Kontroversi mengenai Saksi-Saksi Yehuwa
Saksi-Saksi Yehuwa memiliki keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik yang biasanya dianggap kontroversial; oleh orang-orang Kristen arus utama karena doktrin-doktrin mereka yang berbeda dengan doktrin-doktrin arus utama Kekristenan dan karena kebiasaan mereka untuk melakukan proselitisasi; oleh berbagai pemerintah karena penolakan mereka untuk ikut serta dalam aktivitas-aktivitas 'patriotik'; dan oleh masyarakat umumnya karena keyakinan-keyakinan mereka tentang transfusi darah dan perlakuan mereka terhadap anggota-anggota yang "memisahkan diri". Perbedaan-perbedaan doktrinerSaksi-Saksi Yehuwa mempunyai sejumlah doktrin yang berbeda dengan Kekristenan arus utama (Katolik Roma, Ortodoks Timur dan Protestan). Beberapa dari doktrin-doktrin ini berbeda pada butir-butir yang dianggap sangat penting; sementara yang lainnya relatif tidak begitu penting. kecil. Tabel di bawah ini memperlihatkan perbandingan atas sejumlah doktrin Saksi-Saksi Yehuwa dengan doktrin-doktrin arus utama Kekristenan yang dianggap kontroversial, dan sangat penting.
Keyakinan-keyakinan Saksi-Saksi Yehuwa ini dianggap oleh kebanyakan orang Kristen menghujat atau sesat. Karena alasan ini, banyak denominasi Kristen menganggap bahwa keyakinan-keyakinan ini menempatkan Saksi-Saksi Yehuwa di luar Kekristenan yang sejati, dan sering kali mengecap mereka sebagai sebuah kultus dalam pengertian sebuah agama non-Kristen.
Terjemahan Dunia Baru (TDB)Komite penerjemahanAnggota-anggota komite yang menerjemahkan Terjemahan Dunia Baru tidak ingin identitasnya diungkapkan, dengan tujuan, demikian kata mereka, untuk memastikan bahwa penghormatannya diberikan kepada Allah dan bukan kepada manusia.[19] Langkah ini telah dikritik, karena itu berarti bahwa kredensial-kredensial para penerjemahnya tidak dapat diperiksa. Pada 1950 Komite Penerjemah Dunia Baru berkata, "Kepakaran sejati di balik Terjemahan Dunia Baru akan dikenal dengan sendirinya, bukan lewat penyingkapan nama-nama anggota komite penerjemahan, tetapi melalui kesetiaan terjemahan ini kepada teks bahasa Yunaninya dan melalui bantuan yang dapat diandalkan yang diberikannya kepada pemahaman terhadap Wahyu tertulis Allah bagi manusia." [20] Seorang bekas anggota Badan Pengurus, Raymond Franz, pernah menyatakan bahwa komite penerjemah ini terdiri atas Frederick William Franz, George Gangas, Karl Klein, Nathan Knorr dan Albert Schroeder. Bias teologisTerjemahan Dunia Baru dikritik telah menambahkan atau secara selektif menerjemahkan bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci untuk disesuaikan dengan doktrin Saksi Yehuwa. Kritik terhadap "bias teologis" ini berkaitan terutama sekali dengan masalah-masalah keilahian Kristus (artinya, bahwa Yesus adalah Allah), tetapi juga berkaitan dengan masalah-masalah lain seperti misalnya keabadian jiwa atau kedatangan kembali Yesus ke dunia.[21] Sejumlah pakar sampai tingkat tertentu telah membela terjemahan ini.[22] Bagian yang paling banyak dikritik adalah terjemahan atas ayat pertama Injil Yohanes:
Lembaga Kitab Suci & Traktat Menara Pengawal menyatakan bahwa terjemahan yang belakangan adalah terjemahan harafiah dari nas itu, dan bahwa bahasa aslinya tidak menunjukkan bahwa Yesus ("Sang Firman") adalah "Allah", tetapi bahwa ia "seperti Allah" atau "ilahi" atau "suatu allah".[23][24] Beberapa pakar menyatakan bahwa "suatu Allah" adalah suatu terjemahan harafiah yang mungkin atas nas ini,[25] meskipun bukan terjemahan yang lebih disukai orang.[26] Sebagian pakar juga menyatakan bahwa suatu terjemahan yang harafiah tidak menyamakan pribadi-pribadinya, melainkan memberikan suatu kualitas (sifat atau hakikat seperti Allah) kepada Yesus.[27] Namun sejumlah besar pakar, tidak sepakat dengan terjemahan Saksi-Saksi Yehuwa atas nas ini,[28] menggambarkan terjemahan TDB "kekeliruan terjemahan yang menakutkan", "mengerikan", "secara intelektual tidak jujur ", "sama sekali tidak dapat dibela", dan "bukti [dari] suatu kebodohan yang sangat buruk tentang aturan-aturan dasar tata bahasa Yunani".