Samsung Engineering Co., Ltd. (bahasa Korea: 삼성엔지니어링) awalnya didirikan sebagai sebuah perusahaan rekayasa di Korea Selatan pada tahun 1970. Sebagai sebuah perusahaan EPC, perusahaan ini menyediakan berbagai macam jasa rekayasa, termasuk studi kelayakan, perancangan, pengadaan, konstruksi, dan penyalaan. Perusahaan ini telah mengerjakan proyek di lebih dari 38 negara di seluruh dunia, dengan kantornya berada di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Aljazair, India, Thailand, Trinidad dan Tobago, serta Meksiko.
Portofolio Bisnis
Hidrokarbon
Pemrosesan dan Pengolahan Gas, Likuifaksi dan Regasifikasi LNG, Jalur Pipa, Lepas Pantai, Distilasi, Pengolahan Air,
Perengkahan & Pengkokasan, Perengkahan Nafta/Etana/Propana, Etilen, Propilen, Aromatik, Pupuk, Polimer, U&O
Industri & Lingkungan
Teknologi Informasi, Manufaktur, Farmasi, Pengolahan Limbah, Pengolahan Air Limbah, Pengolahan Air, Pengunaan Kembali Air, Desalinasi, Air
Ultra-murni, Pencegahan Polusi Air, Pengolahan Sampah
Sejarah
Korea Engineering didirikan pada tahun 1970 oleh pemerintah Korea Selatan sebagai perusahaan rekayasa pertama di negara tersebut.[1] Perusahaan tersebut lalu diakuisisi oleh Samsung Group pada tahun 1978.[1] Selama dekade 1970-an dan 1980-an, pemerintah Korea Selatan memprioritaskan pengembangan industri berat dan industri kimia, dan Korea Engineering bertanggung jawab atas perancangan sejumlah pabrik, seperti kilang minyak Korea National Oil Corp., pabrik pupuk Namhae, dan pabrik petrokimia Honam.
Korea Engineering lalu diubah namanya menjadi Samsung Engineering pada tahun 1991.[1] Pada tahun 1993, perusahaan ini mendapat kontrak pertamanya dari luar Korea Selatan, yakni sebuah pabrik separasi gas alam di Thailand.[1] Selama dekade 1990-an dan 2000-an, Samsung Engineering melanjutkan ekspansi internasionalnya, yang hingga kini menjadi penyumbang sebagian besar dari total pendapatannya.[butuh rujukan]
Pada dekade 2010-an, Samsung Engineering berekspansi ke perancangan pembangkit listrik dan pabrik baja, serta mengerjakan sejumlah proyek besar di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Perusahaan ini belum terlalu siap untuk menangani proyek sebesar itu, sehingga menyebabkan perusahaan ini merugi sebesar US$1,3 milyar pada tahun 2015.[2]