Tumbaga adalah sebuah istilah yang diberikan oleh penjelajah Spanyol kepada sebuah logam paduanemas-tembaga dengan komposisi yang tidak tentu dan ditemukan di banyak tempat di Amerika Tengah dan Amerika Selatan pada zaman pra-Columbus. Tumbaga memiliki titik lebur yang lebih rendah dibandingkan emas maupun tembaga, dan juga lebih keras dibandingkan keduanya. Perlakuan dengan sedikit asam di bagian permukaan akan menghilangkan tembaganya dan meninggalkan lapisan emasnya sehingga menjadi terlihat mengkilap. Tumbaga tidak dikategorikan sebagai produk akhir karena masih dapat diberikan perlakuan fisik lainnya untuk mengubah sifat fisiknya, termasuk penempaan, solder, cold rolling, dan sebagainya. Di kebudayaan pra-Columbus, tumbaga banyak digunakan untuk urusan religius.[1][2]