[29] Terjemahan-terjemahan lain dari TDB yang menjadi bahan perdebatan penting termasuk Yeremia 29:10, Lukas 23:43, Yohanes 8:58, Kisah 20:28, Kolose 1:15-20, Titus 2:13, Ibrani 1:8 dan Wahyu 3:14. Terjemahan TDB untuk kata bahasa Yunani proskuneo juga telah menjadi bahan kritikan. Kata ini diterjemahkan sebagai "menyembah" untuk hampir semua penggunaannya dalam Terjemahan Dunia Baru. Namun, ketika kata itu digunakan untuk Yesus, kata itu secara konsisten diterjemahkan menjadi "memberikan penghormatan".[30] Lembaga Menara Pengawal telah menjelaskan terjemahan ini dalam penerbitan Insight on the Scriptures.[31] Penggunaan nama "Yehuwa"Terjemahan Dunia Baru memuat nama "Yehuwa" 237 kali dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen (Perjanjian Baru). Naskah-naskah Yunani yang menjadi sumber terjemahan Kitab-Kitab Yunani Kristen tidak mengandung nama "Yehuwa". (Perjanjian Lama TDB juga memuat nama "Yehuwa" 145 kali lebih banyak daripada yang terdapat dalam naskah-naskah Ibrani yang selamat yang menjadi sumber penerjemahan Perjanjian Lama.) Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa penggunaan nama "Yehuwa" dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen dapat dibenarkan karena nama itu ada dalam tulisan-tulisan asli Kitab-Kitab Yunani Kristen, tetapi kemudian digantikan oleh kata-kata Yunani untuk "Allah" dan "Tuhan" sekitar atau sebelum abad keempat. Bukti untuk klaim ini telah menjadi bahan perdebatan (lihat Tetragrammaton dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen). DarahSaksi-Saksi Yehuwa menolak transfusi darah yang utuh dan komponen-komponen utamanya (sel darah merah, sel darah putih, platelet dan plasma). Hal ini disebabkan oleh kepercayaan bahwa darah itu kudus dan merepresentasikan kehidupan di mata Allah. Saksi-Saksi Yehuwa memahami kitab suci seperti misalnya Imamat 17:10-14 (yang melarang memakan darah apapun) hingga juga mencakup penerimaan darah ke dalam tubuh lewat transfusi.[32] Kontroversi ini telah berakhir, namun dari apa yang dinyatakan oleh para pengritiknya adalah ketidakkonsistenan dalam kebijakan-kebijakan SSY mengenai darah. Bagian-bagian dan komponen-komponen darahDalam kasus bagian-bagian yang lebih kecil yang diuraikan dari darah, masing-masing individu didorong untuk mengikuti hati nurani mereka sendiri tentang sejauh mana hal-hal ini dapat diterima.[33][34] Ini disebabkan karena sulit mendefinisikan pada titik mana darah itu bukan lagi darah. Ketika zat itu diuraikan ke dalam bagian-bagian yang semakin kecil, maka ia dapat diterima atau ditolak sebagai sama dengan zat aslinya Karena itu sebagian anggota Saksi-Saksi Yehuwa secara pribadi memutuskan untuk menerima penggunaan bagian-bagian dari darah sementara lainnya tidak. Pendirian seperti membagi-bagi darah ke dalam komponen-komponen penting dan bagian-bagian yang tidak penting, ketimbang menerima seluruh darah atau menuntut agar seluruh komponen darah dibuang ke tanah telah menimbulkan kritik dari organisasi-organisasi seperti misalnya Perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa untuk Pembaruan tentang Darah.[35] Saksi-Saksi Yehuwa menanggapi bahwa darah sebagai cairan per se bukanlah masalah pokoknya. Mereka mengatakan bahwa masalah pokoknya adalah penghormatan dan ketaatan terhadap properti pribadi Allah, yaitu - darah.[36][37] Bahwa soal darah itu sendiri bukan menjadi persoalan, terlihat dalam kenyataan bahwa anggota-anggota SSY diizinkan untuk makan daging yang masih mengandung sebagian darah padanya. Segera setelah darah itu dicurahkan dari seekor binatang, maka rasa hormat telah diperlihatkan kepada Allah dan setelah itu seseorang boleh memakan daging tersebut meskipun ia masih mengandung sedikit darah. Saksi-Saksi Yehuwa memandang daging dan darah seperti itu berbeda dengan pandangan Yahudi yang berupaya keras untuk menyingkirkan setiap tetes yang masih tersisa.[38] Menurut pengarang Kerry Louderback-Wood, Lembaga Menara Pengawal keliru menjelaskan cakupan dari fraksi yang diizinkan. Bila diambil secara bersama-sama, semuanya itu "menjadi keseluruhan volume darah seperti waktu darah itu berasal ".