Kadarusman Kadi
Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Kadarusman Kadi (23 Desember 1927 – 12 November 1991) adalah seorang perwira militer, birokrat, dan politikus dari Indonesia. Masa kecilKadarusman lahir pada tanggal 23 Desember 1927 di Batavia, ibu kota Hindia Belanda. Kadarusman memulai pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (sekolah dasar untuk pribumi) pada tahun 1934 dan lulus pada tahun 1941. Ia melanjutkan ke Hogereburgerschool, namun terhenti pada tahun 1942 akibat invasi Jepang ke Hindia Belanda. Ia lalu pindah ke Sekolah Menengah Pertama di Jakarta dan lulus pada tahun 1944. Ia meneruskan pendidikan menengahnya ke Sekolah Menengah Teknik dan keluar dari sekolah tersebut pada tahun 1945 karena Revolusi Nasional Indonesia yang sedang berlangsung.[1] Karier militerSetelah meninggalkan pendidikan tekniknya, Kadarusman bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat pada tahun 1945 dan ditempatkan sebagai Komandan Seksi. Kadarusman memegang berbagai jabatan di lingkungan Angkatan Darat hingga tahun 1949. Kadarusman lalu dipindahtugaskan ke Komando Pelabuhan Tanjung Priok setelah revolusi berakhir. Beberapa tahun kemudian, Kadarusman kembali menerima pemindahan tugas dari Jakarta ke Jawa Barat. Ia memegang jabatan sebagai Komandan Kompi I Siliwangi hingga tahun 1955.[1] Kadarusman menempuh Kursus Perwira Lanjutan Satu pada tahun 1955, kursus Lanjutan Perwira Satu pada tahun 1956, dan melanjutkan pendidikan menengah atasnya yang sempat terhenti di Sekolah Menengah Atas Bagian B. Ia berhasil lulus dari SMA pada tahun 1956 dan kembali bertugas di militer sebagai Komandan Latihan Bentara Intelligence Angkatan Darat Kodam Siliwangi. Ia lalu dimutasikan ke Staf Umum Kodam sebagai Kepala Biro beberapa waktu kemudian.[1] Pada tahun 1960, terkait dengan keterlibatan Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian di Kongo, Batalyon Garuda II dibentuk dengan komandan Letkol Solihin G. P. Kadarusman ditempatkan sebagai perwira seksi I di Batalyon tersebut. Setelah batalyon kembali dari daerah tugas, Kadarusman memperoleh promosi sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri 321 yang berkedudukan di Majalengka. Jabatan tersebut tidak dipegang dalam waktu lama, karena ia dipindahkan ke Komando Daerah Militer XVIII/Cenderawasih yang baru saja dibentuk. Ia menjabat sebagai Kepala Staf Distrik Militer (Kasdim) 1711. Ia kembali ke Jawa Barat dan ditempatkan di Ciamis sebagai Kasdim.[1] Kadarusman berupaya untuk meneruskan pendidikan formalnya dengan belajar di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung. Setelah tiga tahun belajar di sana, pada tahun 1967 Kadarusman harus keluar dari IKIP karena penugasan militer. Ia lalu diperintahkan untuk mengikuti Kursus Intelijen Strategis di Amerika Serikat pada bulan September 1967 dan lulus pada tahun 1968.[2] Setelahnya, Kadarusman ditunjuk sebagai Komandan Batalyon Infanteri 315 dari 17 Februari hingga 1 April 1968.[3] Ia dipindahtugaskan sebagai Komandan Distrik Militer Majalengka dan menjabat hingga 1969.[4] Pada tahun 1969, Kadarusman diperintahkan untuk menempuh kursus reguler di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Ia lulus dari Seskoad pada tahun 1970 dan menjabat sebagai Wakil Asisten 2 Kepala Staf Daerah Militer Siliwangi. Dari Kodam Siliwangi, Kadarusman dipindahkan ke Staf Umum Angkatan Darat dan bekerja sebagai perwira pembantu. Beberapa saat kemudian, Kadarusman kembali ke Kodam Siliwangi dan dipromosikan menjadi Asisten 1 Kepala Staf Daerah Militer Siliwangi.[1] Karier di bidang birokrasiPada tanggal 15 Mei 1975, Kadarusman dilantik sebagai Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Jawa Barat, menggantikan Achmad Adnawidjaja yang ditarik ke Departemen Dalam Negeri.[5] Selama menjabat sebagai Sekwilda, Kadarusman mengeluarkan peringatan keras bagi pegawai negeri sipil yang anaknya terlibat dalam kegiatan anti pemerintah dan menyatakan bahwa sanksi administratif dapat dikenakan terhadap mereka.[6] Seperti pendahulunya, pada tahun 1981 Kadarusman ditarik ke Departemen Dalam Negeri dan menjabat sebagai Direktur Pengamanan Dalam Negeri di Direktorat Jenderal Sosial Politik. Jabatan tersebut dipegangnya dalam waktu singkat, karena pada bulan September 1982 Kadarusman ditetapkan sebagai Direktur Jenderal Pengembangan Desa.[3] Kadarusman mengakhiri dinasnya di Departemen Dalam Negeri pada bulan September 1984 dan digantikan oleh Adnan Widodo.[7][8] Pensiun dan wafatSetelah pensiun dari Departemen Dalam Negeri, Kadarusman dicalonkan oleh Golkar sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari daerah pemilihan Jawa Barat. Kadarusman berhasil terpilih dan ia dilantik sebagai anggota dewan pada tanggal 1 Oktober 1987. Selama berkarier di DPR, Kadarusman duduk sebagai anggota Komisi I DPR dan Badan Kerja Sama Antar Parlemen.[9] Kadarusman wafat pada tanggal 12 November 1991 di Rumah Sakit Carolus Jakarta akibat penyakit kanker hati yang dideritanya sejak lama. Jenazahnya disemayamkan di Gedung DPR/MPR dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.[9] KeluargaKadarusman menikah dengan Siti Sulastri dan memiliki delapan orang anak.[9] Salah seorang anaknya, Tetty Kadi, merupakan seorang penyanyi terkenal yang menjabat sebagai anggota DPR periode 2009 – 2014.[10] Penghargaan[1]
Referensi
|