Surat terbukaSurat terbuka adalah suatu surat yang secara sengaja diterbitkan agar bisa dibaca oleh khalayak luas, atau surat yang ditujukan untuk seseorang yang disebarluaskan melalui media publik. [1] [2] Surat terbuka biasanya berbentuk surat yang ditujukan kepada seseorang yang disajikan kepada masyarakat melalui surat kabar dan media lainnya, misalnya surat kepada redaksi atau blog . [3] Kritik yang ditujukan kepada para elit politik juga cukup sering disampaikan dalam bentuk surat terbuka. Dua surat terbuka paling termasyhur yakni J'accuse...! yang ditulis oleh Émile Zola kepada Presiden Perancis, mengecam pemerintah Perancis yang keliru menghukum Alfred Dreyfus atas tuduhan spionase, dan surat Martin Luther King Jr. berjudul Letter from Birmingham Jail, yang memuat kutipannya yang terkenal "Ketidakadilan di mana pun adalah ancaman terhadap keadilan di mana pun". [3] KonteksPada abad-abad lampau, penulisan surat merupakan bentuk komunikasi yang cukup penting. Isi surat biasanya dijaga kerahasiaannya antara pengirim dan penerima. Oleh karena itu, surat terbuka, yang biasanya dimuat di surat kabar atau majalah, menyediakan kesempatan langka bagi masyarakat untuk bisa mengetahui pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang tokoh kepada tokoh lainnya. [4] Surat terbuka di surat kabar menjadi semakin populer pada akhir abad ke-19. [3] Pada abad ke-21, dokumen yang dilabeli sebagai surat terbuka telah menjadi suatu hal yang umum yang sifatnya mirip dengan siaran pers, dengan banyaknya surat terbuka yang dikirimkan secara otomatis dan massal ke pelbagai surat kabar dan media publikasi lainnya. [4] [3] Di sisi lain, postingan blog dan postingan di media sosial umumnya juga dianggap sebagai surat terbuka. [2] Di abad ke-21, surat terbuka yang dibubuhi tanda tangan banyak orang (mirip dengan petisi daring) menjadi semakin lazim. [3] Saat seorang ilmuwan menerbitkan surat terbuka tentang sains, ia sangat mungkin menggunakan gaya yang sama seperti saat menulis karya ilmiah, seperti menggunakan penelaahan sejawat secara informal sebelum tulisannya dipublikasikan, dengan meyakini bahwa gaya penulisan ilmiah seperti ini memiliki nilai luhur tersendiri. [5] Motivasi untuk menulisAda beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk menulis surat terbuka, antara lain:
PermasalahanEric Kaufmann mencirikan penulisan surat terbuka di dunia akademis yang menyerukan pemecatan akademisi tertentu sebagai sebuah bentuk "otoritarianisme keras" yang menyertai kebenaran politik dan budaya pengenyahan . [9] Tokoh-tokoh lainnya mengasosiasikan surat terbuka dengan perundungan, perpecahan, safetyism (menekan gagasan-gagasan tertentu demi menjaga kenyamanan emosional pembaca), dan budaya mengeluh. [6] Surat terbuka daring memiliki beberapa kesamaan dengan gosip, termasuk kemustahilan untuk membatalkan apa yang telah disebarluaskan dan penggunaannya oleh kelompok marginal untuk menyampaikan keluhan mereka. [10] Lantaran formatnya (sebuah surat, yang ditulis kepada seseorang atau suatu kelompok tetapi sengaja diterbitkan secara terbuka oleh penulisnya) tidak menentukan bagaimana isinya, maka isinya bisa baik, buruk, atau netral; surat terbuka bisa bermanfaat maupun berbahaya; bisa akurat maupun tidak; bisa sungguh-sungguh dipertimbangkan maupun asal-asalan; bisa menjelaskan situasi yang kompleks secara adil dan bernuansa, bisa pula terlampau menyederhanakannya menjadi sekadar retorika “ bersama kami atau melawan kami”. [4] Surat terbuka cenderung tidak menyentuh hati dan pikiran, terutama jika hubungan antara penulis, topik, dan penerimanya terbatas. [4] Adanya hubungan yang dekat, misalnya seorang staf fakultas menulis surat kepada rektornya tentang harapan dan tujuan mereka terhadap para mahasiswa mereka, lebih mungkin efektif dalam memengaruhi keputusan dibandingkan jika hubungannya jauh atau bahkan tidak ada, semisal seorang mahasiswa menulis dan membagikannya melalui internet tentang pemikirannya atas situasi politik di negara asing — yang kebanyakan mahasiswa belum pernah mengunjunginya. [4] Para penanda tangan sangat mungkin merasa terpaksa untuk membubuhkan tanda tangannya pada sebuah surat terbuka yang ditulis oleh orang lain. [4] Bahkan jika sebuah surat terbuka ditulis secara serampangan, atau tidak sepenuhnya mencerminkan pandangan seluruh pihak yang menandatanganinya, penolakan untuk ikut mengabsahkan surat tersebut bisa dianggap sebagai ketidaksepakatan terhadap gagasan besarnya. [4] Dalam kasus lain, penanda tangan bisa jadi tidak sepenuhnya memahami isinya. [4]
Lihat jugaTautan eksternalReferensi
|