Kebijakan Baru Cixi Kebijakan Baru Guangxu Kebijakan Baru Gengzi Kebijakan baru pada akhir Dinasti Qing Kesepakatan Baru pada akhir Dinasti Qing
Reformasi pada akhir Dinasti Qing (Hanzi: 晚清改革[1]; Pinyin: Wǎnqīng gǎigé), umumnya disebut Kebijakan Baru pada akhir dinasti Qing[2] (Hanzi: 清末新政; Pinyin: Qīngmò xīnzhèng), atau "Kesepakatan Baru pada akhir Dinasti Qing",[3] yang dimaksud dengan Kebijakan Baru adalah serangkaian reformasi budaya, ekonomi, pendidikan, militer dan politik yang dilaksanakan pada dekade terakhir Dinasti Qing guna menjaga dinasti agar tetap berkuasa setelah invasi negara-negara besar yaitu Aliansi Delapan Negara yang bersekutu dengan sepuluh provinsi yang termasuk dalam Pakta Pertahanan Bersama Provinsi Tenggara ketika terjadi Pemberontakan Boxer.
Reformasi ini dimulai tahun 1901, karena mendapat dukungan dari Ibu Suri Cixi, maka sering disebut juga "Kebijakan Baru Cixi".[4]
^China Review International. University of Hawaiʻi, Center for Chinese Studies and University of Hawaii Press. 2003.
Sumber
MacKinnon, Stephen R. (1980). Power and Politics in Late Imperial China: Yuan Shi-kai in Beijing and Tianjin, 1901–1908. Berkeley, CA: University of California Press. ISBN978-0-520-04025-0.
Reynolds, Douglas (1993). China, 1898–1912: The Xinzheng Revolution and Japan. Cambridge, MA: Council on East Asian Studies Harvard University: Distributed by Harvard University Press. ISBN978-0-674-11660-3.
Esherick, Joseph (2013). China: How the Empire Fell. New York, NY: Routledge. ISBN978-0-415-83101-7.
Shan, Patrick Fuliang (2018). Yuan Shikai: A Reappraisal. The University of British Columbia Press. ISBN9780774837781.