Edward Tua (kr. 874 – 17 Juli 924) adalah Raja Wessex yang bertakhta dari tahun 899 sampai kematiannya. Ia adalah putra sulung Alfred Agung dan istrinya Ealhswith. Pada saat naik takhta, Edward harus mengalahkan tantangan dari sepupunya Æthelwold, yang turut mengklaim takhta Wessex sebagai putra dari kakak dan pendahulu Alfred, Æthelred.
Alfred menggantikan Æthelred menjadi raja Wessex pada tahun 871, dan ia hampir mengalami kekalahan saat melawan Viking sampai kemenangannya di Pertempuran Edington pada tahun 878. Bahkan setelah pertempuran tersebut, bangsa Viking tetap memerintah Northumbria, Anglia Timur, dan Mercia timur, dan hanya meninggalkan Wessex dan Mercia barat di bawah kendali Anglo-Saxon. Pada awal tahun 880-an, Æthelred, Tuan Bangsa Mercia, penguasa Mercia barat, menerima kekuasaan Alfred sebagai raja dan menikahi putrinya yang bernama Æthelflæd. Sekitar tahun 886, Alfred menggunakan gelar baru, yaitu Raja Anglo-Saxon, dan menguasai keseluruhan Anglo-Saxon yang tidak tunduk kepada kekuasaan Denmark.
Ætheling
Dari lima anak yang lahir dari Alfred dan Ealhswith yang selamat dari masa kecil, Edward merupakan kelahiran kedua dan putra tertua. Kelahiran Edward tidak dapat dipastikan tanggalnya. Orangtuanya menikah pada tahun 868 dan saudara tertuanya Æthelflæd lahir tak lama setelah itu karena ia sendiri menikah pada tahun 883. Edward kemungkinan dilahirkan agak lama dari itu, pada tahun 870, dan kemungkinan di antara tahun 874 dan 877.[1]
Suksesi dan masa awal pemerintahan
Ketika Alfred wafat, keponakan Alfred yaitu Æthelwold, putra Raja Æthelred dari Wessex, bangkit untuk menuntut tahta dan memulai Pemberontakan Æthelwold. Ia merebut Wimborne, di Dorset, di mana ayahnya dimakamkan, dan Christchurch (kemudian di Hampshire, sekarang di Dorset). Edward berbaris ke Badbury dan menawarkan perang, tetapi Æthelwold menolak untuk meninggalkan Wimborne. Kelihatannya seperti Edward akan menyerang Wimborne, Æthelwold pergi di malam hari, dan bergabung dengan Dane di Northumbria, di mana ia diumumkan sebagai Raja. Sementara itu, Edward diduga dimahkotai di Kingston upon Thames pada tanggal 8 Juni 900 [2]
Pada tahun 909, Edward mengirim pasukan untuk mengusik Northumbria. Pada tahun selanjutnya, Northumbria membalasnya dengan menyerang Mercia, tetapi mereka tidak dapat menandingi dengan kombinasi pasukan Mercia dan Sachen Barat di dalam Perang Tettenhall, di mana Northumbria Dane dihancurkan. Dari poin ini, mereka tidak pernah menjarah selatan Sungai Humber.
Edward kemudian mulai membangun konstruksi sejumlah benteng (burhs), di Hertford, Witham dan Bridgnorth. Ia juga dikabarkan membangun sebuah benteng di Scergeat, tetapi lokasi tersebut belum diidentifikasikan. Seri benteng-benteng ini menahan Dane di teluk. Benteng lain yang dibangun di Tamworth, Stafford, Eddisbury dan Warwick. Burhs ini dibangun dengan spesifikasi yang sama (antara centimeter) seperti dinatara wilayah yang dikontrol ayahnya; telah disarankan pada basis ini bahwa Edward sebenarnya membangun mereka semua.[3]
Prestasi
Edward meningkatkan kekuasaannya di Wessex atas seluruh Mercia, Anglia Timur dan Essex, ia menguasai wilayah-wilayah yang dijajah oleh Dane dan membawa sisa otonomi Mercia yang berakhir pada tahun 918, setelah kematian saudarinya, Æthelflæd. Putri Ætheflæd, Ælfwynn, ditunjuk sebagai ahli warisnya, tetapi Edward memecatnya dan membawa Mercia langsung di bawah pimpinannya. Ia mencaplok kota-kota London dan Oxford serta wilayah-wilayah di sekitar Oxfordshire dan Middlesex pada tahun 911. Pada tahun 918, seluruh Dane selatan dari Humber telah takluk kepadanya. Di masa akhir pemerintahannya, bangsa Norwegia, Skotlandia dan Welsh telah mengakuinya sebagai "ayahanda dan tuan".[4] Pengakuan atas kekuasaan Edward di Skotlandia membuat beberapa ahli warisnya menuntut kekuasaan mutlak atas kerajaan tersebut.
