#
|
Koin
|
Kunya
|
Nama lahir
|
Nama kerajaan
|
Berkuasa
|
Lahir
|
Meinggal
|
Keterangan
|
ref
|
1
|
|
Abu Muhammad أبو محمد
|
Abd Allah عبد الله
|
al-Mahdi bi'llah المهدي
|
27 Agustus 909 – 4 Maret 934
|
873 Salamiyah, Syria
|
4 Maret 934
|
Klaim dirinya sebagai perpecahan Qaramitah pada 899. Meninggalkan Salamiyah pada 903, dan menetap di Sijilmasa pada 905 saat Abu Abdallah al-Shi'i menggulingkan Aghlabiyyah dan mendirikan Kekhalifahan Fathimiyah pada 909. Kuasa Fathimyah atas Ifriqiyah dikonsolidasikan dan diperluas hingga Sisilia, namun tiga percobaan untuk menginvasi Mesir dan menyerang Abbasiyah gagal.
|
|
2
|
|
Abu'l-Qasim ابو القاسم
|
Muhammad محمد
|
al-Qa'im bi-Amr Allah القائم بأمر الله
|
4 Maret 934 – 17 Mei 946
|
893 Salamiyah, Suriah
|
17 Mei 946
|
Anak tunggal dari al-Mahdi bi'llah, kekuasaannya didominasi pemberontakan Khawarij Abu Yazid, yang mengurangi wilayah Fathimiyah hingga ke kota istana mereka, al-Mahdiya.
|
3
|
|
Abu Tahir أبو طاهر
|
Isma'il اسماعیل
|
al-Mansur bi-Nasr Allah المنصور بنصر الله
|
17 Mei 946 – 18 Maret 953
|
913 Raqqada
|
18 Maret 953
|
Mengalahkan pemberontakan Abu Yazid, dan melanjutkan perang melawan Bizantium di selatan Italia.
|
|
4
|
|
Abu Tamim أبو تميم
|
Ma'ad معد
|
Muiz Lidinillah المعز لدين الله
|
19 Maret 953 – 18 Desember 975
|
26 September 931
|
18 Desember 975
|
Jenderalnya Jawhar menduduki mayoritas wilayah Maghreb untuknya, dan melanjutkan penaklukan Fathimiyah atas Mesir pada 969. Di 973, al-Mu'izz memindahkan kediaman Fathimiyah dan ibukota ke kota baru Kairo. Ziriyyah tinggal di Ifriqiyah sebagai Wakil Raja Fathimiyah.
|
|
5
|
|
Abu Mansur أبو منصور
|
Nizar نزار
|
al-Aziz bi'llah العزيز بالله
|
18 Desember 975 – 13 Oktober 996
|
10 Mei 955
|
14 Oktober 996
|
Berhasil memperluas wilayah Fathimiyah di wilayah Syria, dimana dia memasuki konflik dengan Bizantium terkait Aleppo.
|
[1]
|
6
|
|
Abu Ali أبو علي
|
Mansur المنصور
|
al-Hakim bi-Amr Allah الحاكم بأمر الله
|
14 Oktober 996 – 13 Februari 1021
|
13 Agustus 985
|
13 Februari 1021 (menghilang)
|
Menyelesaikan perdamaian damai dengan Bizantium pada 1000. Dia adalah tokoh relijius yang dihormati karena pengetahuan Illahinya yang luas dan pribadi yang menyenangkan. Dia menghilang, dan kemungkinan dibunuh saat terjadi penyusupan malam.
|
|
7
|
|
Abu'l-Hasan ابو الحسن
|
Ali علي
|
Ali azh-Zhahir li-i'zaz Din Allah الظاهر لإعزاز دين الله
|
13 Februari 1021 – 13 Juni 1036
|
20 Juni 1005
|
13 Juni 1036
|
Periode berkuasanya merepresentasikan kembalinya ke saat-saat normal setelah tahun-tahun terakhir al-Hakim yang bergejolak.
|
|
8
|
|
Abu Tamim أبو تميم
|
Ma'ad معد
|
al-Mustansir bi'llah المستنصر بالله
|
13 Juni 1036[a] – 29 December 1094/ 6 January 1095[6][7]
|
2 Juli 1029 Kairo
|
29 Desember 1094/ 6 Januari 1095[8][9] Kairo
|
Khalifah Fathimiyah paling lama berkuasa, masa kepemimpinannya terjadi peningkatan instablitas politik dan dinasti hampir runtuh di tangan panglima perang Sunni, Nasir al-Dawla ibn Hamdan. Jenderal Armenia Badr al-Jamali mengembalikan keadaan dan menyelamatkan dinasti, namun mengangkat dirinya sebagai diktator militer ("wazir pedang") yang lepas dari pengaruh Khalifah.
