike, yaitu Troy Bayliss, yang mengungkapkan ketidaksenangan mereka dengan insiden tersebut, dan bahwa kedua pembalap harus disalahkan.[53] Juara Dunia MotoGP sebanyak dua kali, yaitu Casey Stoner, dan juga Juara Dunia Superbike yang sudah pensiun, yaitu Carl Fogarty, mengkritik tindakan Rossi dan hukuman yang diberikan, di mana keduanya mengklaim bahwa jika ada pembalap lain selain Rossi yang melakukan hal yang sama, maka mereka akan langsung didiskualifikasi.[53] Lorenzo juga mengkritik tindakan rekan setimnya, yaitu Rossi, dan mengatakan hukuman yang diberikan kepadanya setelah itu adalah kasus perlakuan yang lebih baik sebagai seorang pembalap yang terhebat di dalam olahraga ini, "Jika pembalap [yang] lain melakukan apa yang [telah] dilakukan Valentino hari ini, [maka] dia akan mendapatkan hukuman minimal berupa pelanggaran, minimal bendera hitam, minimal balapan yang penuh [dengan] penalti. Namun, [hal] itu tidak terjadi, dan saya [merasa] kecewa, sangat kecewa."[32] Akan tetapi, Franco Uncini, direktur keselamatan MotoGP, mengecilkan anggapan bahwa status Rossi berpengaruh dalam memutuskan hukuman, dan menyatakan bahwa tingkat keparahan insiden tersebut memerlukan peninjauan retrospektif daripada keputusan yang segera."[54]
Pedrosa mengkritik respons Rossi terhadap tabrakan tersebut dan menyatakan bahwa, "Valentino [selalu] berkata, yah, ini balapan, dan balapan memang seperti ini, dan kita harus bertarung, dan sekarang dia mengubah komentarnya. Sedikit kontradiksi saat ini antara apa yang dia katakan dulu, dan apa yang dia katakan sekarang."[32] Juara Dunia pembalap sebanyak lima belas kali, yaitu Giacomo Agostini, mengatakan kepada sebuah surat kabar olahraga asal Italia, yaitu La Gazzetta dello Sport, bahwa Rossi telah terjatuh ke dalam perangkap Márquez yang membuatnya percaya bahwa dia adalah pembalap yang lebih cerdas, dan bahwa reaksi yang diberikan kepadanya oleh Márquez selama balapan adalah reaksi yang diharapkan, "Saya yakin [bahwa] Valentino [merasa] marah, lelah, dan frustrasi, tetapi sampai [dengan] tikungan itu, itu adalah pertarungan yang hebat. Tetapi Valentino terkejut. Dia adalah seorang profesional yang hebat."[55]Michael Laverty mengkritik Márquez di Twitter, "Marc [Marquez telah] melanggar aturan tidak tertulis, selalu hormati mereka yang berjuang untuk [meraih gelar] kejuaraan [dunia pada] saat Anda tidak ada.",[53] dengan Colin Edwards yang juga mengungkapkan pernyataan yang serupa.[53]
Presiden FIM, yaitu Vito Ippolito, menulis sebuah surat terbuka kepada komunitas MotoGP, yang isinya mengatakan bahwa peristiwa tersebut telah "berdampak buruk pada penyelenggaraan kompetisi kami dan merusak atmosfer di sekitar olahraga ini", dan, "Kami menjauh dari tradisi kebanggaan dalam sportivitas yang merupakan bagian dari warisan balapan sepeda motor."[56] Juara dunia pembalap sebanyak tiga belas kali, yaitu Ángel Nieto, menulis sebuah surat kepada Rossi dan Márquez, dan meminta kedua pembalap tersebut untuk melanjutkan "keharmonisan dan rasa hormat yang telah menjadi ciri khas sepanjang karier kalian yang sukses, di mana kalian menjadi idola satu sama lain. Rasa hormat adalah sesuatu yang tidak boleh hilang, dan harus menjadi contoh bagi jutaan penggemar yang mencintai olahraga ini."