[39] Contohnya dapat dilihat dalam plasma darah, yang mengandung 90-96% air. Sisanya terdiri dari albumin, globulin, fibrinogen dan faktor-faktor pengental. Keempat bagian ini diizinkan digunakan, tetapi hanya apabila diambil secara terpisah. Para pengritiknya telah menyamakan hal ini dengan larangan memakan sandwich a ham dan keju tetapi makan roti, ham, dan keju secara terpisah dibolehkan.[40] Ketika mempertimbangkan analogi ini, penting diingat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak menerima seluruh darah atau bagian-bagian dari komponen utamanya. Dan dalam bagiannya, “merupakan bagian penting dari komponen itu” atau "melaksanakan fungsi utama dari suatu komponen primer " hal ini mungkin may be objectionable to them.[41] Tubuh manusia mengandung sekitar 2-3kg leukosit (sel darah putih), tetapi hanya sekitar 3% dari semua ini terdapat di dalam darah. Sel-sel darah putih dianggap sebagai komponen penting dari darah dan karena itu dilarang. Air susu ibu mengandung antara 500.000 - 5 juta sel darah putih per mililiter,[42] namun tidak dilarang. Penyimpanan dan sumbanganSaksi-Saksi Yehuwa sama sekali menolak penyimpanan darah yang dianggapnya berlawanan dengan petunjuk dari Kitab Suci untuk menumpahkan darah ke tanah. Hal ini disebabkan oleh pemahaman bahwa penggunaan darah yang disimpan untuk diri sendiri – artinya penyimpanan darah sendiri sebelum pembedahan dalam kasus darurat dilarang. Pada pihak lain, mereka menerima komponen-komponen dari darah yang telah dissumbangkan dan disimpan oleh klinik-klinik darah. Faktor VIII adalah faktor pembeku yang digunakan dalam persiapan-persiapan hemofilia yang diizinkan menurut pedoman Watch Tower Bible and Tract Society. Para pengritik mengatakan bahwa selama masa hidup manusia, seorang hemofilia rata-rata akan membutuhkan pengambilan lebih dari 100.000 liter darah yang disimpan. Dalam cara yang sama Saksi-Saksi Yehuwa menerima bagian-bagian darah dari darah yang disumbangkan, tetapi menganggap bahwa donor darah tidak alkitabiah. Hal ini melahirkan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap kontradiktif dan tidak konsisten.[43] Pertimbangan-pertimbangan hukumApapun pertimbangan-pertimbangan medisnya, Saksi-Saksi Yehuwa menganjurkan bahwa para dokter harus menghormati hak-hak pasien untuk menerima perawantan apa yang akan mereka terima atau tolak (meskipun seorang SSY akan dikenai sanksi-sanksi keagamaan bila mereka melaksanakan hak mereka untuk memilih transfusi darah).[44] Karena itu, pengadilan-pengadilan di AS cenderung untuk tidak menganggap para dokter bertanggung jawab apabila kondisi kesehatan seorang pasien menurun karena permintaannya sendiri.[45] Akan tetapi, pandangan bahwa dokter, dalam keadaan apapun juga, harus berpegang pada keinginan-keinginan si pasien berdasarkan keyakinan keagamaannya tidak diakui oleh semua yurisdiksi. (misalnya, lihat Prancis). Situasinya menjadi kontroversial, khususnya untuk anak-anak di bawah umur. Di Amerika Serikat, banyak dokter akan setuju untuk menjajaki dan mengupayakan semua alternatif non darah dalam perawatan anak-anak berdasarkan permohonan orang tua atau wali mereka yang sah. Akan tetapi, beberapa hukum negara bagian mengharuskan dokter memberikan pelayanan yang berbasis darah kepada anak-anak di bawah umur apabila opini profesional mereka menyatakan bahwa hal itu dibutuhkan untuk menghindari kematian yang mengancam atau kerusakan permanen yang hebat. Sebuah esai yang berjudul, "Jehovah's Witnesses, Blood transfusions, and the Tort of Misrepresentation," yang terdapat dalam terbitan Musim Gugur Journal of Church dan State dari Universitas Baylor, terbitan 13 Desember 2005, membahas kemungkinan kerentanan lembaga-lembaga hukum Saksi-Saksi Yehuwa untuk melakukan klaim-klaim yang signifikan berupa kompensasi karena kemungkinan penipuan agama itu tentang risiko-risiko medis dari transfusi darah. Menurut esai itu, jaminan-jaminan konstitusional untuk kebebasan beragama tidak menghapuskan tanggung jawab hukum dari setiap orang atau organisasi dalam penipuan menyangkut fakta sekular. Darah binatangMenara Pengawal telah menyatakan bahwa “Berbagai produk medis telah diperoleh dari sumber-sumber biologis, baik binatang maupun manusia.... Komersialisasi seperti itu terhadap... darah sama sekali tidak akan menggoda orang-orang Kristen sejati, yang membiarkan pemikiran mereka dibimbing oleh hukum Allah yang sempurna. Pencipta kita menganggap darah itu suci, mewakili kehidupan yang diberikan Allah ... darah yang disingkirkan dari seekor hewan harus dicurahkan ke tanah, dibuang.”