|
|
9
|
|
Abu'l-Qasim ابو القاسم
|
Ahmad أحمد
|
al-Musta'li bi'llah المستعلي بالله
|
29 Desember 1094/6 Januari 1095[10][11]–1101
|
16 September 1074 Kairo
|
12 Desember 1101
|
Kemungkinan adalah anak termuda dari al-Mustansir, dia dibesarkan untuk tahta oleh anak Badr dan penerusnya, al-Afdhal Syahansyah. Hal ini menyebabkan pemberontakan dan kematian kakaknya Nizar, dan memecah gerakan Isma'ili menjadi cabang Musta'li dan Nizari. Seorang boneka dari al-Afdal, pada masa kekuasaannya terjadilah Perang Salib pertama.
|
|
10
|
|
Abu Ali أبو علي
|
Mansur منصور
|
al-Amir bi-Ahkam Allah الآمر بأحكام الله
|
1101 – 8 Oktober 1130
|
31 Desember 1096
|
8 Oktober 1130
|
Dibesarkan untuk naik tahta oleh al-Afdal, yang merupakan pamannya dan menjadi ayah mertua. Hingga pembunuhan al-Afdal pada 1021. Kekuasaannya melihat kekalahan beruntun di kota-kota pesisir di Levant dari para Salibis.
|
|
Interregnum karena al-Amir meninggal tanpa suksesi yang stabil selain bayi al-Tayyib, yang meninggal atau dibunuh segera setelahnya. Wakil Abd al-Majid (calon al-Hafiz) dan perampasan Kutayfat.
|
11
|
|
Abu'l-Maymun أبو الميمون
|
Abd al-Majid عبد المجيد
|
al-Hafiz li-Din Allah الحافظ لدين الله
|
23 Januari 1132 – 8 Oktober 1149
|
1074/5
|
8 Oktober 1149
|
Cucu tertua yang masih hidup dari al-Musta'li, dia menjadi wakil Raja pasca kematian al-Amir, dan mengklaim kekhalifahan setelah pembunuhan Kutayfat. Suksesi iregularnya membuat perpecahan dari cabang Isma'ilisme Musta'li menjadi Hafizi dan Tayyibi. Masa kekuasaannya relatif damai di luar negeri, namun penuh gejolak di dalam negeri, dimana dia harus berhadapan dengan wazir yang kuat bahkan ambisi dari anaknya sendiri. Dia merupakan Khalifah Fathimiyah terakhir yang memiliki otoritas kekuasaan tertinggi atas pemerintahan.
|
|
12
|
|
Abu Mansur أبو منصور
|
Isma'il اسماعیل
|
Al-Zafir bi-Amr Allah الظافر بأمر الله
|
1149–1154
|
Februari 1133
|
Maret 1154
|
Era kekuasaannya menandai awal dari akhir negata Fathimiyah: sejak eranya para penerus khalifah adalah anak yang masih dibawah umur, yang disingkirkan dan hanya sebagai boneka
|
[12]
|
13
|
|
Abu'l-Qasim ابو القاسم
|
Isa عيسى
|
al-Fa'iz bi-Nasr Allah الفائز بيناصر الله
|
1154–1160
|
1149
|
23 Juli 1160
|
Dibesarkan untuk tahta pada usia lima setelah pembunuhan ayahnya oleh Wazir Abbas bin Abi al-Futuh, dan menghabiskan seluruh hidupnya sebagai boneka dari penerus Abbas yaitu Tala'i bin Ruzzik. Mengalami serangan epilepsi, al-Fa'iz meninggal pada usia sebelas, dan keponakannya, al-Adid, Khalifah Fathimiyah terakhir, menggantikannya.
|
|
14
|
|
Abu Muhammad أبو محمد
|
Abdallah عبدالله
|
al-Adid li-Din Allah العاضد لدين الله
|
1160–1171
|
16 Mei 1151
|
13 September 1171
|
Al-Adid, penguasa yang masih anak-anak, menjadi boneka dari tokoh yang kuat ketika Kekhalifahan Fathimiyah runtuh. Salahuddin Ayyubi mengambil alih kekuasaan, membubarkan rezim dan menekan Isma'ilisme.
|