[57] Carmelo Ezpeleta, CEO Dorna Sports, bertemu secara pribadi dengan Lorenzo, Rossi, dan Márquez dan kemudian mengatakan kepada pers di Valencia bahwa Ippolito yakin telah terjadi kesalahan dan kerja sama dengan komunitas MotoGP yang diperlukan untuk memperbaikinya, "Kami telah melakukan banyak analisis diri dan hanya sedikit orang yang mengetahui situasi ini lebih baik daripada kami. Saya tidak pernah ragu untuk menerima kenyataan bahwa ketika terjadi kesalahan, misi kami adalah mencoba melihat apa yang dapat kami lakukan untuk memperbaiki keadaan di masa mendatang.[58]
Reaksi dari komunitas Formula Satu beragam. Juara Dunia pembalap sebanyak empat kali, yaitu Sebastian Vettel, menyatakan keyakinannya bahwa Rossi tidak melakukan pelanggaran dan Juara kedua musim 2008, yaitu Felipe Massa, menyalahkan Rossi, yang menurutnya telah melakukan kesalahan.[59] Tokoh-tokoh dunia politik juga menyampaikan pendapat mereka, seperti Perdana Menteri Spanyol, yaitu Mariano Rajoy, yang mencuit bahwa, "Dalam olahraga maupun politik, tidak semua hal diperbolehkan".[60] dan Perdana Menteri Italia, yaitu Matteo Renzi, menelepon Rossi untuk menyampaikan dukungannya.[61] Anggota media juga menjadi sasaran pengawasan dengan membuat tuduhan bahwa Lorenzo telah menyerbu sidang Pimpinan Balapan, dan memohon agar Rossi didiskualifikasi dan "melontarkan omelan". Lorenzo kemudian menulis di akun Twitter resminya, dan membantah tuduhan tersebut, dengan menyatakan bahwa dia berada di konferensi pers bersama dengan Pedrosa, dan bahwa omelan yang dituduhkan itu tidak mungkin pernah ada. Anggota media yang mengunggah artikel tersebut kemudian menarik kembali dan menghapus pernyataan mereka.[62] Jurnalis dari media negara Italia juga mendapatkan kritik yang signifikan setelah kedapatan memasuki rumah Márquez di kota Barcelona tanpa izin, yang meliputi serangan fisik dan penyiksaan terhadap Márquez dan keluarganya, yang mengakibatkan Márquez mengajukan pengaduan hukum, serta penyelidikan polisi.[63][64] Insiden yang telah terjadi di kota Barcelona, bersama dengan protes yang sedang berlangsung untuk menghapuskan hukuman yang telah dijatuhkan kepada Rossi, telah memaksa Ezpeleta untuk membatalkan konferensi pers pra-balapan di Valencia untuk mengatasi masalah yang sedang berlangsung yang dirasakan oleh para pembalap, tim, dan konstruktor di seluruh paddock yang belum ditangani, sambil juga memastikan keselamatan tiga pembalap utama yang terlibat di dalam kontroversi tersebut.[63]
Pers negara Spanyol mengkritik tindakan Rossi dan para penggemar di media sosial membandingkannya dengan tindakan yang dilakukan oleh bek asal Italia, yaitu Mauro Tassotti, yang menyikut Luis Enrique selama perempat final Piala Dunia FIFA 1994, dan tendangan ke dada yang dilakukan oleh gelandang bertahan Nigel de Jong terhadap gelandang tengah Xabi Alonso di Final Piala Dunia FIFA 2010.[65] Jurnalis Mat Oxley merangkum kontroversi tersebut dalam sebuah artikel yang ditulisnya sendiri untuk Motor Sport,[13]
Banyak orang [yang] percaya bahwa tindakan [Rossi] dapat dibenarkan karena serangan gencar Marquez, sama seperti banyak yang percaya bahwa Zinedine Zidane dibenarkan menanduk lawan di Final Piala Dunia 2006, atau bahwa David Beckham dibenarkan menendang pemain lain di Piala Dunia 1998. Namun, Anda tidak dapat melakukan [hal] itu."
