Pekan Olahraga Nasional 2016 (disebut juga sebagai Pekan Olahraga Nasional 2016 atau disingkat PON XIX) adalah ajang olahraga nasional utama yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, dari tanggal 17 sampai 29 September 2016.[1] Sebanyak 8.403 atlet di luar atlet tuan rumah berpartisipasi dalam kompetisi ini. Provinsi termuda, Kalimantan Utara memulai debutnya di ajang PON XIX ini.
PON XIX terdiri dari 44 cabang olahraga dengan 366 pertandingan putra, 297 pertandingan putri, 36 pertandingan campuran, dan 57 pertandingan terbuka di 68 gelanggang yang tersebar di 16 kabupaten/kota di Jawa Barat, memperebutkan 756 medali emas,[2] 756 medali perak,[3] dan 954 medali perunggu, serta 12 cabang olahraga eksibisi.[4]
Jawa Barat[8] terpilih sebagai tuan rumah pada rapat anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) 2010 di Jakarta pada tanggal 27 April 2010.[9]Bandung terakhir kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional pada tahun 1961,[10] dan pertama kalinya sejak tahun 2000, Pekan Olahraga Nasional berlangsung di Pulau Jawa.[11]
Pemilihan tuan rumah
Pada tanggal 18 Maret 2010, dua Provinsi Jawa Barat dan Banten mengajukan diri menjadi tuan rumah PON XIX/2016.[12]Jawa Barat terpilih menyingkirkan Banten sebagai tuan rumah PON XIX/2016 secara aklamasi dengan mendapatkan dukungan 246 suara dari 49 pengurus besar (PB) dan 33 pengurus provinsi yang hari pada pemilihan tanggal 27 April 2010.[13][14]
Pembangunan dan persiapan
Panitia Pengurus Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat, dilantik pada tanggal 11 November 2013 dengan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan sebagai ketua umum.[15][16] Prioritas pertama dari PB PON Jawa Barat adalah menyiapkan gelanggang arena pertandingan olahraga, baik dengan membangun tempat pertandingan baru maupun memperbaiki yang sudah ada,[16] PB PON juga akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung untuk mempercepat penyelesaian pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GLBA) di Gedebage, yang akan direncanakan untuk tempat pembukaan dan penutupan PON XIX/2016.[16]
Pada tanggal 12 Mei 2014, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelontorkan dana awal sebesar Rp277 miliar dari dana APBD Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi Rp140 miliar untuk pembangunan fasilitas baru dan Rp137 miliar untuk perbaikan fasilitas yang ada.[17] Sebanyak 59 venue pertandingan yang direncanakan akan digunakan untuk PON XIX/2016, 42 venue merupakan lama yang direnovasi, 9 venue sewaan, dan 8 venue baru,[18][19] antara lain: GOR Bandung[20] (bulu tangkis dan tarung derajat), Lapangan Futsal ITB Jatinangor (untuk cabang olahraga futsal), Graha Laga Satria ITB Jatinangor (pencak silat), Kolam Renang Si Jalak Harupat (polo air), Gedung Serba Guna Tinju Pelabuhan Ratu (tinju), dan Arena Panjat Tebing Cikole Lembang.[19]
Adanya keterlambatan dalam penyelesaian GOR Bandung, membuat PB PON XIX/2016 pada tanggal 8 April 2016 berencana memindahkan pertandingan bulu tangkis ke GOR Bima Cirebon dan tarung derajat ke GOR ITB Jatinangor.[21] Pada tanggal 28 Mei 2016, Ketua PB PON XIX/2016, Ahmad Heryawan menandatangani SK pemindahan venue tiga cabang olahraga, yaitu bulu tangkis dari GOR Bandung ke GOR BIMA Cirebon, tarung derajat dari GOR Bandung ke GOR Padjajaran, Kota Bandung, dan balap motor dari Sirkuit Gerimang Kabupaten Subang ke Sirkuit Bukit Pesar di Kota Tasikmalaya,[22] membuat jumlah kabupaten/kota yang menjadi tuan rumah menjadi 16 kabupaten/kota.
