Ia lahir di Istana Topkapi, Istanbul.[1] Seperti banyak penerus takhta potensial lainnya, ia dikurung selama 30 tahun di Harem istana. Selama sembilan tahun ia berada diisolasi. Selama masa tersebut ia belajar puisi gaya Persia lama dan merupakan penyair terkenal. Pada ulang tahunnya yang kesembilan ia disunat dalam Kamar Sunat Khusus (Sunnet Odasi) di Istana Topkapi.
Proklamasi tersebut menandai deklarasi jihad terakhir oleh seorang khalifah, dikarenakan kekhalifahan hanya berlangsung hingga tahun 1924. Namun sayangnya, meskipun banyak kaum Muslim tinggal di wilayahnya, proklamasi tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap perang. Nantinya, Bangsa Arab malah melawan Utsmaniyah (bersama tentara Britania) dalam Pemberontakan Arab tahun 1916.
Mehmed V meniggal di Istana Yıldız pada 3 Juli 1918 (berumur 73 tahun), hanya 4 bulan sebelum PD I berakhir.[4] Karena itulah, dia tidak melihat saat-saat kejatuhan Kekaisaran Utsmaniyah. Dia banyak menghabiskan masa hidupnya di Istana Dolmabahçe dan Istana Yıldız di Istanbul. Makamnya terletak di distrik Eyüp kota tersebut.
Referensi
^ abThe Encyclopaedia Britannica, Vol.7, edited Hugh Chisholm, (1911), 3; "Constantinople, the capital of the Turkish Empire..".
^Abdulmecid, Coskun Cakir, Encyclopedia of the Ottoman Empire, ed. Gábor Ágoston, Bruce Alan Masters, (Infobase Publishing, 2009), 9.
^Lawrence Sondhaus, World War One: The Global Revolution, (Cambridge University Press, 2011), 91.
^Mehmed V, Selcuk Aksin Somel, Encyclopedia of the Ottoman Empire, 371.