Akibat dari insiden ini
Akibat dari insiden tersebut meninggalkan dampak yang berkepanjangan pada olahraga tersebut, khususnya Lorenzo dan Márquez yang diberi keamanan ekstra selama putaran balapan di Italia dan San Marino pada Kejuaraan Dunia musim 2016 setelah semakin banyaknya ancaman yang serius terhadap mereka oleh basis penggemar Rossi.[64] Kedua pria tersebut terus-menerus menerima sorakan cemoohan dari basis penggemar Rossi setiap kali mereka terlihat di trek dan layar televisi di sepanjang musim.[64] Márquez secara khusus menggunakan reaksi permusuhan dari para penggemar sebagai bahan bakar untuk terus bersaing, dan berhasil memenangkan empat gelar kejuaraan dunia berikutnya setelah musim 2015, dengan bentrokan yang lain dengan Rossi selama sesi kualifikasi untuk Grand Prix San Marino 2019 dan berhasil memenangkan balapan tersebut, di mana Márquez secara terbuka menyatakan bahwa motivasinya didasarkan pada insiden selama berlangsungnya sesi kualifikasi.[64] Sebelum musim 2020 dimulai, kepala tim pada saat itu, yaitu Livio Suppo, merenungkan insiden tersebut dan dampaknya terhadap Márquez dan olahraga itu sendiri, "Ada kebingungan besar di antara beberapa teman Valentino, mereka datang ke garasi sambil berteriak dan sangat agresif terhadap Marc [...], itu adalah akhir pekan yang tidak terlupakan. Hal terbesar tentang Marc adalah karakternya, dia selalu positif, selalu tersenyum; Valentino adalah pahlawan besar yang telah mendatangkan beberapa hooligan ke olahraga ini, sementara bertambahnya penggemar baik untuk olahraga ini, tetapi ada konsekuensinya, itu datang dengan banyak orang yang tidak memahami aturan. Marc mampu mengelola situasi dan kembali lebih kuat."[66] Jurnalis Suzi Perry memuji sikap yang tenang yang ditunjukkan oleh Marquez, "Sungguh luar biasa untuk berpikir Marc tetap tenang selama waktu itu, karena dia masih sangat muda. Ketika dia datang ke Valencia, Anda tidak melihat perbedaan apa pun dalam karakternya sama sekali."[66] Meskipun demikian, Marquez dan Rossi tidak pernah melanjutkan persahabatan mereka, yang dikonfirmasi oleh Rossi pada tahun 2021, meskipun menurut Lorenzo, kerenggangan di antara mereka dimulai selama insiden mereka di negara Argentina, bukan selama konferensi pers di negara Malaysia.[67][68]
Selama kemenangan kejuaraan dunia Lorenzo di musim 2015, perayaan tim Yamaha lebih tenang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang mendorong Mission Winnow Ducati Team untuk mengontraknya dengan kontrak 2 tahun untuk musim 2017 dan 2018, yang sekaligus juga mengakhiri kemitraan 9 tahun antara dirinya dan Tim Pabrik Movistar Yamaha, perpecahan yang sangat mempengaruhi kedua belah pihak.[64] Tim Movistar Yamaha kemudian mengontrak Maverick Viñales untuk mengisi kursi Lorenzo, dan mempertahankan Rossi, sementara hasil akhir balapan mereka mulai menurun, di mana tim pabrikan Yamaha hanya memenangkan empat balapan dalam tiga tahun sejak kemenangan yang terakhir di dalam karier Rossi di Dutch TT 2017 - dengan semua kemenangan berkat Viñales, yang sendiri dikeluarkan dari tim di pertengahan musim 2021 setelah kemenangan lebih lanjut[69] - dan telah finis di posisi ketiga di dalam klasemen akhir kejuaraan dunia tim antara tahun 2017 dan 2019 di belakang tim Repsol Honda dan Mission Winnow Ducati.[64] Sementara motor Yamaha M1 terus mengalami masalah dan tidak mampu mengimbangi tenaga kuda motor Ducati Desmosedici dan Honda RC213V, dengan kemenangan terbanyak di musim 2018 dan 2019 yang diraih dengan mengendarai motor Ducati atau Honda, dan salah satu dari keduanya berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia konstruktor mulai dari tahun 2016 dan seterusnya.[64]
