Kehadiran koridor baru ini menjadi momen hadirnya kembali akses angkutan umum penghubung kawasan Mojokerto Utara dengan Gresik Selatan, setelah sekian lama angkutan umum lokal sudah punah dari kawasan tersebut. Layanan koridor ini diresmikan pada 18 Oktober 2023 di Wisata Bukit Kajoe Putih oleh Khofifah Indar Parawansa, bertepatan dengan rangkaian peringatan HUT Provinsi Jawa Timur ke-78. Dishub Jawa Timur menunjuk PT Yukida Multi Sinergy sebagai operator layanan koridor ini.[2]
Latar belakang
Pada awalnya, koridor 3 Trans Jatim sudah dipersiapkan untuk beroperasi pada koridor penghubung Surabaya–Sidoarjo dengan relasi perjalanan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ)–Terminal Larangan via Arteri (non tol).[3] Proses tender pengadaan unit, penunjukan operator dan rekrutmen sumber daya pun sudah dilaksanakan sejak triwulan pertama tahun 2023.[4][5]
Pengubahan pengembangan koridor 3 diungkapkan Kadishub dan Gubernur Jawa Timur di acara perilisan Koridor 2 Trans Jatim pada 20 Agustus 2023. Rencana pengembangan koridor 3 penghubung Surabaya–Sidoarjo pun diubah menjadi Mojokerto–Gresik tanpa ada keterangan yang dipublikasikan ke umum.[6] Kemungkinan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya belum rampungnya proyek pembangunan Flyover Aloha serta masih adanya konflik kepentingan dengan serikat supir angkutan umum eksisting.[7][8][9] Meskipun demikian pengembangan koridor Surabaya–Sidoarjo akan tetap berjalan di masa mendatang.
Koneksi angkutan pedesaan
Pada kawasan Kota Mojokerto, koridor 3 Trans Jatim terkoneksi dengan berbagai moda angkutan umum lokal dan bus antarkota di Terminal Kertajaya. Di kawasan utara DAS Sungai Brantas, koridor 3 juga terhubung dengan moda angkutan pedesaan dari Terminal Lespadangan. Sedangkan di Kecamatan Balongpanggang, koridor 3 terhubung dengan beberapa jaringan trayek MPU angkutan pedesaan Kabupaten Gresik.[10]
Potensi angkutan pedesaan Gresik yang melintasi wilayah Kecamatan Balongpanggang dan sekitarnya (data akurat sebelum tahun 2014).
Dishub Gresik pun akan segera menyesuaikan trayek angkutan pedesaan eksisting menyusul rencana perluasan koridor Trans Jatim lintas Mojokerto–Gresik tersebut. Pada tahun 2023, jumlah angkutan pedesaan trayek CS tersisa 11 unit dan trayek BTS sebanyak 56 unit. Kedua trayek tersebut akan diberdayakan sebagai pengumpan Trans Jatim pada rute lintasan yang berhimpitan.[11]
^Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gresik (2014). "Laporan Akhir Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kabupaten Gresik Tahun 2014". hlm. 14–19.