Fides Per Caritatem Operatur (Iman bekerja lewat Kasih)
Lambang
Mgr.Martinus Dogma SitumorangO.F.M. Cap. (28 Maret 1946 – 19 November 2019) adalah UskupPadang sejak ditunjuk pada 17 Maret 1983 hingga meninggal dunia pada 19 November 2019. Ia ditahbiskan menjadi ImamOrdo Saudara Dina Kapusin pada tanggal 5 Januari 1974 dan ditahbiskan menjadi Uskup di Keuskupan Padang pada tanggal 11 Juni 1983.[2]
Dogma Situmorang lahir pada tanggal 28 Maret 1946 di Palipi, Pulau Samosir, Sumatera Utara. Dia merupakan anak ketiga dari pasangan Joseph Iskandar Arminius Situmorang dan Maria Dina Sinaga. Ayahnya seorang katekis yang punya andil besar dalam kehidupan Gereja di Pulau Samosir. Ketika Dogma berumur 11 tahun, ibunya meninggal pada 26 Desember 1958. Kemudian, ayahnya menikah lagi dengan Maria Else Sinaga. Keluarga ini pun menjadi keluarga besar, dengan 15 anak (9 laki-laki, 6 perempuan). Dengan latar belakang keluarga saleh, sejak kecil Martinus bergaul akrab dengan para pastor dan suster. Dari sinilah, mulai tumbuh greget di hatinya ingin menjadi imam. Ia melihat para pastor yang hidupnya baik, dicintai, dan dihormati semua orang.[5]
Riwayat pendidikan
Setelah lulus SD, Dogma mulai mewujudkan keinginannya menjadi imam. Ia melanjutkan studi ke Seminari Menengah Pematangsiantar (1959–1966). Ketika masuk Novisiat Kapusin di Parapat (1966–1968), Dogma memilih nama Martinus. Kaul Pertama sebagai calon biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap) diucapkannya pada 13 Januari 1967.[butuh rujukan]
Seiring waktu, keinginan Dogma menjadi imam semakin mantap. Di antara para calon imam, Frater (calon imam) Martinus sangat menonjol dalam kemampuan intelektual. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan non akademis. Frater Martinus bercita-cita menjadi imam yang baik, saleh, rajin, dan siap melayani siapa pun dan kapan pun. Pendidikan teologi dijalaninya di Seminari Tinggi Teologi Pematangsiantar. Tanggal 29 Juli 1972, Frater Martinus mengikrarkan Kaul Kekal sebagai biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap).[butuh rujukan] Setengah tahun sebelum menyelesaikan studi, pada 5 Januari 1974, ia ditahbiskan bersama empat rekannya menjadi imam Kapusin oleh Uskup Agung Medan (KAM) Mgr Pius A.G.P. Datubara OFMCap.
Baru seumur jagung menjadi imam, Juli 1974, Ordo Kapusin menugaskan Pastor Martinus studi Teologi di Universitas Kepausan GregorianaRoma, Italia dengan spesialisasi Spiritualitas (1974–1976).[butuh rujukan] Perjalanan studinya berjalan mulus dengan hasil sangat memuaskan. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Institute for Religious Formation Sint Louis University, di Sint Louis, Missouri, Amerika Serikat (1976–1977).[butuh rujukan] Bagi Pastor Martinus, bahasa merupakan pintu untuk mengenal dunia. Karena itu, selain studi di bidang teologi, ia juga mempelajari beberapa bahasa asing. Pastor Martinus belajar bahasa Italia di Universitas Italiana per Gli Stranieri, Perugia, Italia. Ia belajar bahasa Prancis di Institute Catholique de Paris, Prancis, dan belajar bahasa Jerman di Goethe Institute de Staufen am Bresgau, Jerman.[butuh rujukan]
Usai studi, tahun 1977, Pastor Martinus kembali ke Indonesia. Ia menjadi dosen di Seminari Tinggi Parapat merangkap menjadi Asisten Pemimpin Novis Kapusin. November 1979, Pastor Martinus menjadi Rektor Seminari Tinggi Pematangsiantar (1979–1983).[butuh rujukan] Di saat menjadi rektor, ia mencicipi menjadi gembala umat paroki, karena ia sekaligus menjadi Pastor Kepala Paroki Pastor Bonus di Jalan Medan Pematangsiantar (1979–1983). Dengan tetap menjadi dosenseminari di Parapat, Pastor Martinus juga menjadi Wakil Superior Ordo Kapusin Regio Medan dan menjadi Anggota Komisi Religius Keuskupan Agung Medan.[butuh rujukan]
Sebagai Uskup Padang, Mgr Martinus Dogma Situmorang OFMCap telah melintasi jalan panjang yang berliku. Meski tak pernah mencita-citakannya, terbukti selama lebih 25 tahun ia telah setia pada perutusannya sebagai pengganti Para Rasul. Di tengah kesibukan memimpin Gereja, ia masih menyisihkan waktu untuk ikut bersuara tentang berbagai persoalan bangsa terutama ketika dia menjadi sebagai ketua KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) periode 2006–2009 dan 2009–2012.[6]
Mgr. Situmorang bertindak sebagai pemimpin Salve Agung dalam rangka pentahbisan Mgr. Adrianus Sunarko, O.F.M., sehari menjelang tahbisannya sebagai Uskup Pangkalpinang.