Richard III dari Inggris
Richard III (2 Oktober 1452 – 22 Agustus 1485) adalah Raja Inggris yang berkuasa selama dua tahun, dari tahun 1483 sampai kematiannya pada tahun 1485 saat Pertempuran Bosworth. Dia adalah raja terakhir dari Wangsa York dan terakhir dari Wangsa Plantagenet. Kekalahannya pada Pertempuran Bosworth merupakan perang penentu dari Pertempuran Mawar dan kadang dianggap sebagai akhir dari abad pertengahan di Inggris. BiografiRichard adalah anak bungsu dari Richard, Adipati York. Dia memiliki tiga saudara tua, yakni Edward, Edmund dan George. Ayah dan saudara keduanya, Edmund, tewas dalam pertempuran selama Perang Mawar. Saudara tertuanya, Edward, adalah prajurit yang sangat baik dan berhasil memenangkan tahta Inggris dalam pertempuran melawan raja yang sedang berkuasa, Raja Henry VI. Edward kemudian menjadi Raja Edward IV dari Inggris dan kedua saudaranya, George dan Richard, menjadi orang yang sangat kuat. Richard menikahi Anne Neville, yang pernah menjadi teman keluarga ayahnya. Richard dan Anne telah saling kenal sejak mereka anak-anak, tetapi Anne telah dibawa ke Prancis, tempat ia menikah dengan Pangeran Wales, putra dari Henry VI dari Inggris. Ketika Pangeran Wales terbunuh dalam pertempuran, Anne menjadi janda dan segera menikah dengan Richard, meskipun telah menjadi musuh suaminya. Richard dan Anne tinggal di Kastil Middleham di bagian utara Inggris. Mereka memiliki satu anak yang bernama Edward. Richard sering bertengkar dengan saudaranya, George, yang menikah dengan Isabel, adik dari Anne. George adalah pembuat masalah dan ia membuat saudaranya, Raja Edward, sangat marah dan memasukkannya ke dalam penjara, tempat dimana ia meninggal. Raja Edward menikah dengan seorang wanita bernama Elizabeth Woodville, yang memiliki keluarga besar. Dengan segera keluarganya menjadi sangat kaya dan mengambil semua posisi yang kuat di negara ini. Edward dan Elizabeth memiliki beberapa anak, termasuk dua anak laki-laki yang bernama Edward dan Richard. Ketika Raja Edward meninggal, putra sulungnya, Edward V seharusnya menjadi raja berikutnya, tetapi ia masih terlalu kecil. Richard telah diminta oleh raja untuk mengawasi dua anaknya tersebut. Richard khawatir sang raja muda yang baru ini tidak akan mampu memerintah negara dengan benar. Ia juga khawatir bila keluarga Woodville akan segera memberitahu raja apa yang harus dilakukan dan memerintah negaranya sendiri. Richard pun mengambil tahta dari keponakannya tersebut, lalu Edward dan saudaranya dikirim ke Menara London. Kemungkinan mereka berdua dibunuh. Pada saat itu, banyak orang yang percaya bahwa Raja Richard telah menyuruh mereka untuk dibunuh, tetapi tidak ada yang benar-benar yakin apa yang terjadi pada mereka. Telah ada banyak diskusi selama bertahun-tahun, apakah Richard III adalah raja yang baik atau raja yang buruk. Selama masa pemerintahannya yang hanya berlangsung dua tahun, dia sangat populer di bagian negara, khususnya di utara Inggris (tempat ia dilahirkan). Namun, ada cukup banyak orang yang membencinya untuk memastikan bahwa musuh-musuhnya mampu mengembangkan tentara yang besar untuknya dan mengalahkannya dalam pertempuran. KematianRichard tewas pada Pertempuran Bosworth pada tahun 1485. Dia adalah raja Inggris terakhir yang mati dalam pertempuran. Henry Tudor menggantikan posisinya sebagai raja. Penyair asal Wales, Guto'r Glyn memuji Sir Rhyes ap Thomas (anggota Wales dari pasukan Henry yang dikatakan telah melakukan serangan fatal terhadap Richard) atas kematian Richard.[2] Setelah kematiannya, tubuh Richard ditelanjangi dan di bawa ke Leicester[3][4] di mana ia dipajang di depan umum. Penulis anonim puisi Ballad of Bosworth Field mengatakan bahwa "di Newarke diletakkan dia, bahwa banyak orang yang memandangnya" —hampir bisa dipastikan bahwa Perguruan Tinggi Gerja Church of the Annunciation of Our Lady of the Newarke[5] tubuh Richard dipajang di sana; Perguruan Tinggi Gereja ini merupakan yayasan dari orang Leicester di pinggiran kota tersebut pada Abad Pertengahan.[6] Menurut penulis sejarah Polydore Vergil, Henry VII "tinggal selama dua hari" di Liecester sebelum berangkat ke London, dan pada tanggal yang sama dengan kepergian Henry —25 Agustus 1485—jasad Richard dimakamkan "di biara biarawan Franciscan di Leicester" dengan "tidak ada upacara pemakaman".[7] Pastor Warwickshire dan sejarawan John Rous, yang menulis antara tahun 1486 dan 1491, mencatat bahwa Richard telah dimakamkan "dalam paduan suara Friars Minor di Leicester".[7] Meskipun kemudian para penulis menganggap penguburan Richard di tempat lain, kisah Vergil dan Rous dilihat dari penyelidik modern adalah yang paling kredibel.[8] Penemuan jenazahJenazah berupa kerangka manusia yang diduga Richard III ditemukan di Greyfiars, Leicester pada Agustus 2012. Lalu jenazah diangkat oleh sebuah tim yang dipimpin oleh Layanan Arkeologi Universitas Leicester (University of Leicester Archaeological Services - ULAS). Analisis ilmiah menunjukkan bahwa kerangka manusia itu mungkin dibunuh menggunakan senjata bilah besar yang memotong bagian belakang tengkorak atau tusukan pedang yang menembus otaknya. Berdasarkan temuan tersebut dan bukti sejarah, ilmiah, dan arkeologis lainnya, Universitas Leicester secara resmi mengumumkan pada bulan Februari 2013 bahwa kerangka manusia tersebut positif milik Richard III[9] ReferensiWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan:
Pranala luar
|