Orhan
Orhan Ghazi (Turki Otoman: اورخان غازی, Orhan Ghazi; mangkat pada Maret 1362) adalah penguasa Negara Utsmaniyah kedua yang berkuasa pada 1323/4 sampai 1362. Pada masa awal pemerintahannya, putra dari Osman I ini memusatkan perhatiannya pada penaklukan barat laut wilayah Anatolia yang berada dalam kendali Kekaisaran Romawi Timur. Orhan berhasil memenangkan beberapa pertempuran yang terjadi antara pihaknya dan Romawi, juga mengambil alih kepemimpinan beberapa kota. Hal ini masih ditambah dengan perang saudara di dalam Kekaisaran Romawi Timur sendiri, juga Ioannes V Palaiologos yang menjadi Kaisar Romawi Timur saat masih sangat belia (sembilan tahun), menjadikan pihak Romawi Timur semakin sulit saat berhadapan dengan Orhan. Pada masa pemerintahannya, Orhan merombak struktur pemerintahan, memodernisasi militer, dan memperkenalkan mata uang baru. Awal kehidupanOrhan lahir di Söğüt sekitar tahun 1281. Tidak diketahui secara pasti awal kehidupan Orhan, tetapi Orhan tumbuh sangat dekat dengan ayahnya, Osman. Osman mangkat antara tahun 1323 dan 1324 dan Orhan mewarisi tampuk kepemimpinan negara. Sesuai tradisi bangsa Turki, dia mengusulkan kepada kakaknya, Alaeddin, untuk berbagi kekuasaan. Namun tawaran itu tidak diterima Alaeddin, dan pada akhirnya Alaeddin menjadi wazir (menteri) pada masa pemerintahan Orhan. PemerintahanKecakapan Alaeddin membuat Orhan kerap meminta nasihat padanya terkait masalah pemerintahan. Atas saran Alaeddin, Utsmani mulai menanggalkan segala tindakan yang dilakukan saat mereka masih berada di bawah Kesultanan Seljuk. Utsmani tidak lagi mengukir nama pemimpin Seljuk di koin dan berhenti mengucapkan doa atas mereka di mimbar-mimbar. Sebagian menyatakan bahwa perubahan ini telah dilakukan oleh Osman, tetapi sebagian besar penulis oriental menyatakan bahwa semua tindakan itu dinisbatkan kepada Alaeddin.Alaeddin juga yang mengusulkan untuk penetapan seragam para pejabat dan membuat angkatan bersenjata tetap dengan upah rutinan. Pada masa itu, sebuah pasukan biasanya terdiri dari para sukarelawan yang baru menjadi tentara saat akan terjadi perang. Perluasan wilayahDi masanya, Orhan mulai melakukan perluasan wilayah dengan menyerang kawasan barat laut Anatolia yang dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium). Pertama, Mudanya berhasil ditaklukan pada 1321. Orhan kemudian mengirim pasukan di bawah Konur Alp ke pantai barat Laut Hitam, pasukan lain di bawah pimpinan Aqueda menuju Kocaeli, dan pasukan lain untuk menduduki pantai tenggara Laut Marmara. Kemudian dia mengambil alih kepemimpinan Bursa hanya dengan jalur diplomatik. Komandan Romawi pelabuhan Bursa, Evronos, menjadi pemimpin pasukan berkuda Utsmaniyah dan bahkan putra dan cucunya juga bekerja di bawah Utsmaniyah dalam menaklukan berbagai daerah di Balkan. Andronikos III, Kaisar Romawi Timur, mengumpulkan tentara bayaran untuk menghadapi pasukan Orhan. Kedua pasukan bertemu di Pertempuran Pelekanon (1329) dengan kemenangan berada di pihak Utsmani. Kota Nicaea takluk pada tahun 1331 setelah pengepungan tiga tahun.Kota Nikomedia juga berhasil direbut pihak Utsmani pada 1337. Dengan dikuasainya Üsküdar pada 1338, wilayah paling barat laut Anatolia berada di bawah kendali Utsmani. Pada tahun 1345, terjadi perang saudara di Kadipaten Karesi, salah satu kadipaten bangsa Turki di Anatolia saat itu, antara dua orang putra penguasa Karesi lama yang telah meninggaluntuk memperebutkan kursi kepemimpinan kadipaten tersebut sepeninggal ayah mereka. Orhan kemudian masuk ke tengah pertikaian tersebut, menghukum mati salah satu dari dua bersaudara itu dan menahan yang lain. Dengan demikian, wilayah Karesi menjadi wilayah kekuasaan Utsmani. Dalam dua puluh tahun masa damai setelah penaklukan Karesi, Orhan memusatkan perhatiannya terhadap penataan lembaga sipil dan bersenjata yang telah diperkenalkan Alaeddin untuk menjaga kekuatan internal Utsmani. Orhan juga mewakafkan dan membangun masjid dan madrasah, juga berbagai bangunan umum. Selain itu, Orhan juga membangun hubungan pertemanan dengan Kaisar Andronikos III dan beberapa penerusnya. Di sisi lain, perang saudara di dalam Kekaisaran Romawi Timur (1341-1347) menguras sumber daya kekaisaran. Para