Piero Pioppo (lahir 29 September 1960) adalah seorang Uskup Gereja Katolik Roma. Saat ini, ia menjadi Nunsius Apostolik (Duta Besar Takhta Suci Vatikan) untuk Indonesia dan ASEAN, setelah sebelumnya sempat menjabat untuk posisi yang sama, dengan penugasan bagi Kamerun dan Guinea Khatulistiwa.
Pendidikan dan karya
Pioppo menjalani pendidikan dengan spesialisasi dalam bidang teologi dogmatik.[2] Ia merupakan alumni Akademi Gerejawi Kepausan. Ia ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Acqui pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, 29 Juni 1985 oleh Uskup Acqui, Livio Maritano.
Pioppo memiliki keahlian dalam berbahasa asing, yakni Spanyol, Inggris, Prancis, dan juga bahasa ibu Italia.[3] Ia masuk dalam jajaran korps diplomatik Vatikan sejak Juli 1993.[4] Ia kemudian sempat berkarya di Korea Selatan dan Chili. Pioppo berkarya dalam Bagian Urusan Umum dalam Sekretariat Negara Tahta Suci. Pada 7 Juli 2006, ia diangkat menjadi Prelatus Institut bagi Karya-karya Rohani. Ia kembali mengisi posisi yang sama sejak September 2009, saat ekonom Ettore Gotti Tedeschi ditunjuk sebagai Presiden yang baru.[5]
Nuncio Apostolik
Pada 25 Januari 2010, Paus Benediktus XVI menunjuk Pioppo sebagai Nuncio Apostolik bagi Kamerun dan Guinea Khatulistiwa.[6] Ia menggantikan Mgr. Eliseo Antonio Ariotti yang ditugaskan menjadi Nuncio Apostolik di Paraguay, sejak 5 November 2009. Bersamaan dengan penunjukkan itu, Pioppo ditunjuk menjadi Uskup Agung Tituler Torcello. Ia ditahbiskan menjadi Uskup pada 18 Maret 2010 di Basilika Santo Petrus, Roma.[7] Ia ditahbiskan bersama dua orang lainnya yang akan menjalankan penugasan di benua Afrika, yakni Mgr. Novatus Rugambwa, seorang imam asal Tanzania yang ditugaskan sebagai Nuncio Apostolik bagi Angola dan Sao Tome dan Principe, dan juga Mgr. Eugene Martin Nugent, seorang imam asal Irlandia yang ditugaskan sebagai Nuncio Apostolik bagi Madagaskar, Mauritius, dan Seychelles, serta Delegatus Apostolik bagi Komoro.[8] Bertindak sebagai Penahbis Utama adalah Kardinal Sekretaris Negara, Tarcisio Bertone, S.D.B., dengan didampingi oleh Uskup Acqui di Italia, Mgr. Pier Giorgio Micchiardi dan Uskup Bukoba di Tanzania, Mgr. Nestorius Timanywa.
Setelah menjalankan tugas selama lebih dari 7 tahun, Pioppo ditunjuk sebagai Nuncio Apostolik bagi Indonesia.[9][10] Ia menggantikan Mgr. Antonio Guido Filipazzi yang ditugaskan ke Nigeria sejak 26 April 2017.[11] Ia resmi menyelesaikan tugas di Kamerun dengan diterima di Istana Kesatuan, Yaounde, Kamerun pada 26 September 2017.[12] Pioppo sendiri tiba di Indonesia pada 14 November 2017.[13] Dalam sambutannya, ia mengharapkan agar para Uskup dapat membuka hati dan merasa bebas untuk menyampaikan segala hal.[10] Pada keesokan harinya, Pioppo mengikuti Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia dan menyerahkan surat kredensial (lettere commendatizie) dalam bahasa Latin dari Kardinal Pietro Parolin kepada Mgr. Ignatius Suharyo, Ketua KWI.[14][15] Pada 19 Maret 2018, Pioppo ditunjuk sebagai Nuncio Apostolik untuk ASEAN.[16] Pada 30 April 2018, Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi menerima surat kredensial (lettere commendatizie).[17]
Ia telah menahbiskan 18 uskup secara total dari 2 tugas terakhirnya. Selama menjadi nunsius di Kamerun dan Guinea Khatulistiwa, ia menahbiskan 11, dan di Indonesia, ia menahbiskan 9 uskup, diantaranya Mgr. Kornelius Sipayung (02 Februari 2019), Mgr. Vitus Rubianto Solichin (07 Oktober 2021), Mgr. Inno Ngutra (23 April 2022), Mgr. Valentinus Saeng (11 November 2022), Mgr. Yanuarius Teofilus Matopai You (02 Februari 2023), Mgr. Victorius Dwiardy (04 November 2023) dan yang baru ini adalah Mgr. Fransiskus Nipa (01 Februari 2024), Mgr. Hironimus Pakaenoni (09 Mei 2024) dan Mgr. Paulus Budi Kleden (22 Agustus 2024).
Referensi
Pranala luar