Saat didekati naik tahta setelah terdepaknya kakanda Mehmed IV pada 1687, Suleiman II mengira bahwa delegasi itu akan datang membunuhnya dan satu-satunya cara memengaruhi adalah ia bisa digoda keluar istananya untuk bersiap dianugerahi pedang khalifah secara seremonial.
Sulit mengendalikan diri, Suleiman II membuat pilihan cerdas dengan mengangkat Ahmed Faizil Köprülü sebagai Raja Muda. Dibawah kepemimpinan Köprülü Turki menghambat gerak maju Austria ke Serbia dan membasmi pemberontakan di Bulgaria.
Selama gerakan mengambil kembali Hungaria timur, Köprülü dikalahkan dan syahid di tangan Ludwig Wilhelm dari Baden dalam Szlankamen pada 1690. Suleiman II sendiri mangkat setahun kemudian pada tahun 1691. Maka kekuasaan kesultanan diteruskan oleh Ahmed II.[1]