Setelah bergabung bersama dengan tim Ducati, Lorenzo mengalami musim 2017 yang kurang bersemangat, dengan cedera, meskipun berhasil meraih tiga kemenangan pada tahun 2018 di Italia, Barcelona, dan Austria, tetapi sebuah kecelakaan di Thailand mengakhiri musimnya lima putaran lebih awal. Lorenzo kemudian menandatangani kontrak dengan tim Repsol Honda pada tahun 2019, dan mengumumkan pengunduran dirinya pada tahun yang sama di Valencia, setelah kehilangan motivasi untuk bersaing di dalam ajang tersebut, serta cedera terus-menerus yang diderita olehnya selama tiga musim terakhir membuatnya semakin tidak mampu bersaing dengan para pembalap yang lainnya.[64] Lorenzo kembali lagi ke tim Yamaha sebagai seorang pembalap penguji mereka mulai dari musim 2020, empat tahun setelah meninggalkan perusahaan tersebut, sebelum kemudian posisinya digantikan oleh Cal Crutchlow untuk tahun 2021.[70] Pada saat berbicara kepada penyiar asal Inggris, yaitu BT Sport, pada bulan Mei 2020, Lorenzo menyatakan bahwa beberapa penggemar MotoGP merasa patah hati karena merasa bahwa gelar juara dunia pembalap yang telah berhasil diraih olehnya bukanlah sebuah kemenangan yang pantas. Dia menyatakan bahwa dia telah meraih kemenangan terbanyak, posisi terdepan, dan putaran tercepat di sepanjang musim. "Saya dan tim saya, kami berada di dunia kecil kami sendiri, gelembung kami sendiri, kami tahu nilai [gelar] kejuaraan [dunia] itu dan saya pikir kami adalah juara yang pantas".[71]
Warisan Rossi telah terpengaruh sejak insiden tersebut, dengan banyaknya pertanyaan tentang dari mana "konspirasi Spanyol" itu muncul, apakah itu taktik psikologis yang melenceng, apakah teman-teman dari lingkaran pribadinya telah mengobarkan ide tersebut, atau apakah dia hancur begitu saja di bawah tekanan gelar juara dunia yang kedelapan; meskipun catatan pribadinya terus mempertahankan dampak positif.[64] Setelah balapan di Valencia, ketika dia kehilangan gelar kejuaraan dunia dari rekan setimnya, yaitu Lorenzo, Rossi mengatakan kepada wartawan bahwa dia merasa bahwa membuat komentar selama konferensi pers di negara Malaysia dan keputusan untuk menyerang Márquez selama balapan adalah kesalahan, meskipun dia menolak untuk meminta maaf atas hal itu, dan belum membahas insiden itu secara terbuka sejak saat itu.[72]
Moto2
Memasuki ajang balapan Moto2, tim Petronas AHM Malaysia mengumumkan bahwa mereka bakal menurunkan Ramdan Rosli sebagai pembalap wild card yang merupakan kali ketiga dirinya membalap dengan metode ini di ajang balapan sepeda motor Grand Prix.[73]Tito Rabat terpaksa harus absen dari perlombaan ini karena dia sedang dalam pemulihan dari patah tulang radius di lengan kirinya.[74]Thomas Lüthi berada di posisi tiga teratas di semua sesi latihan bebas, dan membawa performa kuatnya ke babak kualifikasi, di mana dia berhasil meraih posisi terdepan untuk yang kedelapan kalinya di dalam kariernya dengan waktu dua menit dan 6,383 detik dan tidak ada yang dapat mengalahkan usahanya karena hujan turun. Waktu Lüthi melampaui rekor putaran kelas Pol Espargaro di Sirkuit Internasional Sepang pada tahun 2012. Juara Moto2, yaitu Johann Zarco, bergabung bersama dengan Lüthi di barisan terdepan grid dan Álex Rins memulai jalannya balapan ini, bersama dengan keduanya, di posisi ketiga.[24] Lüthi memimpin jalannya balapan ini pada saat memasuki tikungan pertama. Meskipun dia kehilangan posisi dari Zarco di tikungan keempat, namun Lüthi berhasil merebutnya kembali di tikungan terakhir. Lüthi kemudian mencoba untuk menciptakan sedikit keunggulan di barisan terdepan, dengan Zarco yang berada di dekatnya. Kedua pembalap berhasil unggul jauh di barisan depan, dan keunggulan Lüthi atas Zarco bertambah menjadi satu detik pada awal putaran kesebelas. Dengan tujuh putaran yang masih tersisa, Zarco memperkecil keunggulan Lüthi menjadi setengah detik, tetapi kembali menjadi satu detik tiga putaran kemudian ketika Lüthi menerima pesan di papan pit-nya yang mendorongnya untuk meningkatkan kecepatan motornya.[74]
