Bandar udara Silampari yang awalnya merupakan bandara perintis dan mulai dioperasikan pada 7 Mei 1994,diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan, Ramli Hasan Basri dan Menteri Perhubungan, Haryanto Danutirto.[1]
Bandar udara ini hanya melayani penerbangan rute Silampari-Palembang dengan jenis pesawat Cassa yang berkapasitas 19 penumpang. Karena keterbatasan dana operasional, bandara itu pernah ditutup antara tahun 2001 sampai 2004. Awal Januari 2005, bandara kembali dioperasikan melalui subsidi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas.[2]
Pada tahun 2010, penerbangan perdana dengan rute Lubuklinggau-Jakarta mulai diresmikan dengan menggunakan maskapai Aviastar dengan pesawat jenis BAe 146 yang disubsidi pemerintah. Penerbangan ini awalnya beroperasi dengan penerbangan 4x seminggu. Penerbangan ini sempat terhenti, dan kembali beroperasi dengan penerbangan 2x seminggu.
Pada tahun 2015, Subsidi Aviastar telah habis. Maka maskapai Nam Air dengan pesawat jenis Boeing 737-500 dengan penerbangan setiap hari.
Saat ini terdapat dua versi kode 3 huruf / kode IATA dari Bandara ini. Satu dengan kode LLG yang digunakan semenjak Aviastar Mandiri masih ada hingga saat ini digunakan oleh NAM Air (Sriwijaya Air Group) dan satu lagi dengan kode LKI yang saat ini digunakan oleh Batik Air dan Wings Air (Lion Group)
Pengembangan
Bandar Udara Silampari memulai pengembangannya pada tahun 2014. Terminal lama telah diganti dengan terminal baru, apron sudah diperluas yang nantinya dapat menampung Airbus A320 dan Boeing 737-900ER, pembangunan menara Air Traffic Control hampir selesai pembangunannya, dan lahan parkir sudah diperluas.