Di dalam Situs Karangkamulyan terdapat 9 peninggalan arkeologi yaitu Batu Pangcalikan, Panyabungan Hayam,Sanghyang Bedil, lambang peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan, dan tumpukan batu Sri Begawat Pohaci. Luas lahan Batu Pangcalikan adalah 25 m² dengan pagar pembatas dari batu setinggi 60 cm dan selebar 80 cm. Panyabungan Hayam merupakan tanah lapang yang diisi oleh batu datar dan menhir. Cikahuripan dan Pamangkonan adalah bangunan persegi dengan dinding batu. Sanghyang Bedil dan Panyandaan adalah bangunan persegi dengan tambahan batu di depan pintu masuknya. Sedangkan Sri Begawat Pohaci adalah tumpukan batu yang tidak beraturan dengan batu tegak di puncaknya dan Situs Adipati Panaekan adalah punden yang membentuk lingkaran dengan batu tegak di sisi utara dan selatannya.[3]
Lokasi
Situs Karangkamulyan berada di dalam kawasan hutan lindung dan di antara pertemuan sungai Cimuntur dan Citanduy. Lahan yang dipagar berbentuk bujur sangkar dengan tumpukan batu alami. Bagian tengahnya ada menhir, batu berbentuk lonjong yang pipih, dolmen, dan tumpukan batu-batu kecil. Di sekitar batu ditemukan arca Ganesa, Yoni yang terbelah, dan punden yang rusak. Sekeliling lahan ini terdapat lahan datar yang tidak ditumbuhi oleh rumput dan digunakan sebagai tempat sabung ayam. Dalam Cikahuripan terdapat mata air yang menjadi tempat mandi para putri raja dari Kerajaan Galuh.[4]