Koridor 2 Trans Jatim
Koridor 2 Trans Jatim adalah layanan Trans Jatim pada kawasan aglomerasi Gerbangkertosusila yang mengkoneksikan wilayah Kota/Kabupaten Mojokerto dengan Kota Surabaya. Koridor ini diluncurkan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada 20 Agustus 2023 di Terminal Kertajaya. Sebanyak 53 halte koridor ini tersebar pada ruas lintasan sejauh 40 km. Sebagian besar lintasan koridor ini berada pada jalan arteri sisi utara wilayah Kabupaten Sidoarjo, membentang dari Kecamatan Tarik, Balongbendo, Krian, Taman hingga Waru. Total unit bus medium yang dikerahkan untuk koridor 2 Trans Jatim sebanyak dua puluh unit termasuk dua unit cadangan lainnya. Unit-unit bus pada koridor ini beroperasi secara terjadwal setiap harinya antara pukul 04.00–21.00 WIB. Estimasi waktu tunggu antar keberangkatan (headway) koridor ini dari titik terminus berselang sepuluh menit pada jam-jam sibuk dan 15–20 menit pada jam normal. Mulanya koridor 2 Trans Jatim beroperasi dengan relasi perjalanan Terminal Kertajaya–Terminal Purabaya PP sejak awal dirilis pada 20 Agustus 2023.[1] Dishub Jawa Timur kemudian menyesuaikan relasi perjalanan koridor ini menjadi Terminal Kertajaya–Halte Medaeng PP (tidak masuk Terminal Purabaya lagi) per 18 November 2023.[2] Kedepannya Dishub Jawa Timur akan mengusahakan untuk memperluas rute lintasan koridor ini hingga Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ), sesuai perencanaan awal.[3] Latar belakangHadirnya layanan baru berupa koridor 2 Trans Jatim sejak 20 Agustus 2023 membentuk persaingan baru dengan pemain lama "bus hijau", sebutan untuk bus medium AKDP kelas ekonomi dengan relasi perjalanan serupa yang sudah melayani sejak puluhan tahun yang lalu.[4] Walau memiliki rute yang mirip, keduanya mempunyai titik terminus yang berbeda di sisi Kota Surabaya. Selepas TL Medaeng, Trans Jatim langsung mengarah ke Terminal Purabaya, sedangkan bus hijau melanjutkan perjalanan menuju perkotaan Surabaya hingga pangkalan Terminal Joyoboyo (depan eks Stasiun Trem Wonokromo).[5] Dishub Jawa Timur menegaskan bahwa kehadiran koridor 2 Trans Jatim tidaklah membuka trayek baru, melainkan peningkatan taraf layanan dengan menggunakan trayek lama yang sudah digunakan oleh bus hijau. Secara bertahap, Dishub Jawa Timur akan mulai menggantikan eksistensi bus hijau yang tidak laik jalan dengan unit bus Trans Jatim yang lebih aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Kendati begitu, Dishub Jawa Timur juga masih mempersilahkan puluhan unit bus hijau yang masih laik untuk tetap beroperasi seperti biasanya. Dishub Jawa Timur akan merangkul para sopir dan operator bus hijau untuk bergabung di Trans Jatim agar tidak mematikan mata pencaharian mereka kelak.[6] Bus hijau sendiri sudah mengaspal pada relasi perjalanan Mojokerto–Surabaya (Joyoboyo) sejak tahun 1994. Pada masa keemasannya di tahun 1998–2000, unit bus yang beroperasi mencapai 118 unit. Namun saat ini hanya tersisa sekitar tiga puluh unit bus yang masih aktif per tahun 2023. Sebagian besar kondisi unit bus memasuki usia uzur karena sudah beroperasi lebih dari 24 tahun.[7] Puluhan unit bus hijau yang laik masih diizinkan mengaspal seperti biasa. Rinciannya adalah sepuluh unit dari PO Hikmah Trans Jaya, enam unit dari PO Djoko Kendil, empat unit dari PO Karya Bintang Mandiri dan lainnya dari PO Amoedi Putra maupun PO Guntur YS.[8] Pengecualian terjadi pada trayek bus yang izin trayeknya sudah nonaktif, secara otomatis dihapus dan tidak dapat diperpanjang lagi.[9][10] Dari total 48 pramudi, tujuh diantaranya adalah eks sopir bus hijau yang berminat untuk beralih menjadi pramudi melalui sistem rekrutmen.[11] Rute lintasan dan konektivitasKoridor 2 Trans Jatim hampir seluruhnya memiliki rute lintasan pada ruas jalan nasional rute , dimana lintasan tersebut juga berhimpitan dengan beberapa trayek moda angkutan umum lokal dan bus antarkota eksisting. Pada ruas antara Surabaya hingga Mojokerto, koridor ini mempunyai lintasan yang sama dengan empat trayek angkutan umum lokal seperti angkutan pedesaan Sidoarjo lyn relasi Krian–Sepanjang–Waru PP, angkutan perbatasan Surabaya lyn relasi Lintasan koridor 2 Trans Jatim sebagian besar juga sama dengan lintasan bus besar antarkota AKDP/AKAP non tol dari Surabaya menuju Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Solo, Yogyakarta, dsb. Perbedaannya, bus besar diwajibkan melewati ruas jalan bypass pada lingkar luar perkotaan Krian, sedangkan koridor ini bisa melintasi ruas jalan arteri pada titik central business district (CBD) di perkotaan Krian. Sepanjang pengoperasiannya, koridor 2 Trans Jatim mengalami beberapa kali penyesuaian rute lintasan, antara lain sebagai berikut.