Zarco menghemat ban di motornya dan mulai memperkecil keunggulan Lüthi sebagai persiapan untuk serangan terakhir terhadapnya demi meraih kemenangan dengan tiga putaran yang masih tersisa.[75] Keunggulan turun menjadi dua persepuluh detik pada awal putaran terakhir dan Zarco mengambil alih posisi pertama dari Lüthi di tikungan kedua.[74] Zarco kemudian menangkis serangan balik dari Lüthi dan mempertahankan keunggulan selama sisa balapan untuk mengamankan kemenangan yang kesepuluh di dalam kariernya dengan selisih setengah detik, dan dia menyamai rekor gabungan Rabat dan Márquez untuk jumlah podium Moto2 yang diraih dalam satu musim dengan yang keempat belas pada tahun 2015.[74][75]Jonas Folger bertarung dengan Rins untuk memperebutkan posisi ketiga, hingga Rins mengalami kecelakaan di tikungan kesembilan pada putaran kesepuluh, dan tidak mendapatkan masalah lagi setelahnya.[74]Takaaki Nakagami berada di posisi keempat yang jauh, dan berhasil menyalip Lorenzo Baldassarri di putaran terakhir balapan untuk menurunkannya ke posisi kelima. Luis Salom menemukan kecepatan di sekitar periode yang sama dari acara balapan tersebut untuk mengklaim posisi keenam. Posisi sepuluh teratas dilengkapi oleh Sandro Cortese, Hafizh Syahrin, Simone Corsi, dan Xavier Siméon. Axel Pons berada di urutan kesebelas setelah hampir berhasil melewati Siméon pada putaran terakhir dengan Mika Kallio di urutan kedua belas.[75]Sam Lowes yang berada di posisi ketiga belas berjuang dengan cengkeraman di tahap penutupan balapan yang membuatnya kehilangan lima detik per putaran,[75][76] dan Ricard Cardús dan Franco Morbidelli adalah dua pencetak poin yang terakhir.[75]Álex Márquez dan Marcel Schrötter adalah pembalap yang lain yang terpaksa harus rela tersingkir dari balapan ini karena keduanya telah mengalami kecelakaan terpisah di di dalam sembilan putaran pertama.[74]
Moto3
Menjelang akhir pekan di Moto3, Danny Kent harus finis di posisi lima besar, terlepas dari posisi finis rivalnya di dalam kejuaraan dunia pembalap, yaitu Miguel Oliviera, atau finis di depan pembalap yang terakhir disebutkan tersebut untuk bisa merebut gelar Kejuaraan Dunia Pembalap dan menjadi pembalap asal Inggris yang pertama yang melakukannya sejak Barry Sheene di musim 1977.[77]Andrea Locatelli mengundurkan diri setelah mengalami cedera tulang ekor pada sesi latihan pertama dan rekan senegaranya dari negara Italia, yaitu Alessandro Tonucci, dinyatakan tidak layak untuk bertanding setelah sebelumnya mengalami kecelakaan pada sesi latihan bebas kedua.[78] Lalu lintas yang padat memengaruhi jalannya sesi kualifikasi, dan posisi terdepan berhasil diraih oleh Niccolò Antonelli untuk yang ketiga kalinya di dalam kariernya, dan untuk yang kedua kalinya di musim ini, dengan catatan waktu dua menit dan 12,653 detik. Antonelli bergabung di barisan depan grid bersama dengan Jorge Navarro di posisi kedua dan Oliviera di posisi ketiga. Kent berada di posisi keenam, tetapi dia diturunkan ke posisi kesembilan setelah diketahui bahwa dirinya telah melaju pelan di garis balap karena dia tidak dapat menyamai pembalap yang lain.[24][79] Oliviera membuat start yang terbaik di balapan ini, tetapi terlibat dalam pertarungan multi-pembalap yang melibatkan Brad Binder, Navarro, Antonelli, Romano Fenati, Francesco Bagnaia, dan Jakub Kornfeil. Sementara itu, Kent turun tujuh tempat ke posisi ke-16 pada akhir putaran pertama, tetapi mulai mengejar ketertinggalan setelah beberapa pembalap, termasuk rekan setimnya, yaitu Hiroki Ono, dan Efrén Vázquez, saling bertabrakan satu sama lain, dan berada di posisi ketujuh di belakang Antonelli pada putaran kesembilan.[78][80][81]
