Pengepungan Albazin |
---|
Bagian dari Konflik perbatasan Tiongkok–Rusia |
Pasukan Qing menyerang Albazin |
|
Pihak terlibat |
---|
Ketsaran Rusia
Jaxa |
Dinasti Qing |
Tokoh dan pemimpin |
---|
Alexei Tolbuzin † Pasheli Afanasii Ivanovich Beiton |
Peng Chong Sapusu Langtan |
Kekuatan |
---|
1685: 450 1686: 736-800+[3][5] |
1685: 2.500-3.400 1686: 3,000 (darat)[3] 3.000-6.000 (kelasi)[3] |
Korban |
---|
1685: 100+,[6] 25-40 membelot 1686: Hanya 24 orang yang selamat[8] |
1685: 1686: 1.500+[8] |
Pengepungan Albazin adalah konflik militer antara Ketsaran Rusia dan Tiongkok Qing dari tahun 1685 hingga 1686. Konflik ini pada akhirnya berkesudahan dengan penyerahan Albazin ke Tiongkok Qing dan dilepaskannya wilayah Sungai Amur oleh Rusia sebagai imbalan atas hak istimewa perdagangan di Beijing.
Latar belakang
Setelah Pertempuran Hutong (1658), orang Rusia tidak melakukan upaya resmi untuk menguasai lembah Sungai Amur. Namun, mereka secara aktif bersaing dengan orang Manchu untuk mendapatkan kesetiaan dari masyarakat sekitar. Pada tahun 1667, pemimpin orang Buryat Hamnigan, Gantimur menolak permintaan Qing untuk bergabung dengan mereka dalam operasi militer melawan Rusia dan menyeberang ke pihak lain. Qing mencoba memenangkan hatinya kembali dengan iming-iming hadiah dan ketika hal itu tidak berhasil, mereka menuntut agar Rusia mengekstradisinya, yang juga tidak berhasil. Qing tidak dapat segera melancarkan ekspedisi militer melawan Rusia saat itu karena terhambat oleh kurangnya pasokan di wilayah Amur.
Wilayah Rusia di sebelah barat Danau Baikal dikonsolidasikan pada tahun 1661 dengan berdirinya Irkutsk. Namun, perluasan ke selatan terhenti pada tahun 1663 karena suatu kekalahan di wilayah Uriankhai. Migrasi orang Rusia ke daerah tersebut juga meningkat dengan relokasi orang-orang buangan dari Lituania dan Polandia. Dari para orang buangan ini muncullah Nikifor Chernigovsky, orang Polandia yang pada tahun 1665 membunuh para pengawalnya di Ilimsk, dan melarikan diri bersama sekelompok tahanan yang kabur ke Albazin, tempat mereka membangun kembali benteng tersebut. Meskipun secara teknis merupakan pengungsi, Chernigovsky mengumpulkan upeti dari para penduduk setempat dan mengirimkan sebagiannya kepada pihak berwenang di Nerchinsk. Pada tahun 1672, pihak berwenang Rusia di Nerchinsk secara resmi mengeklaim Albazin. Chernigovsky ditangkap dan dikirim kembali ke Moskow, kota dia diampuni dan dikirim kembali ke Amur.
Berbeda dengan wilayah lain di Timur Jauh Rusia, tanah Albazin subur dan benteng tersebut dengan cepat berkembang menjadi sebuah permukiman dengan bangunan yang bertambah banyak dan pertanian yang menyebar di seluruh lembah.[11]
Kehadiran Qing di wilayah tersebut juga meluas pada tahun 1680-an dengan pembangunan benteng di Aigun dan Mergen, serta sebuah dermaga di Girin. Sebuah kantor didirikan di Butha untuk mengelola para pemburu dan pengumpul di pegunungan Khingan Raya dan Kecil.
Referensi
Bibliografi
- Andrade, Tonio (2016), The Gunpowder Age: China, Military Innovation, and the Rise of the West in World History, Princeton University Press, ISBN 978-0-691-13597-7 .
- Chen, Vincent (1966), Sino-Russian War on the Amur
- Christian, David (2018), A History of Russia, Central Asia, and Mongolia 2
- Kang, Hyeok Hweon (2013), "Big Heads and Buddhist Demons: The Korean Musketry Revolution and the Northern Expeditions of 1654 and 1658" (PDF), Journal of Chinese Military History, 2, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-10-02, diakses tanggal 2019-09-13
- Narangoa, Li (2014), Historical Atlas of Northeast Asia, 1590-2010: Korea, Manchuria, Mongolia, Eastern Siberia, New York: Columbia University Press, ISBN 9780231160704
|
---|
Sejarah | | |
---|
Pemerintahan | |
---|
Militer | |
---|
Wilayah khusus | |
---|
Istana & mausoleum | |
---|
Masyarakat & budaya | |
---|
Traktat
| |
---|
Mata uang | |
---|
Topik lainnya | |
---|