Belum genap tiga bulan beroperasi, Dishub Jawa Timur melakukan beberapa perubahan layanan koridor 2 Trans Jatim pada 18 November 2023. Sejumlah delapan halte bus baru pada ruas jalan antara Krian dengan Medaeng mulai difungsikan. Bersamaan dengan itu, skema rute perjalanan dan titik pengangkutan-penurunan penumpang pada titik terminus sisi Kota Surabaya pun turut diubah.[12] Titik pengangkutan-penurunan penumpang dialihkan ke Halte Medaeng, serta tidak melintasi Terminal Purabaya maupun Halte Bungurasih lagi.[2] Perubahan layanan koridor 2 Trans Jatim tersebut dinilai lebih banyak merugikan penumpang.[13] Terlebih adanya penghapusan skema transit antarkoridor gratis per 25 November 2023, imbas dari tidak diizinkannya unit bus koridor 1 Trans Jatim menaikturunkan penumpang di Halte Medaeng lagi.[14][15] Salah satu penyebabnya disinyalir karena adanya penolakan oleh organda lyn HN sejak awal koridor ini beroperasi.[16] Kabid Angkutan Jalan Dishub Jawa Timur, Ainur Rofiq menjelaskan bahwa perubahan layanan koridor 2 Trans Jatim tersebut hanya bersifat sementara. Alasan utama perubahan karena rute layanan koridor ini hingga ke Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) masih belum bisa dipenuhi sampai November akhir.[12] Walau dinilai merugikan penumpang, tapi diharapkan dapat menguntungkan serta meningkatkan perekonomian pelaku jasa ojek online yang banyak terpusat di kawasan Medaeng.[17][a] Analis Angkutan Dishub Jawa Timur, Cito Eko Yuli Saputro juga membeberkan duduk permasalahan antara koridor 2 Trans Jatim dengan lyn HN. Secara garis besar, organda lyn HN menuntut Dishub Jawa Timur agar segera mengoperasikan koridor ini sesuai izin trayek aslinya. Karena skema pengadaannya menggunakan proses scraping (pembekuan izin trayek) bus hijau, artinya koridor ini seharusnya menggunakan relasi perjalanan yang sama dengan bus hijau, yakni Terminal Kertajaya–Terminal Joyoboyo PP (tidak masuk Terminal Purabaya). Keterbatasan anggaran membuat Dishub Jawa Timur belum bisa merealisasikan koridor ini hingga Terminal Joyoboyo sejak awal diluncurkan. Solusinya, BPTD Kelas II Jawa Timur pun turut membantu menyediakan halte transit di Terminal Purabaya sebagai titik terminus lintasan koridor ini untuk sementara waktu. Dishub Jawa Timur menargetkan koridor ini sudah bisa menjangkau Kota Surabaya sesuai izin trayek asli hingga tenggat waktu November 2023. Dikarenakan target belum terpenuhi hingga batas tenggat waktu, relasi perjalanan koridor ini akhirnya dipangkas hingga Halte Medaeng per 18 November 2023.[18] Deskripsi layananSpesifikasi unitSecara spesifikasi, unit bus transit pada koridor 2 Trans Jatim ditopang oleh sasis Mitsubishi Fuso Canter FE 84 GBC. Pengadaan unit bus merupakan hasil kerjasama PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors dengan PT Bagong Dekaka Makmur. Bus medium dengan desain dek tinggi ini menggunakan balutan bodi Tentrem Velocity W1.[19] Livery unit bus menggunakan gaya khas kelir hijau dengan paduan kuning dan disertai identitas unik berupa gambar Tribhuwana Tunggadewi.[20] Sebelum diluncurkan, salah satu sampel unit bus sudah diikutsertakan dalam pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City sejak 10 Agustus 2023.[21][22][23] GaleriHalteKendati sudah beroperasi sejak 20 Agustus 2023, sebagian besar fisik bangunan halte koridor 2 Trans Jatim di wilayah Sidoarjo masih belum siap digunakan. Sejumlah halte pada ruas jalan antara Medaeng hingga Krian masih dalam proses pembangunan, bahkan beberapa belum dibangun sama sekali. Akibatnya unit bus tidak dapat menaikturunkan penumpang pada ruas tersebut.[24]
StatistikMeskipun layanan digratiskan selama pekan pertama pasca peluncuran, penumpang koridor 2 Trans Jatim masih tergolong sepi pada hari kedua. Berdasarkan pantauan pada 21 Agustus 2023, total penumpang yang naik dari Terminal Kertajaya antara pukul 05.00–17.00 WIB hanya tercatat 194 orang saja. Jumlah penumpang cenderung meningkat pada momen jam berangkat dan pulang kerja.[25] Secara umum, load factor koridor 2 Trans Jatim masih sekitar 40–50%, lebih rendah dari koridor 1 yang mencapai 130%.[26] Rata-rata penumpang koridor 2 mencapai 2.500–3.000 orang per hari, terhitung kurang dari dua bulan sejak perilisannya.[27][28] Pada sepuluh hari pasca peresmian (21–31 Agustus 2023), rerata penumpang koridor 2 Trans Jatim mencapai 2.184 orang per hari. Jumlah penumpang harian meningkat pada akhir pekan, dengan rincian sebanyak 4.305 orang pada 26 Agustus dan 4.518 orang pada 27 Agustus.[29] Terhitung sejak 20 Agustus hingga 20 September 2023, terakumulasi sebanyak 58.340 orang sudah menggunakan jasa koridor ini.[16] Trivia
Referensi
Lihat pulaPranala luar |