Keunggulan itu berganti tangan berulang kali hampir di setiap putaran pada saat balapan berlangsung karena efek slipstream di dua lintasan lurus yang panjang di sirkuit tersebut.[78][81] Dengan tiga putaran yang masih tersisa, pemulihan Kent terbantu dengan Bagania yang mengalami kecelakaan di tikungan terakhir, dan menyenggol Antonelli yang melebar, hingga naik ke posisi kelima pada putaran berikutnya dan tampaknya dia akan memenangkan gelar kejuaraan dunia. Pada saat balapan ini dimulai pada putaran terakhir, Kent berhasil menyalip Fenati untuk merebut posisi keempat di tikungan pertama, tetapi berhadapan dengan Antonelli yang berhasil merebut kembali posisi kelima tidak lama kemudian. Kent kemudian kembali menyalip Antonelli di tikungan keempat, tetapi pembalap yang terakhir disebutkan itu merespons dengan berhasil menyalipnya lagi di tikungan kesembilan. Balapan ini diputuskan di saat-saat terakhir dengan Oliviera yang berhasil menyalip Binder di lintasan lurus belakang, dan menyalipnya di tikungan terakhir. Oliviera berhasil menangkis Binder untuk meraih kemenangan kelimanya di musim ini dan yang kedua secara berturut-turut. Navarro berada di posisi ketiga, Antonelli finis di posisi keempat untuk balapan kedua secara berturut-turut, Fenati berada di posisi kelima, dan Kornfeil finis di posisi keenam. Kent melebar di tikungan terakhir dan menempati posisi ketujuh, yang membuat dia kini unggul 24 poin dari Oliviera, dan gelar kejuaraan dunia pembalap akan ditentukan pada putaran penutup musim ini di Valencia, dan Kent perlu mencetak dua poin untuk memenangkan gelar kejuaraan dunia pembalap. Enea Bastianini tertinggal empat detik di belakang Kent di posisi kedelapan dan Alexis Masbou dan John McPhee berhasil melengkapi posisi sepuluh besar.[78][80][82]
^McLaren, Peter (22 October 2015). "Malaysia: MotoGP monitoring haze at Sepang". crash.net. Crash Media Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2018. Diakses tanggal 23 March 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Wiesinger, Günther (22 October 2015). "Malaysia-GP: Absage? Verschiebung? Verkürzung?" (dalam bahasa Jerman). Speedweek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 February 2016. Diakses tanggal 23 March 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abOaxley, Matt (27 October 2015). "The Sepang incident". Motor Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 February 2018. Diakses tanggal 23 March 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^English, Steve (24 October 2015). "First pole of the year for Pedrosa". Motor Cycle News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2018. Diakses tanggal 24 March 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcdefghi"2015 Malaysian MotoGP Live". crash.net. Crash Media Group. 25 October 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2018. Diakses tanggal 6 July 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^English, Steve (28 October 2015). "Injuries left Espargaro dizzy in Sepang". Motor Cycle News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 July 2018. Diakses tanggal 10 July 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^English, Steve (30 October 2015). "Open letter from Angel Nieto". Motor Cycle News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 March 2016. Diakses tanggal 15 July 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Patterson, Simon (25 October 2015). "Zarco steals Moto2 win from Luthi". Motor Cycle News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 September 2016. Diakses tanggal 15 July 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)