Pada tanggal 8 Juni 2016, Ketua Bidang Pertandingan PON XIX/2016 Jabar, Yudha Munajat Saputra menyatakan kemungkinan adanya pemindahan lokasi pertandingan cabang olahraga tenis meja dari Telkom Convention Hall ke GOR ITB Jatinangor dikarenakan adanya kegiatan akademis Telkom University sampai bulan Agustus 2016, hal ini menyebabkan tidak dapat dilakukan tes arena pertandingan yang harus dilakukan tiga bulan sebelum pembukaan PON XIX/2016.[23] Pada tanggal 12 Juli 2016, dilaporkan proses pemindahan sudah hampir rampung, dan diharapkan bisa segera dilakukan test event di arena pertandingan.[24]
Gelanggang olahraga dan infrastruktur
Gelanggang olahraga untuk pertandingan PON XIX/2016 tersebar di 16 kabupaten/kota di Jawa Barat, sebagian besar akan dilaksanakan di kawasan Bandung Raya, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang. Untuk akomodasi atlet dan ofisial di hotel dengan fasilitas minimal bintang tiga. PB PON bekerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jawa Barat telah menginventaris dan menyiapkan sekitar 800 hotel. Pengaturan penempatan atlet dilakukan dengan memperhitungkan jarak dan waktu tempuh ke arena pertandingan, dengan perkiraan jarak tempuh sekitar 15 menit sampai satu jam antar kedua tempat. Semua posko utama kontingen akan berada di Kota Bandung.
PON XIX/2016 menggunakan gelanggang olahraga yang tersebar di 16 kabupaten/kota di Jawa Barat.[25]
Proses pengamanan PON XIX/2016 akan dilaksanakan oleh Kepolisian Daerah Jawa Barat, dengan dibantu oleh Tentara Nasional Indonesia, Polisi Pamong Praja, dan instansi terkait lainnya. Salah satu isu yang menjadi perhatian utama adalah mewaspadai adanya ancaman terorisme terutama terkait dengan adanya tragedi terorisme bom Sarinah, Jakarta.[26] Langkah teknis pengamanan akan dilakukan dari hulu hingga hilir. Di fase hulu, segala hal yang berkenaan dengan tahapan persiapan PON XIX/2016, Kepolisian Daerah Jawa Barat sudah menyiapkan tim advokasi. Sistem pengamanan akan dilaksanakan dengan tiga opsi masing-masing refresif, persuasif serta preventif. Penggunaan tiga opsi langkah tersebut, didasarkan atas pertimbangan potensi bahaya di masing-masing wilayah.[27]
Kirab obor
Prototipe dari obor PON XIX/2016 diperkenalkan ke publik pada tanggal 16 Maret 2016, dengan tinggi 70 cm dan berat 2 kg. Bagian atas dari obor dibuat dari kuningan dengan menampilkan motif batik “Kawung Ece” dari Kabupaten Garut dengan logo PON XIX/2016. Bahan kayu yang digunakan adalah “kayu ruyung” yakni kayu dari pohon kawung atau enau” Selain obor, pada kirab api PON itu juga akan disertakan lentera yang berbentuk motif Gedung Sate. Kemudian tungku untuk menyimpan api.[28]