pasukan dari kadipaten-kadipaten Turki kerap dipanggil untuk membantu mereka di Eropa. Kaisar Ioannes VI Kantakouzenos mengakui Utsmani sebagai kadipaten terkuat di antara kadipaten Turki yang lain dan berusaha menggunakan kekuatan mereka secara permanen untuk kepentingannya. Demi meraih tujuan itu, Sang Kaisar menikahkan putrinya dengan Orhan, meski terdapat perbedaan agama dan usia di antara mereka. Pernikahan mereka dilangsungkan dengan megah di Selymbria sebagaimana dijelaskan oleh para penulis Romawi. Kemunduran Romawi TimurPada masa kekuasaan Orhan, Kekaisaran Romawi Timur mengalami penurunan dan menjadi begitu lemah sehingga wilayah laut di sekitarnya dijadikan ajang perebutan Republik Genova dan Republik Venesia. Pada 1352, persaingan dagang di antara kedua negara menyeret kepada peperangan. Genova, berusaha mengusir Venesia yang berusaha menghancurkan kapal mereka di Tanduk Emas, membombardir Konstantinopel dan memaksa Romawi Timur untuk bersekutu dengan Venesia. Pertempuran laut terjadi di antara kedua belah pihak dan Genova keluar sebagai pemenang.[1] Orhan menentang pihak Venesia karena armada dan bajak lautnya mengganggu wilayah pesisir pantainya. Orhan mengirim pasukan pelengkap melintasi selat ke Galata dan bekerja sama dengan pihak Genova. Di tengah tekanan dan kekacauan yang dialami pihak Romawi, putra sulung Orhan, Suleyman, menduduki Kastil Tzympe yang menjadikan pijakan permanen Utsmani di sisi Eropa selat Dardanella. Suleyman menolak suap yang diberikannya dari Kaisar Ioannes VI untuk mengosongkan kastil dan kota yang dikuasainya. Sang Kaisar meminta bertemu secara pribadi dengan Orhan untuk membicarakan masalah ini, tetapi keinginan ini ditolak atau tidak terlaksana lantaran usia Orhan dan kesehatannya yang memburuk.[2] Persengketaan perebutan takhta di Romawi Timur juga masih terus berlanjut dan Orhan berpihak kepada mereka yang dirasa memberi keuntungan pada Utsmani.[3] Tahun-tahun terakhirOrhan adalah salah satu pemimpin Utsmani yang memiliki usia terpanjang dan masa kekuasaan terlama. Pada 1357, putra tertua Orhan, Suleyman, meninggal setelah jatuh dari kuda. Dikatakan bahwa Orhan sangat terpukul dengan kematian putranya. Pada tahun-tahun terakhirnya, dia hidup menyendiri di Bursa dan menyerahkan sebagian besar kendali negara kepada putranya, Murad. Orhan meninggal tahun 1362 pada usia delapan puluhan tahun setelah berkuasa selama tiga puluh enam tahun. Sepeninggalnya, putranya, Murad I, mewarisi kedudukannya sebagai pemimpin Utsmani. KeluargaOrang tuaAyah – Osman Bey, bapak dari Wangsa Utsmani dan pemimpin pertama dari Negara Utsmaniyah. Ibu – Terdapat perbedaan pendapat mengenai ibu dari Orhan. Disebutkan bahwa Osman memiliki dua istri, Rabia Bala Hatun dan Malhun Hatun, dan salah satu di antara keduanya adalah ibu Orhan. Latar belakang kedua istri Osman ini sering tertukar sehingga kerap terjadi kerancuan. Disebutkan bahwa salah satunya adalah putri seorang tokoh sufi terkemuka yang disebut Syaikh Edebali, sedangkan yang lain adalah putri Ömer Bey. Terkait jati diri Ömer Bey, ada yang menyebutkan bahwa dia adalah salah satu adipati di kawasan Anatolia, pendapat lain menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah Ömer Abdülaziz Bey, seorang wazir (menteri) pada masa Kesultanan Seljuk. Sebagian sumber menyebutkan bahwa Rabia Bala yang merupakan putri Syaikh Edebali yang berarti bahwa Malhun adalah putri Ömer Bey. Namun ada juga sumber yang menyatakan sebaliknya, bahwa Malhun merupakan putri Syaikh Edebali. Kerancuan ini juga menurun pada jati diri ibu kandung Orhan. Sebagian sumber menyebutkan bahwa putri Syaikh Edebali adalah ibu Orhan, sedangkan sumber lain menyatakan bahwa putri Ömer Bey-lah yang merupakan ibu kandung Orhan.[4][5][6] Pasangan
Pada 1351, terdapat perundingan antara Orhan dan Tsar Stefan Uroš IV terkait kemungkinan persekutuan di antara mereka. Pernikahan juga direncanakan antara anak perempuan Stefan Uroš IV, Theodora, dengan Orhan sendiri atau salah satu anak Orhan. Namun, duta Serbia kemudian diserang oleh Despot Epirus, Nikephoros II Orsini, dan persekutuan itu tidak terlaksana, sehingga Serbia dan Utsmani tetap saling bermusuhan.[13] Putra
Putri
Rujukan
|