Gerakan mendukung Konstitusi 1969 muncul setelah hasil referendum kedaulatan 1967, ketika 99,19% penduduk Gibraltar memilih untuk tidak berada di bawah kedaulatan Spanyol dan mempertahankan hubungan dengan Britania Raya, dengan institusi lokal demokratis dan Britania mempertahankan tanggung jawabnya saat ini.
Pembukaan
Fitur utama Konstitusi Gibraltar 1969 adalah Pembukaan Order in Council yang mengawali Konstitusi ini:
Bahwa Gibraltar adalah bagian dari jajahan Britania Raya dan Pemerintah Britania Raya telah memberi jaminan kepada rakyat Gibraltar bahwa Gibraltar akan tetap menjadi bagian dari jajahan Britania Raya kecuali dan sampai Undang-Undang Parlemen menyatakan sebaluknya, dan lebih lanjut bahwa Pemerintah Britania Raya tidak akan pernah memasuki persetujuan bahwa rakyat Gibraltar akan berada di bawah kedaulatan negara lain dan bertentangan dengan keinginan rakyat yang bebas dan demokratis.
Sudah diperlihatkan bahwa Pembukaan ini adalah "pernyataan tunggal paling utama terhadap kedaulatan Gibraltar sejak penandatanganan Perjanjian Utrecht".[2]
Sesuai permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Spanyol dan Britania Raya telah memulai pembicaraan buntu tentang Gibraltar selama tiga tahun sebelumnya. Sejak 1954, Pemerintah Spanyol di bawah kepemimpinan diktatorFrancisco Franco telah menerapkan peraturan yang semakin restriktif dalam membina hubungan dengan Gibraltar. Pada tanggal 24 Juli 1968, mereka menyampaikan keluhan kepada Sekretaris Jenderal PBB bahwa pembicaraan konstitusional adalah "rintangan lain terhadap solusi masa depan Gibraltar", sebuah pernyataan yang ditolak oleh Pemerintah Britania Raya.".[2]
Konstitusi ini diterbitkan tanggal 30 Mei 1969 dan langsung diberlakukan. Pemilihan umum dijadwalkan pada tanggal 30 Juli. Pemerintah Spanyol menyebut pengumuman ini sebagai pengabaian terbuka oleh pemerintah Britania Raya terhadap resolusi PBB dan pelanggaran Perjanjian Utrecht. Tanggal 6 Juli 1969, keputusan menutup perbatasan darat antara Spanyol dan Gibraltar ditetapkan. Keesokan harinya, keputusan ini diberlakukan.[3]
Penutupan perbatasan ini, disertai berbagai pembatasan lainnya, merupakan tekanan besar bagi penduduk Gibraltar, yang sadar bahwa di seberang perbatasan terdapat kekuatan asing yang keras dan mengancam. Penutupan perbatasan ini berlangsung selama tiga belas tahun dan dianggap oleh rakyat Gibraltar sebagai yang terakhir dari serangkaian pengepungan oleh Spanyol untuk mewujudkan penyerahan kota ini.
Jackson, William (1990). The Rock of the Gibraltarians. A History of Gibraltar (edisi ke-2nd). Grendon, Northamptonshire, UK: Gibraltar Books. hlm. page 316. ISBN 0-948466-14-6.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan (link)