Api PON XIX/2016 Jawa Barat akan diambil dari sumber api abadi di Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu pada tanggal 5 September 2016 pukul 07.00 waktu setempat, pengambilan api dilakukan oleh Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman didampingi Bupati Indramayu Anna Sophanah. Selanjutnya obor Api PON diserahkan kepada Kopda Yulianto dari Arhanudse Kodam III Siliwangi dan diarak oleh pasukan gabungan menuju alun-alun Indramayu yang berjarak sekitar lima kilometer.[29] Kirab api PON yang akan melintasi 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Perjalanan Api PON direncanakan akan menempuh jarak 1.005,4 kilometer. Kabupaten/kota terakhir yang disinggahi dalam satu hari kirab obor akan menjadi tempat disemayamkannya api PON, sebanyak 10 kabupaten/kota akan menjadi tempat disemayamkannya Api PON selama satu malam, kecuali Kota Bekasi yang akan menjadi tempat bersemayam Api PON selama tiga hari dari tanggal 10 sampai 12 September dikarenakan adanya jeda libur Idul Adha.[30]
Pada tanggal 16 September, Api PON akan diarak menuju Balai Kota Bandung untuk kemudian menuju Gedung Sate untuk disemayamkan terakhir kalinya. Pada tanggal 17 September, Kirab Api PON akan diberangkatkan menuju tempat upacara Pembukaan PON XIX/2016 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.[31]
PB PON dan Media Nusantara Citra (MNC) menandatangani kesepakatan pada tanggal 12 Juli 2016 untuk penyiaran PON XIX/2016 di tiga jaringan televisi yang tergabung dalam grup MNC, yaitu MNCTV, iNews TV, dan MNC Sports (televisi berbayar), dengan fokus pada bulu tangkis, sepak bola,[37] dan futsal.[38][39] Sementara cabang-cabang olahraga lainnya disiarkan secara antargelanggang di TVRI Nasional.
Pemasaran
Prangko
Pada tanggal 9 September 2016, PT Pos Indonesia meluncurkan seri prangko bertemakan PON XIX/2016. Seri prangko tersebut didesain oleh Anwar Firdaus dengan menampilkan hewan asli Jawa Barat yang menjadi maskot PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016 yaitu surili. Selain itu juga menampilkan 12 cabang olahraga yang dipertandingkan di PON XIX/2016 diantaranya, terjun payung, sepak bola, paralayang, dan bisbol yang mewakili olahraga air, kedirgantaraan, terukur, bela diri dan olahraga permainan. PT Pos menyiapkan sebanyak 50 lembar prangko untuk diedarkan di seluruh Indonesia.[40] Selain prangko juga dijual empat sampul hari pertama yang merupakan amplop sekaligus prangko, dan 15 lembar kartu pos dengan desain cabang olahraga yang dipertandingkan di PON XIX.[41]
Lagu resmi
Dalam acara hitung mundur 111 hari menjelang PON 2016 di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat yang diselenggarakan pada tanggal 29 Mei 2016, lagu "Berjaya di Tanah Legenda" resmi diluncurkan sebagai lagu resmi PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016,[42] dinyanyikan oleh vokalis grup musik Gigi, Armand Maulana. Lagu tersebut diciptakan dan diaransemen oleh komposer Dwiki Dharmawan, dan liriknya diciptakan oleh budayawan Eddy D. Iskandar[42][43] serta menjadi lagu latar untuk iklan layanan masyarakat "Berjaya di Tanah Legenda" yang menjadi video promosi untuk PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016.