[46] Meskipun bersikap seperti ini, penggunaan Hemopure, yaitu cairan pengganti darah untuk hemoglobin bovine yang distabilkan secara kimiawi, dapat diterima oleh sebagian Saksi-Saksi Yehuwa. Sikap terhadap agama-agama lainPernah dikatakan bahwa “salah satu dari kritik yang paling sering diajukan terhadap Saksi-Saksi Yehuwa selama bertahun-tahun berkaitan dengan penolakan mereka yang terus-terang terhadap agama-agama, pemimpin-pemimpin agama, dan rohaniwan-rohaniwati lain.” [47] Pada 1930-an dan 1940-an, penerbitan-penerbitan Saksi-Saksi Yehuwa digambarkan “terkenal sangat anti-Katolik”,[48] termasuk gambar-gambar seperti pelacur setengah telanjang (Gereja Katolik Roma) sempoyongan dalam keadaan mabuk masuk ke dalam hujan api dan belerang. Saksi-Saksi Yehuwa pada masa ini secara terbuka bersikap kritis terhadap gereja-gereja dan para rohaniwan yang mereka anggap sebagai anggota komplotan dalam usaha perang. Banyak dari pamphlet yang sangat kritis itu ditulis pada masa itu. Buku yang berjudul Enemies ("Musuh-musuh"), yang diterbitkan oleh diterbitkan oleh Watch Tower Bible and Tract Society pada 1938, memuat sebagian dari kecaman yang lebih langsung terutama kepada Gereja Katolik tetapi juga kepada orang-orang Protestan dan Yahudi. Di situ juga termuat rujukan-rujukan kepada Gereja Katolik sebagai "sang pelacur tua" yang mempunyai "catatan berdarah… banyak kejahatan… sebuah catatan yang kotor". Buku yang sama mengatakan, “Di masa kini apa yang disebut para rohaniwan ‘Protestan’ dan Yiddish secara terbuka bekerja sama dan ikut bermain dengan Hierarkhi Katolik Roma seperti orang-orang tolol dan dengan demikian menolong Hierarkhi untuk melanjutkan iklannya, penjualan agama, dan meningkatkan pendapatannya… hierarkhi memimpin dan orang-orang tolol itu mengikuti … orang-orang tolol yang malang.”[49] Sejak Perang Dunia II, penerbitan-penerbitan Saksi-Saksi Yehuwa tidak mencantumkan serangan yang setara terhadap gereja namun tetap memandang semua agama selain Saksi-Saksi Yehuwa termasuk dalam “Babel yang Besar itu, kerajaan agama palsu sedunia” dan digambarkan sebagai sang pelacur yang menunggang binatang buas dalam Wahyu 13. Saksi-Saksi Yehuwa terus mengecam agama-agama lain dan menolak ikut serta dalam hubungan-hubungan antar-iman. Penerbitan-penerbitannya terus memuat unsur-unsur yang dianggap oleh Liga Katolik untuk Hak-hak Keagamaan dan Sipil sebagai sentiment-sentimen anti-Katolik. Sebuah contoh dikutip oleh 1998 Report on Anti-Catholicism mencakup penerbitan yang menggambarkan seseorang yang berlutut di hadapan patung Bunda Maria, dengan tulisan, "Sebagian orang menyembah berhala. Allah berkata, jangan menggunakan atau menyembah patung...”[50] Pernyataan-pernyataan Lembaga Menara PengawalLembaga Menara Pengawal telah membuat sejumlah pernyataan dalam penerbitan-penerbitannya sejak terbentuknya lembaga itu, yang telah mengundang kritik, khususnya dari orang-orang Kristen arus utama dan bekas Saksi-Saksi Yehuwa. Para pengritik ini telah menyoroti sejumlah pernyaaan kontroversial, perubahan-perubahan doktrin, dan ramalan-ramalan yang gagal yang dibuat oleh Lembaga Menara Pengawal. Daftar pernyataan-pernyataan kontroversial seperti itu, seperti yang dicantumkan di bawah ini, dapat ditemukan dalam sejumlah buku[51] dan pada sejumlah situs.[52] Nubuat-nubuat yang tidak tergenapiNubuat-nubuat seperti yang berikut ini telah muncul dalam berbagai penerbitan Menara Pengawal:[53]
