Lazuardi berasal dari bahasa Arab لَازُوَرْد (lāzuward) yang berasal dari bahasa Persia لاجورد (lâjvard). Kata lâjvard juga menjadi asal kata untuk warna biru langit dalam berbagai bahasa dalam rumpun Indo-Eropa.
Sifat batuan
Kristal lazurit yang menjadi unsur utama lazuardi
Balok lazuardi yang telah diolah
Pigmen alami biru laut yang dibuat dari lazuardi
Komposisi
Unsur utama lazuardi adalah lazurit (25% s.d. 40%).[5] Lazurit adalah suatu mineral silikat feldspathoid dengan rumus kimia (Na,Ca)8(AlSiO4)6(S,SO4,Cl)1-2.[6] Kebanyakan lazuardi juga mengandung kalsit (putih), sodalit (biru), dan pirit (kuning logam). Beberapa cuplikan lazuardi mengandung augit, diopsida, enstatit, dan mika.
Warna
Warna biru yang mencolok disebabkan oleh ion radikal trisulfur (S3−) dalam kristal.[7]
Lazuardi telah ditambang di Afganistan dan diekspor ke Mediterania dan Asia Selatan sejak Zaman Neolitikum[9][10] di sepanjang jalur perdagangan kuno antara Afganistan dan Sungai Indus sekitar milenium ketujuh sebelum masehi. Sejumlah manik-manik juga ditemukan di pemukiman milenium keempat sebelum masehi di Mesopotamia Utara dan di situs Zaman Perunggu di Syahri Sukhtah di sebelah tenggara Iran (milenium ketiga sebelum masehi). Belati dengan gagang lazuardi, mangkuk yang dihiasi dengan lazuardi, jimat, manik-manik, serta hiasan yang menggambarkan alis dan kumis ditemukan di Makam Penguasa Ur di Sumeria dari tiga milenium sebelum masehi.[9]
Lazuardi juga dipakai di Mesopotamia Kuno oleh Kekaisaran Akkadia, Asyur, dan Babilonia untuk segel dan perhiasan. Hal ini disinggung beberapa kali dalam puisi Mesopotamia, Wiracarita Gilgamesh (abad ke-18 sampai ke-17 sebelum masehi). Patung Ebih-Il, patung yang dibuat sekitar milenium ketiga sebelum masehi dan ditemukan di Kota Mari, menggunakan lazuardi sebagai iris matanya.[11]
Di Mesir Kuno, lazuardi menjadi batu favorit untuk jimat dan ornamen seperti scarab. Perhiasan lazuardi ditemukan di Situs Penggalian Naqada (3310–3100 SM). Di Karnak, relief Thutmosis III (1479–1429 SM) menunjukkan potongan-potongan lazuardi yang berbentuk tong diantarkan kepadanya sebagai seserahan. Bubuk lazuardi dipakai sebagai perona mata Kleopatra.[3][12]
Perhiasan yang dibuat dari lazuardi juga telah ditemukan di Mykenai dan menunjukkan hubungan antara Mykenai dengan Mesir dan Timur.[13]