Edward mengatur kembali Gereja di Wessex, membuat keuskupan Agung baru di Ramsbury dan Sonning, Wells dan Crediton. Dibalik ini, terdapat sebuah tanda kecil bahwa Edward mengutamakan keagamaan. Sesungguhnya seorang Paus mengirim sebuah teguran untuk membuatnya lebih memperhatikan tanggung jawab keagamaannya.[5]
Ia meninggal ketika memimpin sebuah pasukan melawan pemberontakan Welsh-Mercia, pada tanggal 17 Juli 924 di Farndon-Upon-Dee dan dimakamkan di New Minster di Winchester, Hampshire, yang didirikan olehnya sendiri pada tahun 901. Setelah Penaklukan Normandia di Inggris, gereja biara tersebut digantikan oleh Biara Hyde ke utara kota dan jenazah Edward dipindahkan kesana. Tempat peristirahatan terakhir-Nya saat ini bertanda silang di lempengan batu yang tertulis di dalam lingkungan biara tua yang merupakan taman umum.
Gambar yang ada disini adalah gambar rekaan yang digambarkan bersama dengan potret monarki era Anglo-Saxon lainnya oleh artis yang tidak dikenal pada abad ke-18. Sebutan Edward Tua pertama-tama digunakan pada abad ke-10, di WulfstanLife of St Æthelwold, untuk membedakannya dengan Raja kemudian Eadweard.
Keturunan
Edward memiliki empat orang saudara, termasuk Æthelflæd, Nyonya Mercia, dan Ælfthryth.
Raja Edward memiliki sekitar empat belas anak dari tiga pernikahan, (atau menurut beberapa sumber, sebuah hubungan ekstramarital dan dua pernikahan).
Edward pertama-tama menikah dengan Ecgwynn sekitar tahun 893 dan mereka menjadi orang tua dari calon Raja Ethelstan dan seorang putri yang menikahi Sitric Cáech, Raja Dublin dan York pada tahun 926. Informasi yang saling bertentangan mengenai Ecgwynn juga terdapat di sumber-sumber lain, tidak ada pra-tanggal dari penaklukan tersebut.[6][7]
Edward menikah untuk yang ketiga kalinya sekitar tahun 919, dengan Edgiva dari Kent,[8] Putri Sigehelm, ealdorman di Kent. Mereka memiliki dua orang putra yang selamat sampai dewasa, Edmund I dan Eadred, dan dua putri, satu diantaranya adalah Santa Edburga putri lainnya, Eadgifu, menikah dengan "Louis, Pangeran Aquitaine", yang identitasnya diragukan.
Eadgifu hidup lebih lama dari suami dan anak-anaknya, dan masih hidup sampai masa pemerintahan cucunya, Raja Edgar. Sejarah William dari MalmsburyDe antiquitate Glastonie ecclesiae menyatakan bahwa istri kedua Edward, Ælfflæd, juga masih hidup setelah Edward meninggal, tetapi ini hanya merupakan satu-satunya sumber yang diketahui dari pernyataan tersebut.
Higham, N.J.; Hill, D.H., ed. (2001). Edward the Elder, 899–924. Routledge. ISBN0-415-21497-1.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)