Sejumlah apologet (pembela iman) Kristen telah berdebat bahwa dalam membuat ramalan-ramalan seperti itu tentang masa depan, Lembaga Menara Pengawal telah bertindak sebagai seorang nabi,[64] sering kali dengan mengutip penerbitan-penerbitan Lembaga Menara Pengawal yang menggunakan kata "nabi" dalam merujuk kepada organisasi ini.[65][66] Lembaga Menara Pengawal sendiri telah mengutuk orang lain yang membuat ramalan-ramalan palsu tentang masa depan, sambil menyatakan bahwa orang-orang itu “bersalah karena melakukan nubuat palsu”.[67] Para apologet berargumen, berdasarkan Kitab Ulangan 18:22:
bahwa Lembaga Menara Pengawal tidak mewakili Allah. Lembaga Menara Pengawal telah menyatakan bahkan sejak 1908, "Kami tidak bernubuat; kami hanya sekadar memberikan kesimpulan-kesimpulan kami....Kami bahkan tidak [menyatakan] bahwa tidak ada kesalahan dalam penafsiran kami atas nubuat dan perhitungan kami atas kronologinya. Kami hanya sekadar memaparkan semua ini di hadapan Anda, menyerahkannya kepada pembaca masing-masing untuk percaya atau meragukannya."[68] Mereka juga menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai karunia bernubuat.[69] Belakangan ini mereka telah membela diri terhadap klaim-klaim bahwa mereka membuat “nubuat palsu”, dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengklaim diri sebagai nabi-nabi yang diilhami Allah,[70] dan bahwa ramalan-ramalan mereka tidak pernah dibuat "dalam nama Yehuwa" tetapi hanya diberikan sebagai penafsiran atas Kitab Suci.[71] Tetapi, Lembaga Menara Pengawal juga telah membuat pernyataan-pernyataan yang kontradiktif, sambil menyatakan bahwa ramalan-ramalan mereka sudah pasti. "Tanggal untuk akhir ‘pertempuran’ itu dengan jelas ditandai dalam Kitab Suci sebagai Oktober, 1914. Tanggal itu sudah berjalan, permulaannya dimulai dari Oktober, 1874."[72]; "Jelas tidak ada sedikit pun ruangan untuk ragu dalam pikiran seorang anak Allah yang sungguh-sungguh dikuduskan bahwa Tuhan Yesus itu hadir (di tengah-tengah kita) dan itu terjadi sejak 1874"[73] (perhatikan, hal ini ditulis pada 1923; ini menunjukkan bahwa 1914 tidak diajarkan sebagai awal kehadiran Kristus hingga di kemudian hari, meskipun berlawanan dengan klaim-klaim oleh Saksi-Saksi Yehuwa bahwa "Menara Pengawal telah secara konsisten menyajikan bukti kepada siswa-siswa Alkitab yang berhati jujur dan menelaah nubuat bahwa kehadiran Yesus dalam kuasa Kerajaan surgawi dimulai pada 1914"[74]); "Kami tidak melihat alasan untuk mengubah angka-angka ini— kalaupun ada, kami tidak dapat mengubahnya. Kami yakin, bahwa semua ini adalah tanggal-tanggal Allah sendiri, bukan kami. Tetapi ingatlah bahwa akhir 1914 bukanlah tanggal untuk permulaan, melainkan untuk akhir zaman dari kesusahan."[75]. Orang Kristen dari arus utama percaya bahwa tidak ada seorangpun yang dapat tahu tentang kapan hari penghakiman terakhir / kiamat itu akan tiba. Yesus sendiri di dalam Alkitab berkata bahwa Sang Anak pun tidak tahu, hanya Bapa yang tahu. Alkitab juga tidak memuat kode rahasia yang dapat digunakan oleh manusia untuk memecahkan tanggal kiamat tersebut. Perubahan-perubahan doktrin
Lembaga Menara Pengawal telah membuat sejumlah perubahan terhadap doktrin-doktrinnya sejak lembaga itu dibentuk. Kontroversi mengenai masalah ini ialah bahwa Lembaga Menara Pengawal pernah mengatakan bahwa:
Sejumlah perubahan dalam kronologi telah terjadi, khususnya sehubungan dengan tanggal-tanggal kejadian penting seperti misalnya Harmagedon, dan kedatangan kembali Yesus ke dunia (lihat tabel, kanan). Misalnya, sebelum 1914, dikatakan bahwa Harmagedon akan berakhir pada 1914. Dalam edisi 1915 dari buku yang sama, dikatakan bahwa Harmagedon akan berakhir pada tahun itu. Kini Saksi-Saksi Yehuwa diajarkan untuk memantikan Harmagedon yang akan segera terjadi. Perubahan-perubahan lainnya dalam penafsiran Kitab Suci telah dicatat oleh para pengritik. Perubahan-perubahan itu mencakup pernyataan-pernyataan tentang Kitab Suci sendiri;[81] identifikasi terhadap orang-orang di dalam Kitab Suci;[82] tentang apakah orang akan memperoleh kesempatan kedua setelah kematian atau tidak;[83] dan barangkali yang paling kontroversial adalah sikap mereka tentang transfusi darah.[84] Sikap Lembaga Menara Pengawal tentang hal-hal lain seperti misalnya sejauh mana vaksinasi dapat diterima[85] atau pendidikan tersier (perguruan tinggi) [86] juga telah berubah sesuai perubahan zaman.
