Nilüfer Hatun (Turki Otoman: نیلوفر خاتون, teratai, disebut juga Lülüfer Hatun atau Ülüfer Hatun, meninggal kurang lebih 1363 [1]), adalah selir Orhan, penguasa Utsmani kedua, dan ibu Murad I, penguasa Utsmani ketiga.
Latar belakang
Tidak diketahui nama asli Nilüfer dan terdapat perbedaan pendapat mengenai asal-usulnya, di antaranya:
- Seorang bangsawan bernama Holofira, anak perempuan tekfur (gubernur) Bilecik yang merupakan bawahan Kaisar Romawi.[2][3]
- Budak-selir Yunani
Sebagian kalangan menolak pendapat pertama. Para penguasa Utsmani biasanya memiliki pasangan yang terdiri dari budak yang dijadikan selir dan istri dari kalangan bangsawan. Demi menghormati sultan yang lahir dari ibu seorang budak, beberapa sejarawan biasanya mengaitkan silsilah sultan yang bersangkutan dengan istri ayahnya yang berasal dari kalangan bangsawan. Kebiasaan ini menjadikan kerancuan latar belakang pada sebagian pasangan dan ibu sultan pada periode Utsmani awal.[4]
Terlepas dari perbedaan yang ada, sumber-sumber tersebut menyatakan bahwa ibu Murad memiliki latar belakang non-Muslim. Dia menjadi Muslim dan diberi nama baru, Nilüfer, bermakna "teratai" dalam bahasa Persia.
Kehidupan
Nilüfer Hatun melahirkan seorang putra yang diberi nama Murad pada 1326.[5][4][2] Setelah tahun 1331, Nilüfer pindah ke Iznik bersama putranya.[2]
Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Nilüfer juga merupakan ibu kandung putra Orhan yang bernama Süleyman yang lahir pada 1306 dan meninggal pada 1357. Namun sebagian menyangkal hal ini dan menyatakan bahwa Süleyman adalah putra Orhan dengan istrinya yang bernama Eftandise Hatun.[4][2]
Pada bulan Maret 1362, Orhan meninggal dan takhta diwariskan kepada Murad. Hal ini menjadikan Nilüfer sebagai perempuan pertama dari latar belakang non-Muslim yang menjadi ibu dari Sultan Utsmani. Sebagai ibu sultan, dia menyandang gelar valide hatun, gelar untuk ibu suri Utsmani sebelum abad ke-15.[2][6][3]
Selama hidupnya, Nilüfer memerintahkan pembangunan sebuah imaret (dapur umum), hammam (pemandian umum), karavanserai, dan delapan belas bangunan lainnya untuk berbagai keperluan, terutama amal.[2]
Rujukan