Logo
Logo PON XIX/2016 dirancang oleh Humroti, mahasiswi Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pemenang sayembara logo PON XIX/2016 dan Pepernas XV/2016. Kujang menjadi logo resmi PON XIX/2016 dan Pepernas XV/2016, kujang merupakan senjata khas tradisional Jawa Barat. Elemen dasar logo adalah bentuk Kujang (senjata tradisional khas Jawa Barat) yang terbentuk dari api obor yang berkobar sebagai simbol semangat untuk meraih prestasi tertinggi. Kepala kujang berwarna merah menjadi simbol bahwa hanya yang memiliki semangat tertinggi dan yang terkuat yang mampu menjadi juara pada PON XIX. Lima bagian obor yang berwarna-warna mewakili jari tangan manusia; sebagai simbol pelaksanaan PON XIX dan Peparnas XV digenggam oleh Jawa Barat sebagai tuan rumah.[44][45]
Dalam logo ini, terdapat enam lingkaran yang terbentuk dari lima lingkaran Olympic sebagai simbol olahraga universal; dipadukan dan diperkuat oleh satu lingkaran tambahan sebagai simbol persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekaligus simbol semangat untuk berjaya di tanah legenda, tanah Jawa Barat. Dalam logo Peparnas XV 2016 Jawa Barat, ada tiga lekuk dinamis yang merepresentasikan semangat dan dinamika para difabel untuk berjaya di tanah legenda Jawa Barat. Tulisan PON dan PEPARNAS berwarna biru sebagai simbol profesional. Angka Romawi berwarna merah dan tahun berwarna hitam menunjukan semangat penyelenggaraan ke sekian kalinya. Sementara tipografi khusus untuk frasa Jawa Barat mencerminkan kekuatan tradisi provinsi Jawa Barat sebagai penyelenggara. Secara ringkas, makna filosofi logo tersebut menunjukkan bahwa penyelenggaran PON kembali ke Jawa Barat sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON XIX.[45]
Maskot
Pemilihan maskot PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016 dilakukan secara sayembara, pada tanggal 8 Maret 2014 diumumkan Surili akan menjadi maskot PON XIX/2016, pembuat desain maskot tersebut adalah Tony Suhendar, seorang karyawan swasta asal Kota Bandung. Surili dipilih karena merupakan hewan asli Jawa Barat dengan status dilindungi oleh IUCN (The International Union for Conservation of Nature) sejak tahun 1974. Keberadaan Surili hanya dapat ditemukan di kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gede Pangrango dengan populasi hanya antara 4000 - 6000 ekor. Sebagai maskot, Surili dikenakan Iket alias pengikat kepala khas Jawa Barat yang mencerminkan nilai luhur tradisi dan karakter masyarakat Jawa Barat, yakni “Cageur, Bageur, Bener dan Pinter”. Pemilihan satwa endemik tersebut sebagai maskot PON XIX dan Peparnas XV 2016 Jawa Barat ini juga untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat guna semakin melindungi dan melestarikannya.[44][46]
Adanya pemindahan lokasi ini kemudian memunculkan reaksi: walikota Bandung, Ridwan Kamil memperjuangkan untuk kembali memindahkan pembukaan PON XIX/2016 ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api,[54]Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga mengusahakan untuk meminta izin ke Kepolisian Republik Indonesia untuk menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api.[55][56] Pada tanggal 28 Januri 2016 diadakan pertemuan antara Bareskrim Polri dengan Ketua Pengurus Besar (PB) PON Ahmad Heryawan dan Ridwan Kamil di Mabes Polri, Jakarta. Hasil dari pertemuan tersebut disetujui untuk melakukan perbaikan Stadion Gelora Bandung Lautan Api.[57] Perbaikan mulai dilakukan pada tanggal 10 Februari 2016,[58][59] perbaikan diharapkan bisa dilakukan sebelum pembukaan PON XIX/2016, agar bisa dievaluasi kelayakannya.[60][61][62][63]
Pada tanggal 19 Juni 2016, Ketua PB PON Ahmad Heryawan menyatakan Stadion GLBA masih memungkinkan untuk menjadi tempat pembukaan PON XIX/2016 jika dapat menyelesaikan perbaikan pada bulan Juli 2016.[64] Pada tanggal 30 Juni 2016, Ahmad Heryawan menandatangai Surat Keputusan (SK) penetepan GLBA sebagai lokasi pembukaan dan penutupan PON XIX/2016, dengan pertimbangan sejak awal memang direncanakan sebagai lokasi pembukaan dan jarak dengan lokasi pembukaan dekat dengan penginapan kontingen peserta.[65]