Pernyataan-pernyataan tentang dirinya sendiriPara pengritik Lembaga Menara Pengawal (dan Saksi-Saksi Yehuwa pada umumnya) sering kali mengutip pernyataan-pernyataan seperti yang disebutkan di atas bersama-sama dengan pernyataan-pernyataan resmi yang diterbitkan dan dibuat oleh Lembaga Menara Pengawal sendiri tentang dirinya sendiri; yaitu:
Para pengritik telah menggunakan pernyataan-pernyataan di atas untuk mempertanyakan kredibilitas Lembaga Menara Pengawal. Keutuhan keluarga dan kebebasan berpikirPara pengritik Saksi-Saksi Yehuwa (mis., Randall Watters, Timothy Campbell, David Grosshoeme, Kaynor Weishaupt, Jan Groenveld) menentang kebijakan dan perilaku SSY, yang, menurut pandangan mereka, mengganggu integritas hubungan keluarga dan kemampuan anggota-anggota SSY untuk melaksanakan kebebasan berpikir. Orang lain percaya bawa beberapa anggota dari gerakan anti-kultus telah memengaruhi kebebasan agama Saksi-Saksi Yehuwa melalui kegiatan-kegiatan deprogram paksa dan diskriminasi.[90] Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa "kebebasan untuk mengambil keputusan harus dilakukan dalam batas-batas hukum-hukum dan prinsip-prinsip Allah," [91] dan bahwa "hanya Yehuwa sajalah yang bebas untuk menetapkan standar tentang apa yang baik dan buruk."[92] Namun, seperti disebutkan di atas, diyakini pula bahwa prinsip-prinsip di atas hanya dapat dipahami dalam kaitan dengan Saksi-Saksi Yehuwa.[93] Pada praktiknya, anggota-anggota dapat terancam sanksi bila mereka tidak mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pimpinan, yang menyatakan dirinya sebagai saluran yang dipakai Allah untuk mengajar anggota-anggota SSY tetang "apa yang baik dan buruk." Pakar agama Sergei Ivanenko menyatakan, "Adalah suatu kekeliruan yang serius bila kita menggambarkan Organisasi Keagamaan Saksi-Saksi Yehuwa sebagai sebuah agama yang pimpinannya memaksa anggota-anggota di barisan terbawahnya untuk terlibat dalam suatu bentuk aktivitas atau lainnya, atau memberlakukan bagi mereka pembatasan-pembatasan atau arahan-arahan yang ketat. Saksi-Saksi Yehuwa berusaha untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Kitab Suci berdasarkan pilihan individu yang suka rela… Hal ini juga berlaku sepenuhnya dalam pemberitaan." [94] James Beckford, seorang pakar dalam keyakinan-keyakinan Saksi-Saksi Yehuwa dan profesor pada Universitas Warwick, Inggris, mengatakan, "Penting bagi masing-masing dari mereka untuk menjalankan agensi moral yang bebas dalam memilih untuk mempelajari Alkitab dan hidup sesuai dnegan penafsiran mereka tentang pesannya." [95] Perlakuan terhadap anggota-anggota yang memisahkan diriBila seorang anggota Saksi Yehuwa tidak menaati penafsiran organisasi tersebut, mereka dapat dikucilkan, yang diistilahkan dengan dikeluarkan dari persekutuan. Hal ini dilakukan dengan cara semua anggota agama ini, termasuk keluarga anggota-anggota tersebut yang tidak tinggal di rumah yang sama, harus menjauhkan diri daripadanya. Karena sifat social agama ini, seseorang yang dijauhi berarti diasingkan dengan cara yang sangat hebat dan hal ini dapat sangat merugikan bila setiap orang dalam lingkaran sosial seorang anggota ikut serta menjauhkan diri daripadanya. Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa pengeluaran seseorang dari persekutuan adalah sebuah metode yang terdapat dalam Kitab Suci untuk melindungi sidang dari pengaruh mereka yang mempraktikkan kesalahan yang serius. [6] Diarsipkan 2006-09-10 di Wayback Machine. Encyclopedia of Religion menulis: “Setiap komunitas mengklaim memiliki hak untuk melindungi dirinya sendiri terhadap anggota-anggota yang tidak taat yang dapat mengancam kesejahteraan bersama. Dalam suatu lingkup keagamaan, hak ini telah sering diperkuat oleh keyakinan bahwa sanksi [ekskomunikasi] ini memengaruhi kedudukan seseorang di hadapan Allah.” [96] Sebelum 1981, bila seorang anggota memisahkan diri dari agama ini, tetapi tidak dikeluarkan dari persekutuan, anggota lainnya tidak diharuskan menjauhkan diri dari mereka dan mereka masih boleh memelihara hubungan yang biasa. Pada 1981 kebijakan ini berubah dan semua orang yang dianggap telah memisahkan diri melalui tindakan-tindakan mereka harus diperlakukan dengan cara yang sama seperti anggota yang telah dikeluarkan dari persekutuan karena kesalahan yang serius. Kebijakan baru ini berarti bahwa anggota-anggota sidang (jemaat) tidak diberitahukan apakah seseorang itu dijauhi karena “dikeluarkan dari persekutuan” atau karena “memisahkan diri” atau karena alasan apa. Banyak dari perubahan-perubahan ini dikeluarkan karena kejadian-kejadian di sekitar Raymond Franz, seorang mantan anggota Badan Pimpinan. Para kritik menyatakan bahwa rasa takut dijauhi dan perpecahan keluarga menyebabkan orang yang mungkin ingin meninggalkan agama ini memutuskan untuk tidak keluar.[butuh rujukan] Satu-satunya cara untuk secara resmi meninggalkan agama ini adalah menulis sepucuk surat permohonan untuk memisahkan diri atau untuk dikeluarkan dari persekutuan, tetapi kedua-duanya melahirkan serangkaian larangan dan hukuman yang sama. Para kritik berpendapat bahwa proses yuridis yang dilakukan, karena sifatnya yang pribadi dan hampir otonom, berlawanan dengan preseden yang ditemukan dalam Kitab Suci dan ajaran-ajaran organisasi ini sendiri[97] dan dapat digunakan secara sembarang bila ada konsensus di antara segelintir orang saja untuk menggunakan wewenang mereka.[98] Laporang tentang pelecehan seksualPara pengritik telah menuduh bahwa Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan kebijakan-kebijakan organisasi yang mempersulit anggota-anggotanya melaporkan kasus pelecehan seksual. Agar sebuah laporan pelecehan dapat dianggap “terbukti” (hingga dapat dikenai disiplin hukum sidang), harus ada dua orang Saksi-Saksi Yehuwa atau pengakuan oleh si tertuduh (hanya dalam kasus-kasus tidak adanya bukti pelecehan secara fisik).[99][100] Sejumlah korban pelecehan seksual juga menyatakan bahwa ketika melaporkan hal itu mereka disuruh tutup mulut untuk menghindari rasa malu pada pihak si terdakwa dan organisasi.[101][102] Kebijakan resmi mengenai perlindungan anak untuk Saksi-Saksi Yehuwa, yang membahas prosedur-prosedur pelaporan kasus pelecehan seksual anak-anak, menyatakan bahwa para penatua menaati semua tuntutan hukum untuk melaporkan para pelaku pelanggaran seksual, termasuk pelaporan tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar atau tidak beralasan apabila dituntut oleh hukum dan bahwa mereka harus mengenakan disiplin kepada pelaku pedofilia. Kebijakan ini juga menekankan hak si korban untuk memberitahukan pihak yang berwenang bila mereka mau melakukan hal itu.[103] Sebuah artikel Diarsipkan 2021-03-12 di Wayback Machine. tentang penanganan kasus-kasus pelecehan seksual anak mengakui hal ini, dan menyatakan bahwa, "Lembaga Menara Pengawal merekomendasikan bahwa orang tua atau wali si korban — atau bahkan si tertuduh itu sendiri — melaporkan pelecehan ini kepada polisi." Penggunaan internetLembaga Lembaga Menara Pengawal telah memerintahkan Saksi-Saksi Yehuwa agar berhati-hati dalam menggunakan Internet karena tersedianya apa yang dianggap oleh Saksi-Saksi Yehuwa sebagai informasi yang "berbahaya". Ini dapat mencakup informasi yang tak dapat diterima berdasarkan alasan-alasan moral seperti misalnya pornografi, tetapi juga informasi yang dianggap 'murtad'. Kata 'murtad' diberikan makna khusus oleh Saksi-Saksi Yehuwa, untuk merujuk kepada orang-orang yang meninggalkan agama mereka berdasarkan masalah-masalah doktrin ketimbang pengertian yang lebih luas yaitu orang-orang yang berpindah agama ataupun aliansi politik.[104] Sebuah terbitan Menara Pengawal tahun 2000 menyatakan, "beberapa orang yang murtad telah menggunakan Internet untuk memberitakan informasi palsu mengenai Saksi-Saksi Yehuwa. Akibatnya, ketika orang-orang yang tulus melakukan riset tentang keyakinan-keyakinan kita, mereka mungkin menemukan propaganda murtad. Menghindari hubungan dengan lawan-lawan ini akan melindungi kita dari pemikiran mereka yang korup."[105] Sementara Saksi-Saksi Yehuwa mendefinisikan keberadaan informasi yang "berbahaya" itu, para kritiknya mendefinisikan semua informasi yang akurat sebagai informasi yang sah. Apa yang dianggap oleh Saksi-Saksi Yehuwa sebagai "propaganda murtad", dianggap oleh para kritiknya sebagai sudut pandang alternatif, yang harus dipertimbangkan untuk mengklaim bahwa seseorang memiliki suatu sudut pandang yang utuh. Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa Kitab Suci seperti misalnya 2 Yohanes 8-11 berlaku untuk "orang-orang murtad" seperti itu dan karenanya mereka sendiri harus "waspada" terhadap dan tidak penah "menerima" ajaran-ajaran seperti itu dalam bentuk apapun.[106] Para kritik telah menyatakan bahwa peringatan terhadap penggunaan Internet ini adalah sebuah contoh tentang "kontrol lingkungan ".[107] Dalam hal ini, lembaga mengontrol anggota-anggota dengan membaasi informasi negatif mengenai dirinya.[108] Saksi-Saksi Yehuwa menanggapi kritik seperti itu dengan menyatakan bahwa perpustakaan-perpustakaan cabang, yang dapat diakses oleh ribuan Saksi-Saksi Yehuwa dan pengunjung, memiliki buku-buku yang berbicara negatif tentang Saksi-Saksi Yehuwa.[109] Asosiasi dengan PBBPada 8 Oktober 2001, sebuah artikel diterbitkan dalam suratkabar Inggris Guardian yang mempertanyakan pendaftaran Watchtower Bible and Tract Society sebagai sebuah organisasi non pemerintah (LSM) pada Departemen Informasi Masyarakat PBB dan menuduh bahwa Lembaga Menara Pengawal munafik.[110] Alasan untuk kritik ini ialah bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sejak lama telah mengajarkan bahwa PBB adalah “gambaran binatang buas” yang dirujuk dalam Wahyu 13:1-18 dan penggenapan kedua tentang " Pembinasa keji" dari Matius 24:15.[111][112] Doktrin Saksi-Saksi Yehuwa jelas mengungkapkan bahwa mereka perlu berhati-hati dalam membentuk ikatan-ikatan sukarela dengan organisasi-organisasi yang tujuan-tujuannya bertentangan dengan penafsiran mereka atas Kitab Suci.[113] Dalam beberapa hari seelah terbitnya artikel tersebut, Lembaga Menara Pengawal Kitab Suci dan Risalat mengajukan permohonan resmi untuk melepaskan hubungannya dengan PBB,[114] dan menerbitkan sepucuk surat yang menyatakan bahwa alasannya untuk berhubungan dengan Departemen Informasi Publik PBB adalah untuk mengakses sumber-sumber perpustakaan, dan bahwa mereka tidak menyadari perubahan dalam bahasa yang dikandung dalam kriteria untuk asosiasi LSM.[115] Keanggotaan sebagai LSM tidak dibutuhkan untuk mengakses perpustakaan-perpustakaan Departemen Informasi Publik PBB,[116] sementara tujuan keanggotaan adalah “meningkatkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan aktivitas-aktivitas PBB." Namun, hubungan dengan Departemen Informasi Publik sebagai LSM tidak berarti menjadi bagian dari PBB.[117] Rujukan
Pranala luarSumber-sumber positif atau netral
Sumber-sumber kritis
|