Jumlah cabang olahraga
PON XIX/2016 mempertandingkan sebanyak 44 cabang olahraga merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan PON.[66] Kemenpora melalui Deputi Peningkatan Prestasi Djoko Pekik Irianto meminta untuk mengkaji ulang jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan,[67][68] agar lebih menyesuaikan dengan cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games dan Olimpiade. Penambahan cabang olahraga kriket, dansa, dan drumben dikritik oleh KONI Jawa Timur sebagai bukti penyelenggaraan PON tidak lagi memiliki orientasi yang jelas dalam pembinaan olahraga di Tanah Air, ketiga cabang tersebut dianggap bukan merupakan cabang olahraga prestasi dikarenakan tidak adanya ajang pertandingan tingkat internasional.[69]
Perubahan jadwal
Pada awalnya, PON XIX/2016 akan dilaksanakan pada tanggal 9-21 September 2016, Namun, sehubungan dengan adanya kegiatan yang bersamaan dengan Idul Adha 1437H, maka jadwal pelaksaan PON XIX/2016 diundur 8 hari dari semula, yaitu tanggal 17-29 September 2016.[70]
Adanya konflik antara Kementrian Pemuda dan Olahraga dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dimulai dengan pembekuan PSSI oleh Kemenpora pada 17 April 2015,[71] sehingga FIFA menjatuhkan sanksi pada tanggal 30 Mei 2015 dikarenakan adanya intervensi dari pemerintah,[72] menyebabkan sepak bola terancam tidak dipertandingkan di PON XIX/2016.[73][74] Pra-PON sepak bola pada awalnya direncanakan akan terbagi menjadi enam zona pertandingan: Sumatra, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua dan akan dilaksanakan pada Oktober—November 2015,[75] namun terjadi pembatalan sejumlah pertandingan dikarenakan tidak adanya izin dari pihak kepolisian[76][77] dan tidak mendapatkan rekomendasi dari tim transisi.[78][79][80] Setelah beberapa bulan terkatung-katung, pada akhirnya pada bulan Januari 2016 ditetapkan bahwa jadwal pertandingan pra-PON akan dilaksanakan di lima stadion di Jawa Barat, untuk lima zona pertandingan kecuali Sumatera,[81][82] yang telah menyelesaikan pra-PON sepak bola di ajang Pekan Olahraga Wilayah Sumatra - IX, di Pangkal Pinang, Bangka Belitung dari tanggal 12–21 November 2015.[82]
Dualisme kepengurusan PTMSI
Dualisme kepengurusan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) menimbulkan masalah adanya dua pra-PON tenis meja. Kepemimpinan di bawah Marzuki Alie yang didukung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menggelar pra-PON di Kota Bandung, Jawa Barat dari 18-25 Oktober 2015 yang didukung oleh KONI Pusat diikuti sebanyak 32 provinsi[83] dan kubu Komisaris Jendral (Purnawiran) Oegroseno menggelar pra-PON di Denpasar, Bali tanggal 19-26 Oktober 2015,[84]. Untuk menghindari kemungkinan gagal lolos ke PON XIX/2016 Pengurus Provinsi PTMSI Jawa Timur mengirimkan dua tim.[85] Adanya dualisme ini menyebabkan ketidakjelasan mengenai status bagi tim yang lolos ke PON XIX/2016, sejumlah tim yang ikut pra-PON di Denpasar, Bali mendapati kuota atlet yang lolos berkurang, atau tidak ada sama sekali.[86][87][88][89][90]
Penggunaan dana bantuan desa
Untuk membantu pendanaan PON XIX/2016 yang telah menghabiskan biaya Rp2,3 triliun, Gubernur Jawa BaratAhmad Heryawan mengeluarkan kebijakan mengalihkan dana bantuan desa masing-masing sebesar Rp100 juta untuk 5.319 desa di Jawa Barat dengan total Rp531,9 miliar untuk PON XIX/2016.[91] Setelah mendapat reaksi penolakan dari sejumlah kepala desa se-Jawa Barat,[92][93] pengalihan dana dilakukan dengan tetap membayar dana desa sebesar Rp50 juta untuk tahun 2016 dan Rp50 juta digunakan untuk membantu pembiayaan PON XIX/2016, dan akan dibayarkan ke masing-masing desa pada tahun 2017.[94][95]
^"Download Technical Handbook". Situs Resmi PON-Peparnas 2016. 29 Agustus, 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-15. Diakses tanggal 22 Juli 2016.Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)